iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Si vis Pacem Para Bellum !



"Si vis pacem para bellum !" Begitulah semboyan para kaisar di era kekaisaran Romawi kuno saat memicu semangat pasukannya yang sedang berperang. Dalam bahasa Indonesia ajakan di atas bisa diterjemahkan begini,"Kalau mau damai, maka bersiaplah untuk perang!"

Perang dan Damai adalah dua situasi kontradiktif. Di satu sisi, perang hanya akan berkesudahan setelah tercipta perdamaian. Namun di sisi lain perdamaian tak membutuhkan perang agar ia terjadi.

Pendek kata, damai tidak pernah mengisyaratkan perang. Sebaliknya, justru perang harus berakhir dengan damai. Ini syarat mutlak dalam menuntaskan perang. Sebab setiap orang pasti merindukan damai, apalagi dalam situasi perang; akan tetapi tak seorangpun merindukan perang di saat ia mengalami damai.

"Si vis pacem para bellum !" dengan demikian adalah ajakan yang memiliki muatan psiko-sporotual yang mendalam, yakni agar kita semua MENGUSAHAKAN PERDAMAIAN SETIAP SAAT DAN MEMANDANG SITUASI SAAT INI SEAKAN-AKAN SEDANG DILANDA PERANG!

Begitu pentingnya perdamaian, betapa mendesaknya situasi damai, betapa vitalnya kedamaian dalam hidup kita, sehingga, sama seperti mencintai, kita harus setiap saat memperjuangkannya.

Salam Damai !
Selamat istirahat dalam damai Tuhan!
God bless you all !

Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.