iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Deklarasi Rantinus-Sodikin Bukan Sekedar Sensasi

Pastor Rantinus Manalu
Tanggal 30 Juni Pasangan Balon Pastor Rantinus Manalu dan Ustadz Sodikin Lubis dideklarasikan. Tanggal 2 Juli saya tulis opini saya tentang realitas di atas dengan judul "Mengutus Ulang Seorang Rantinus"

Lucunya beberapa teman yang tidak mengikuti perjalanan pencalonan Rantinus Manalu dan Sodikin Lubis ada yang marah-marah ke saya.

Kata mereka: "Anda kok mendukung seorang imam meninggalkan imamatnya?" 

Ada juga tuduhan beginian, "Hanya orang Katolik yang kerdil dan licik yang mendukung seorang pastor menjadi bupati".

Whatever deh. Aku enggak sempat menanggapi komentar-komentar mereka di kolom-kolom komentar yang bahkan tersembunyi dibalik komentar yang lain. Belum lagi ketika komentar itu justru ramai saat tulisanku yang singkat itu dire-post atau dibagikan oleh teman FB yang lain.

Sebetulnya perdebatan ini menurutku udah tuntas. Bahkan, andai saja komentar-komentar atas tulisan kita otak-atik sebagai lembaran "survey" maka kita hanya menemukan jumlah yang pro dan jumlah yang kontra. 

Kini, bukan saatnya lagi mempersoalkan aturan gereja (KHK), karena orang bersangkutan, sebab Rantinus Manalu (tanpa embel-embel pastor) dan Ust. Sodikin Lubis sudah mendeklarasikan pencalonan mereka pada hari Kamis, 30 Juni 2016 sebagaimana dicatat oleh Harian Andalas.

Inilah alasan mengapa tulisanku pada tanggal 2 Juli 2016 (alamat link di atas atau klik link gambar di bawah postingan ini) tak membahas persoalan "boleh atau tidak boleh seorang pastor menjadi pejabat publik", karena jawabannya pasti TIDAK BOLEH.

Lantas, gimana dong supaya BOLEH ?
Gereja (uskup) sudah memberi jawaban "TIDAK MENGIZINKAN" (surat tertanggal 25 Juni 2016). ---- terlampir juga di tulisanku di blog yang sama.

Faktanya, jawaban TIDAK dari gereja tak memengaruhi pencalonan Rantinus Manalu (mungkin ada pertimbangan khusus dari bapak uskup untuk beliau), sebab 5 hari setelah Jawaban Uskup / Gereja keluar (25/6), Rantinus Manalu dan Sodikin Lubis justru mendeklarasikan pencalonan mereka pada tgl 30 Juni 2016 di Jalan Padang Sidimpuan Km 8,5 No 138, Sibuluan Indah, Tapteng (sumbernya Koran Cetak SIB, 2/7 dan Harian Andalas, 4/7).

Dengan demikian perdebatan boleh dan tidak boleh tidak akan dilayani lagi terkait postinganku tentang Rantinus Manalu. Saya pribadi tetap mendukung beliau, karena sejauh ini juga tak ada larangan dari Gereja untuk mendukungnya.

Benar, tak ada jaminan Tapteng akan lebih baik jiak ia jadi bupati. Tetapi animo masyarakat Tapteng agar ia rela menjadi pemimpin di Tapteng (telah bergema sejak April 2016 di berbagai koran, termasuk majalah HIDUP Katolik).

Bila Santo Ambrosius yang awam akhirnya "mengalah" juga saat diminta Umat Milano jadi uskup, lantas mengapa seorang Rantinus Manalu tak mau "mengalah" untuk masyarakat yang meminta bantuannya?

Sungguh, aku tak mau masuk kedalam pergolakan hati seorang Rantinus Manalu. Itu urusannya: dengan dirinya, dengan gereja (bapak uskup, rekan imam dan umat Keuskupan Sibolga), bahkan dengan Tuhan-nya.

So, sukses terus, brother Rantinus Manalu. Aku berdoa agar saudara kelak sungguh menjadi bupati untuk masyarakat Tapteng yang "tak mau lagi dibohongi" dan berharap pengalaman sebagai imam dengan tugas pokok memimpin, mengajar dan menguduskan umat, ditambah pengalaman mengadvokasi kebutuhan masyarakat miskin dan terpinggirkan (bersama sobatmu Sodikin Lubis) akan menjadi warna kepemimpinanmu.

Kata-katamu saat deklarasi ini akan tetap diingat masyarakat Tapteng:
  • “Saya bersama Ustaz Sodikin maju di Pilkada Tapteng atas dukungan dan dorongan dari masyarakat untuk perbaikan Tapteng ke depan.”
  • “Lebih dari sikap ketegasan Ahok akan saya lakukan dalam memimpin pemerintahan, untuk memberikan keadilan, memperjuangkan hak dan meningkatkan kesejahteraan rakyat didaerah ini."
  • "Saya lihat selama ini, kepemimpinan di Tapteng belum berpihak kepada masyarakat. Keinginan masyarakat tidak terealisasi, penyerobotan lahan dan akan melakukan perubahan sistim birokrasi dan masih banyak lagi."
Sekali lagi...
Sukses untukmu, saudaraku Rantinus Manalu !


Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.