iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Bunga, tak Sekedar Cinta Untuk Ahok

Bunga, tak Sekedar Cinta Untuk Ahok

Bagi banyak orang yang sangat jarang mengalami cinta, baik dicintai maupun mencintai tak mudah memahami mengapa begitu banyaknya orang yang mengirimkan bunga untuk Ahok Djarot di sisa 6 bulan masa kepemimpinannya sebagai gubernur DKI Jakarta.

Para lawan politik Ahok, khususnya mereka yang telah dibutakan oleh rasa iri dan benci kepada Ahok, terutama keberaniannya memisahkan hitam dan putih di dunia politik.

Tentu kita tak membahas si pembenci. Tapi mari kita berdiskusi tentang mereka yang dipenuhi cinta.

Saya tak pernah lupa pepatah Latin Kuno ini, "Repetitio mater scientiarum est" yang bisa diterjemahkan dengan "pengulangan itu ibunya pengetahuan". Ilmu eksakta, seperti Matematika, Fisika dan Kimia menghadirkan pengulangan lewat latihan-latihan soal; sedangkan ilmu sosial menampilkan pengulangan itu lewat latihan menghafal alias membaca materi tulisan/buku yang sama secara berulang.

Seperti pengetahuan yang dapat diraih dengan cara mengulang dan berlatih, demikian juga cinta hanya akan dirasakan lewat pengulangan. Tentu saja, dalam hal ini scope cinta lebih luas dari pengetahuan.

"Ala bisa karena biasa," kata guru-guruku saat SD dulu. "Witing tresno jalaran soko kulino (cinta tumbuh karena terbiasa)," kata temanku di Semarang. Singkatnya, ketiga ungkapan di atas punya makna biasa, yakni cinta hanya akan bertumbuh dalam pengulangan atau pertemuan-pertemuan antara yang satu dengan lainnya.

Dalam konteks politik saat ini, kita melihat sebuah fenomena aneh: "Paslon Gubernur yang kalah malah didukung secara unik, yakni mengirimkan bunga sebagai ungkapan cinta pendukung kepada jagoannya."

Lantas apa yang membuat rakyat DKI, Indonesia bahkan dunia begitu cinta kepada Ahok?

(1) Ahok punya kebiasaan yang unik dalam mengungkapkan cintanya kepada rakyat yang dipimpinnya. Setiap pagi ia selalu datang lebih awal ke kantornya.

Di sisi lain, warga selalu ramai berdatangan ke kantornya untuk sekedar melihat, berswafoto, dan terutama menyampaikan keluhannya kepada sang gubernur.

Ini cinta. Ada yang membuka pihak hatinya di satu sisi, dan ada pihak lain yang memasuki hati ini. Ahok seakan melengkapi metode blusukan Jokowi, kendati agak bertolak belakang. Kalau Jokowi mendatangan rakyatnya, maka Ahok justru didatangi rakyatnya. Tapi keduanya memang pemimpin yang unik.

Faktanya, Ahok tak sekedar mendengar keluhan. Ia justru gesit dan cekatan menuntaskan masalah warganya. Menurut kesaksian warga, persoalan mereka selalu didengarkan dan dituntaskan oleh Ahok.

Ahok bahkan akan memarahi anak buahnya yang tak gesit memenuhi permintaan warganya. Tak heran, ketika ditemui warga di beranda balaikota DKI Jakarta, ia selalu didampingi asistennya. 

Ini ungkapan cinta yang luarbiasa dari seorang pemimpin kepada warga yang dipimpinnya. Terutama bagi warganya, tipe pemimpin ini adalah pemimpin idaman mereka.

(2) Ahok selalu tunduk pada warga DKI Jakarta yang ia sebut sebagai majikannya, tetapi serentak ia begitu garang kepada elit politik yang memainkan hati 'majikannya' itu.

Untuk mengamankan hak milik dan uang rakyat DKI Jakarta yang adalah tuan atau majikannya itu. Ia menciptakan sistem yang mumpuni dengan memaksimalkan kecanggihan teknologi. Alhasil, ia berhasil, tak saja mengamankan duit sang 'majikan', tetapi juga menggandakan duit mereka (APBD), tetapi juga mendistribusikannya lewat berbagai format pembangunan.

(3) Ahok bersih dari perilaku korupsi yang telah begitu lama dihidupi oleh para pejabat sebelumnya. Sejalan dengan itu Ahok juga transparan dalam hal keuangan dan program-program kerjanya.

Selain bersih dan transparan, Ahok pun sangat profesional dalam menjalankan tugasnya. Bahkan kinerjanya tak hanya dikenal di DKI Jakarta, seantero negeri ini, bahkan dunia pun tahu kehebatannya.

Tak jarang ia menjadi pergunjingan di kalangan lawan politiknya, tetapi disaat yang sama ia justru menjadi perbincangan positif di media lokal, nasional bahkan media dunia.

Intinya, kehadiran Ahok telah berhasil memberi warna baru di dunia perpolitikan di negeri ini. Tentu, disamping 3 poin yang telah diungkapkan di atas masih banyak prestasi hebat lainnya yang dilakukan Ahok.

Tapi intinya, kehadirannya lewat pemikiran, kata-kata dan tindakannya sebagai gubernur DKI Jakarta telah terbukit membuat warga Indonesia dan dunia semakin hari semakin mencintainya.

Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.