iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Ketika Debat Menjadi Stand-Up

Ketika Debat Menjadi Stand-Up
Foto: Dokumentasi Rosi Kompas TV

Setahu saya dari medsos, mestinya paslon 2 Ahok Djarot dan paslon 3 Anies-Sandi yang diundang di acara Debat Kandidat Pemimpin Jakarta di ROSI, sebuah acara talkshow yang dipandu oleh pemimpin redaksi Kompas TV, Rosiana Silalahi. Tapi sayang sekali. Anies-Sandi tiba-tiba ngambek entah kenapa dan memutuskan tidak datang.

Padahal si Taufik, bos Gerindra di DKI Jakarta udah sempat diwawancara KompasTV dan tak ada tanda-tanda akan absen. Ketakutan dari paslon 3 ini pun menjadi bulan-bulanan di media sosial, bahkan bermunculan tagar-tagar bernada sindiran di Twitter oleh kedua pendukung paslon.

Saya sendiri tidak kaget dengan keputusan paslon 3, sebab ketakutan Anies yang digadang-gadang santun itu justru luntur saat berhadapan dengan Ahok di #MataNajwa beberapa hari lalu.

Anies yang merasa hebat dan selalu merasa mampu menguasai panggung saat itu justru terlihat justru dikuasai Ahok. Bagaimana tidak, Anies tak berkutik. Ia begitu fokus menyerang Ahok dan secara tak sadar justru mengamini program Ahok. Saat itu ia bahkan tak punya waktu untuk menjelaskan visi-misi-programnya yang memang kebanyakan nyontek itu.

Nah, tadi malam saya justru kepengen melihat "pembalasan" Anies. Ya, minimal ia mampu tampil lebih tenang dan kembali memakai topeng-topeng penuh senyumnya. Tapi sayang, Anies dan sandi malah udah keder duluan.

Lantas apa yang terjadi tadi malam? Bukan Rosiana Silalahi namanya kalau tak menguasai panggung, apalagi panggung di mana ia menjadi tuan rumah, ROSI.

Dalam sekejap, oleh Rosi, format debat diubah. Debat berubah menjadi panggung istimewa khusus untuk Ahok-Djarot. Rosi kayak ngeledek paslon satu lagi, seakan mengatakan, "Nies-San, lu bedua rugi kagak datang. Tapi enggak apa-apa, lu berdua bisa nonton di televisi kok. Yakin deh bakal terhibur dengan kekocakan Ahok dan Djarot."

Benar saja. Ahok dan Djarot begitu leluasa di panggung ROSI. Selain menggali visi-misi-program palon yang didukung oleh kaum intelektual dan berpikir normal ini, Rosi juga membuat talkshow-nya berjalan santai.

Maka jadilah panggung Rosi dipersembahkan untuk Ahok Djarot. Sisi jenaka, romantis, bahkan kepolosan Ahok Djarot pun terekspose secara kocak. Pokoknya, entah Anda pendukung paslon 2 atau paslon 3, kalau menonton tadi malam, Anda pasti akan terbahak menyaksikan talkshow ROSI tadi malam.

Bagi saya, banyak pelajaran yang dibentangkan di acara ini.

Pertama, soal sinergitas antara perkataan dan tindakan Ahok Djarot. Bila paslon sebelah sering teriak "demi rakyat" akan "memecat Ahok", maka malam tadi justru Anies-Sandi membuktikan kalau mereka pengen jadi gubernur itu hanya "demi dirinya" dan "demi partai pendukungnya". Belum lagi inkonsistensi mereka untuk berani tampil di depan publik.

Kedua, kemampuan menampilkan diri secara jujur. Bila Ahok Djarot tampil apa adanya, jujur pada diri sendiri dan selalu tampil dengan kesederhanaan, maka paslon satu lagi justru terlalu sering memoles wajahnya agar terlihat sumringah, memoles bibirnya agar kata-katanya puitis, dan memoles program Ahok Djarot agar terlihat seolah-oleh menjadi program Anies-Sandi.

Ketiga, bila Anies-Sandi berjibaku memeroti kantong Sandi untuk pendanaan, maka Ahok Djarot justru didanai oleh rakyat DKI Jakarta agar tetap melanjutkan kepemimpinannya mereka.

Intinya, ada 3 poin yang bisa menyadarkan warga Jakarta, yakni konsistensi antara ucapan dan tindakan, kejujuran dan sikap apa adanya, serta cara paslon mengajak keterlibatan warga DKI Jakarta dalam kepemimpinan/pelayanan mereka sebagai gubernur dan wakil gubernur.

Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.