iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Zakir Naik Yang Tak Pernah Naik

Zakir Naik Yang Tak Pernah Naik
Ilustrasi: Situs Islam
"Apakah Anda percaya Yesus itu disalib hingga wafat dan bangkit pada hari ketiga?" begitu biasanya pertanyaan Zakir Naik kepada setiap pendengarnya yang sengaja diundang dari kalangan dari non-Islam, dan terutama Kristen.

Zakir berharap jawaban si penanya adalah "ya". Sebab jawaban bila jawaban "Tidak" yang ia dapatkan, maka ia hanya bisa menanggapi dengan "Allahuakbar!" dan menyuruh orang itu bersyahadat dihadapan publik yang hadir. Dan hal ini juga berarti sorot kamera akan berhenti ke wajahnya. 

Sebaliknya, bila jawabannya adakah "ya", maka Zakir akan melanjutkan pertanyaan berikutnya, "Al Quran menengaskan bahwa Allah tidak membunuh, bahkan anaknya sendiri, Nabi Isa. Allah tak sekejam ini." 

Dalam hatinya, Zakir hampir pasti mendengarkan jawaban, "Betul juga ya. Masak iya Allah sekejam itu? Jangan-jangan Anda benar juga. Saya jadi ragu juga nih kalau Yesus rela disiksa begitu." 

Bila lawan bicaranya beneran bingung, Zakir biasanya akan meneruskan. "Bila Yesus itu disalib dan mati, lalu bangkit hingga menampakkan diri. Terus para pengikutnya mengakui bahwa dia itu Allah. Memang di ayat mana tertulis di Injil bahwa Yesus itu Tuhan? Tak mungkin Tuhan menjadi manusia."

Al Quran dan Islam menegaskan bahwa hanya ada satu Tuhan. Ya, Tuhan itu esa. Maka pertanyaan saya berikutnya adalah, Apakah Anda percaya dengan satu Tuhan?" 

Lagi-lagi, Zakir menggiring si penanya menjawab, "Yes, I believe that God is one!" atau lebih bagus lagi bila dilanjutkan, "Jesus Christ is not a God." Bila jawaban yang ia dengarkan justru "Yes, I believe that Jesus ia a son of God", maka ia akan kecewa. Sebab, rancangannya di pikirannya tak jalan, yakni menggiring orang kalah debat lalu minta bersyahadat.

Nah, jawaban "Saya percaya Tuhan itu Esa", maka pernyataan berikutnya adalah, "Apakah Anda percaya Nabi Isa Tuhan atau utusan Tuhan?" 

Pertanyaan ini biasanya sangat menentukan apakah Zakir terlihat pintar atau malah bloon. Bila jawabannya "Saya tak percaya Yesus itu Tuhan, Dia itu nabi biasa dan jauh dibawah Muhammad" maka ajakannya untuk bersyahadat kepada lawan bicaranya akan berjalan mulus. 

Sebaliknya, bila jawaban, "Ya, saya percaya Yesus itu Tuhan", maka ia akan langsung menutup mic-nya dan menyuruh antrian selanjutnya untuk mendapat kesempatan bertanya: "Pertanyaan Anda sudah habis, Anda bilang mau masuk Islam tapi Anda percaya Isa itu Tuhan." 

Model perdebatan kampungan yang "ad hominem" ala Zakir Naik ini nyatanya masih laku. Kita tahu bahwa perdebatan itu sengaja disetting alias sudah diatur, tetapi di layar televisi semuanya terlihat begitu meyakinkan.

Tak hanya Zakir Naik, Zakir Turun, Zakir Belok, Zakir Terjun, dan Zakir-zakir lain pun melakukan hal yang sama. Bahkan model Pendeta Gilbert Lumoindang, Pdt. Suraji, Paulus Tong, dst pun melakukan hal yang ama. 

Mereka semua punya pengikut sendiri. Ibarat produk makanan, semua punya pelanggan setia yang mengatakan masakan mereka itu enak dan nikmat. Demikian juga dengan Zakir Naik yang memang tak pernah memahami iman orang lain, apalagi mempelajarinya dengan baik. Ia hanya mendengar versinya, bahkan pada ketolololannya sendiri. 

Bagi Zakir Naik, hanya ada satu kebenaran, yaitu Allah mengutus Nabi Muhammad, dan Nabi Muhammad mengutus Zakir Naik menjadi nabi di jaman ini untuk tujuan mengislamkan seluruh dunia. 

Kalau tak percaya, silahkan tonton pidato-pidato Zakir di Youtube dan media internet lainnya. Ia bukan pendebat yang baik. Bila sudah terdesak, Zakir akan selalu bilang, "Kesempatan Anda sudah habis silahkan antrian berikutnya!"seperti yang terjadi di Bekasi saat Naibaho menguji kesabarannya baru-baru ini.

Bacaan:
MUI Minta Zakir Naik Berhati-hati Sampaikan Ceramah di Indonesia
Zakir Naik: Penceramah kontroversial India yang ditanya soal pemimpin non-Muslim

Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.