iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Tak Sekedar Biji Sesawi - 9

3. Percaya Akan Apa yang Anda Katakan

Kita mendapatkan apa yang kita ucapkan. Saat kita menghadapi suatu situasi maka tanggapan hati kita tersalurkan melalui mulut dan kita mengucapkan apa yang kita percayai.

Yesus menegur orang-orang Farisi tentang perkara ini dalam Matius 12:34-37 : "Karena yang diucapkan mulut, meluap dari dalam hati. Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum".

Jika kita merasa gejala suatu penyakit dan bila tanpa ragu-ragu kita mengatakan bahwa kita akan sakit, maka kita akan benar-benar menjadi sakit! Beberapa orang yang kesepian dan sedih menggunakan penyakit menjadi sarana untuk mendapat belas kasihan dan perhatian.

Kehidupan semacam ini dibangun dari perhatian yang didapat karena suatu penyakit. Dan mereka akan terus mendapat penyakit itu karena keyakinan yang kuat dari perkataan pengakuan mereka hari demi hari.

Dari segi positif, kita dapat menggunakan cara ini juga, jika kita mengerti prinsip-prinsip. Jika kita mengaku dengan mulut kita apa yang dikatakan Allah dan mempercayaiNya dalam hati kita maka kita akan menerima apa yang kita katakan.

Jika Firman Allah diam dalam hati dan kita memelukNya, maka jika tantangan datang, dengan segera kita meneriakkan kemenangan bukan kekalahan. Maka kitapun akan mendapatkan apa yang kita katakan yaitu KEMENANGAN!


4. Contoh-contoh Dari Iman yang Diucapkan

a. Abraham

Kita dapat melihat pinsip pengakuan iman yang positif dari Abraham yang tercatat dalam Alkitab di Roma 4:17-22. Allah telah berjanji untuk membuat Abraham bapa dari segala bangsa.

Meskipun Abraham berumur lebih dari 100 tahun dan sangat tidak mungkin baginya untuk mempunyai seorang anak, namun imannya tidak menjadi lemah. Imannya juga tidak gentar dengan mandulnya Sarah. "Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah".

Ini berarti bahwa ia tetap memuji Allah karena janji yang diberikan Allah padanya, mengakui apa yang telah Allah katakan dan memuliakanNya. Abraham telah mendengar Firman; "... dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan ...".

Abraham menyatakan pelaksanaan Firman yang ada di dalamnya. Dia mungkin berkata, "Haleluyah Allah sudah menjanjikan seorang anak bagiku dan aku akan mempunyai seorang anak. Meskipun saya berumur 100 tahun dan Sarah berumur 90 tahun tapi aku akan tetap mempunyai anak.

Muliakan Tuhan!" Karena Abraham mengakui Firman itu walaupun keadaannya tidak mendukung maka, " ... karena itu hal ini diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran" (ayat 12).

b. Allah

Dalam Roma 4:17 kita melihat pernyataan terhadap Allah, "Allah menghidupkan orang mati dan menjadikan dengan FirmanNya dari apa yang tidak ada menjadi ada". Kalau Allah mengatakan sesuatu itu `ada' meskipun tampaknya `tidak ada', Dia percaya bahwa sesuatu itu `ada'. 

Allah tidak mempunyai keraguan dalam hatiNya, dan apa yang dikatakanNya terjadi! atau Allah melakukan ini, mengapa kita tidak? Mengapa sebagai anak-anak Allah kita tidak melakukan apa yang Allah lakukan? Jika FirmanNya datang pada kita maka lakukanlah itu.

c. Yesus

Saat ini Yesus sendiripun sedang duduk dalam iman, mengucapkan hal-hal yang sepertinya tidak ada. Allah Bapa berkata pada Tuhan Yesus : "Duduklah di sebelah kananKu sampai Kubuat musuh-musuhMu menjadi tumpuan kakiMu" (Mzm 110:1). 

Yesus telah mempunyai janji itu sejak dahulu kala dan kekal. Alkitab mengatakan bahwa Ia didudukkan di sebelah kanan Allah Bapa, mengharapkan dalam iman bahwa semua musuhNya menjadi tumpuan kakiNya. 

Dalam melanjutkan pelayanan iman, Ia duduk dalam ketenangan dan kesejahteraan karena mengetahui bahwa Ia akan melihat buah-buah dari imanNya yang akan dinyatakan di bumi ini, walaupun pemenuhan janji itu berlangsung berabad-abad lamanya.


Selengkapnya:  1  | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11

Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.