iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Mamola Pinang

between trust and honesty
Istilah "mamola pinang" (membelah pinang) lazim digunakan orang Batak untuk menyebut petani yang tak punya lahan, atau petani yang menyewa lahan orang lain berlandaskan trust and honesty (cf. Matius 21:33-43).

Secara umum, kesepakatan mengenai biaya sewa adalah dibayar setelah panen. Jadi, hasil panen (subtotal) dikurangi biaya operasional hingga diperoleh keuntungan (total / laba bersih), lalu dibagi dua. Bila hasil panen sebesar 10jt dan biaya opersional sebesar 3jt, maka laba yang harus dibagi adalah 10jt -3jt bagi 2 = 7jt/2 =3,5jt.

Tentu saja antar pemilik lahan dan penyewa lahan boleh membuat kesepakatan-kesepakatan khusus antar-mereka. Namun. sebaliknya, apa yang akan terjadi bila si penyewa justru menyangkal kesepakatan tersebut?

*****

Dengan bahasa yang sangat sederhana, Yesus menjadikan perumpamaan (parable, metafor) tentang Tuan Tanah vs Penggarap/Penyewa Kebun Anggurnya untuk menjelaskan tugas perutusanNya sebagai Juruselamat (Matius 21:33-43).

Secara simbolik, kebun anggur = bangsa Israel; tuan tanah/pemilik kebun anggur = Allah; hamba-hamba = para nabi (sejak Perjanjian Lama hingga datangnya Yohanes Pembaptis), dan anaknya= Yesus. Selanjutnya para penggarap = penyewa lahan yang sepakat untuk berbagi hasil dengan si tuan tanah.

Saat berhadapan dengan penggarap kebun anggur yang jahat, inilah yang dilakukan si tuan tanah atau si pemilik kebun anggur:
  1. Menyuruh hamba-hambanya kepada penggarap-penggarap untuk menagih haknya (ayat 21:34). Andai saja cara ini tak berhasil--di mana si penggarap-penggarap justru memukul dan membunuh hamba-hambanya itu), maka ia menempuh cara kedua.
  2. Mengutus hamba-hamba dengan jumlah yang lebih banyak (ayat 35-36). Bila cara ini juga gagal--para hamba itu ternyata juga dipukul dan dibunuh si penggarap), maka ia akan menempuh cara ketiga.
  3. Menyuruh anaknya sendiri kepada penggarapa itu dengan pengandaian si penggarap pasti segan kepada anaknya (Mat 1:37). Apabila cara ketiga ini pun gagal--di mana si anak justru ditangkap, dibunuh dan dilemparkan keluar kebun anggur hingga si penggarap menginginkan harta warisan si anak (Mat 21:38-39), maka...
  4. Ia sendiri yang akan turun tangan menangani si penggarap yang curang tadi. Inilah yang dilakukan si tuan tanah terhadap si penggarap jahat itu: # membinasakan mereka dan mengambil kebun anggurnya dari mereka; dan # menyewakan kebun anggur tadi kepada penggarap/penyewa lain yang menghormati kesepakatan bersama dalam hal besaran dan waktu untuk berbagi hasil panenan (Mat 21:41).
*****

Hari-hari ini juga masih sangat lazim sewa-menyewa lahan pertanian; begitu juga dengan sewa-menyewa rumah, tempat usaha, aset, etc, tetapi biasanya sudah dilandasi Surat Perjanjian Kontrak (SPK) secara tertulis.

Kendati demikian, tak ada jaminan bahwa kontrak tertulis akan membuat seseorang tak melanggar kesepakatan. Namun, minimal dengan SPK tadi, si tuan tanah akan lebih mudah untuk melanjutkan atau menghentikan kesepakatan perjanjian.

KEPERCAYAAN (trust) dan KEJUJURAN (honesty) menjadi modal utama dalam seluruh aspek kehidupan.

Melupakan salah satu atau keduanya akan berakibata pada hilangnya hak kita: "Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu." (Mat 21:43)


SELAMAT HARI MINGGU
#HappySunday #GodBlessYouAll

Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.