iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Tuguran Pada Kamis Putih

Tuguran Pada Kamis Putih
Foro: Koleksi Pribadi Lusius Sinurat | Cimahi 2011
Hari Kamis Putih adalah momentum menyadari kekayaan Perjamuan Kudus, terutama:
  1. Saat Tuhan Yesus mengadakan Perjamuan Malam Terakhir,
  2. Saat Tuhan menetapkan dan mewariskan kepada kita EKARISTI kudus.
Pada Kamis Putih, Gereja juga mengenang sakramen Imamat dan rahmat communio yang berdasarkan kasih Allah sendiri.
  1. Semangat kasih dan pelayanan terutama ditampakkan dalam upacara pembasuhan kaki.
  2. Sesudah perayaan Ekaristi diadakan prosesi dan tuguran di hadapan Sakramen Mahakudus (yang ada di sibori, bukan monstran)
Berbeda dari adorasi biasanya, tuguran pada Kamis Putih berfokus pada renungan akan Tuhan Yesus yang memasuki kisah sengsara-Nya, mulai di Getsemani, ditangkap, diadili, dst. Lonceng didentangkan saat gloria, sesudah itu tidak boleh lagi ada suara lonceng hingga Malam Paskah.

Tetapi pada Hari Kamis Putih sebenarnya kita mengadakan penghormatan kepada Sakramen Mahakudus yang akan dipindah tempatkan ...maka yang pas memang sibori. Tetapi kalau tidak ada pemindahan sakramen, dan Sakramen Mahakudus ditahtakan di altar untuk sembah sujud, maka memang yang dipakai adalah mostrans.

Monstrans ... dari bahasa Latin artinya menunjukkan; maka sebenarnya itu dipakai untuk upacara Adorasi atau Salve.

Aturan Liturgi secara spesifik MELARANG eksposisi Sakramen menggunakan Monstrans pada tuguran Kamis Putih (Lihat "PASCHALES SOLEMNITATIS", Kongregasi Ibadat Suci 1988, no. 55).