iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Tak Sekedar Biji Sesawi - 8


IMAN BERTUMBUH DARI BERKATA-KATA

Iman yang benar berasal dari mendengar, ketaatan dan kasih. Kita membuka roh kita bagi suara Allah dengan cara mempunyai hati yang terbuka dan tanggap dalam mendengar dan mentaati Firman karena kita mengasihi Dia dan Dia mengasihi kita.

Karena kasih ini iman dapat bekerja. Tanpa kasih iman akan berhenti bertumbuh. Mendengar, mentaati dan mengasihi adalah 3 bahan penting dalam pertumbuhan iman. Dari sini kita sekarang menambah bahan penting yang keempat - ucapan.



1. Iman Allah

Dalam Markus 11:22 dan 23, Yesus mengajar murid-muridNya, "... percaya pada Allah". Terjemahan kata per kata adalah "milikilah iman Allah ... Aku berkata padamu, barangsiapa berkata pada gunung ini ..." Yang ingin disampaikan di sini adalah implikasi dari iman Allah adalah iman yang diucapkan.

Dalam Kejadian pasal 1 Allah berkata : "Jadilah terang lalu terang itu jadi". Allah berkata "Jadilah ..." - dan terjadilah! Iman Allah adalah iman yang berkata-kata atau iman yang diucapkan. Iman yang diucapkan adalah iman yang lebih tinggi dari pada iman yang meminta.

Untuk meminta, membutuhkan iman tetapi ada iman yang melebihi permintaan yaitu iman yang berkata-kata, "Aku berkata kepadamu barangsiapa berkata pada gunung ini: beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya".

Dalam bahasa Yunani dikatakan: "Siapa yang percaya apa yang dikatakannya sudah terjadi, maka ia akan mendapatkan apapun yang ia katakan".


2. Ucapkan Apa yang Dikatakan Allah

Perkembangan dan Pertumbuhan iman berhubungan dengan kata-kata yang keluar dari mulut anda. Amsal 4:20-22 menuliskan :

"Hai anakKu, perhatikanlah perkataanKu, arahkan telingamu kepada ucapanKu; janganlah semuanya itu menjauh dari matamu, simpanlah itu di lubuk hatimu. Karena itulah yang menjadi kehidupan bagi mereka yang mendapatkannya dan kesembuhan bagi seluruh tubuh mereka".

Kalau anda mendapat Firman Allah dan mengucapkannya, Firman itu menjadi kehidupan dan kesembuhan bagi anda. Terjemahan bahasa Spanyol dari Amsal 6:2 menuliskan : "Engkau terjerat dengan perkataan mulutmu!" (dalam terjemahan KJV ditulis "terjerat" atau "terjerumus").

Salomo menjelaskan bahwa apa yang kita ucapkan dapat mengutuk atau memberkati kita dan hal itu dikatakan langsung dalam Amsal 18:21 : "Hidup dan mati dikuasai lidah ... "

Penekanan Salomo dalam Amsal 10:11 bahwa "mulut orang benar adalah sumber kehidupan", mengatakan bahwa kita dapat terjerat oleh kata-kata kita sendiri dan kita juga bisa diselamatkan/dibebaskan oleh kata-kata yang kita ucapkan.


Iman mulai bertumbuh saat kita berkata: "Inilah apa yang dikatakan Allah".

Wahyu 12:11 mengatakan tentang sekumpulan orang suci yang "... telah mengalahkan iblis oleh Darah Domba dan oleh Perkataan Kesaksian mereka..." - yaitu ucapan pengakuan mereka. Iblis selalu gentar setiap kali kita meyakinkan apa yang Allah katakan.

Paulus mengetahui kuasa dari ucapan, dan dalam Roma 10:8-10 kita diingatkan "Firman itu dekat kepadamu, yakni dimulutmu dan didalam hatimu; itulah Firman iman yang kami beritakan.

Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu bahwa Yesus adalah Tuhan dan percaya dalam hatimu bahwa Allah telah membangunkan Dia dari orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan".

Kata "diselamatkan" pada ayat 9 dalam bahasa Yunani disebut sozo yang diterjemahkan menjadi "engkau akan disembuhkan" ; pada ayat lain "dosa-dosamu akan diampuni" atau engkau akan dipulihkan/disempurnakan.

Sozo adalah kata yang dipakai oleh Roh Kudus untuk menyatakan segala kegunaan/manfaat penebusan yang berlaku bagi kita, anak-anak Allah. Segala sesuatu yang disediakan di kayu salib itu akan kita dapatkan sesuai dengan pengakuan kita.



Selengkapnya:  1  | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11

Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.