iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Menulislah Karena Anda Bisa Berbicara

Menulislah Karena Anda Bisa Berbicara

Kalau seseorang bisa berbicara maka ia pasti bisa menulis, minimal menulis apa yang belum/sudah ia bicarakan; dan kehadiran internet dan terutama media sosial sangat membantu untuk menulis.

Sayangnya media sosial yang semestinya membantu kita menuliskan berbagai ide kreatif kita, justru sering kita biarkan sebagai kertas putih yang kosong melompong; dan kalaupun diisi maka isinya tak lebih dari sekedar pajangan foto atau postingan orang lain (tautan).

Atau, dengan cara yang berbeda, kita juga kerap lupa menuliskan ide kita sendiri sembari membiasakan diri "mencuri" ide orang lain.


Parahnya ide orang lain yang kita 'curi' itu kerap kita klaim sebagai ide murni kita sendiri sehingga kita merasa tak perlu izin atau mencantumkan nama si empunya di postingan kita.

Plagiarisme pun semakin marak, bahkan pencurian ide 100% semakin jamak terlihat. Sedemikian parah hingga kaum skeptis mengatakan, "Semakin pesatnya pertumbuhan jumlah plagiator telah mengiring opini bahwa bukan kebiasaan plagiarisme yang harus diperbaiki, melainkan undang-undang tentang plagiarismelah yang harus diperlonggar."

Maka, lagi-lagi para penulis yang selalu menyuarakan isi pikiran dan hatinya harus mengalah seperti mengalahnya mahasiswa/i saat skripsi atau tesisnya diklaim dosen pembimbingnya sebagai karya agungnya. Belum lagi jabatannya sebagai dosen begitu mulus hingga cepat menjadi profesor kerapkali digapai dengan kebiasaan mencuri ide anak didiknya itu.

Maka kita tak terkejut lagi ketika banyak profesor yang nyaris tak mampu menulis, apalagi membahasakan omongannya sendiri. Juga kita tak akan habis pikir ketika profesi sebagai guru atau dosen, atrau pengajar pada umumnya justru dicapai lewat kolusi dan nepotisme; dan sebaliknya telah mengabaikan kualitas personal orang bersangkutan.

Internet telah membuat kita lebih mudah mencari sesuatu atau seseorang. Google bahkan telah mirip-mirip Tuhan yang mahatahu segalanya, hingga kita tak lagi mudah percaya pada orang di hadapan kita.

Pertanyaan sederhana ini selalu mengusik... "Apakah segala hal yang dipublikasi otomatis menjadi miliki publik, bahkan semua orang bisa mengklaim itu miliknya?" Wah, kalau keyakinan ini sungguh terjadi, maka setiap orang yang hendak menulis akan mengurungkan niatnya.

Ya, tentu saja. Karena begitu tulisannya dipublikasi, maka otomatis ia akan kehilangan idenya. Semoga saja bukan hal ini yang terjadi dengan kita.


Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.