iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Politik Jonaha: Kreativitas yang Mubajir

Politik Jonaha: Kreativitas yang Mubajir


Tak tertahankan juga untuk tidak mengomentari Pilkada Sumut, yang semakin hari semakin mempertontonkan keganjilannya yang bodoh. Saya menyebutnya "politik ala Jonaha", yang menggelinding lewat tindakan tipu-tipu bergaya tolol dari pendukung dan relawan yang telah diindoktrin oleh sang majikan untuk rela mati demi dia.

Secara kebetulan saya teringat hikayat kuno orang Batak tentang Kisah Si JONAHA.

Jonaha adalah seorang anak yang sejak kecil telah yatim-piatu. Ia pun “terpaksa” diasuh Tulang (paman)-nya. "Terpaksa", karena Tulangnya yang doyan berjudi itu merasa tak sanggup mendidik Jonaha yang menurutnya terlalu lugu, bodoh, lamban, walaupun terkadang terlihat jenaka.

Berikut ini kisah lugu, jenaka dan tolol dari Jonaha yang hari-hari ini juga seakan dihidup oleh sejumlah timses dan relawan Cagub Sumut.

Kreativitas yang Mubajir

Suatu malam Tulangnya minta dibangunkan esok paginya. Jonaha melakukan perintah Tulangnya dengan sangat baik. Hanya saja, saat membangunkan Tulang-nya, ia malah menirukan suara ayam berkokok.

Ini persis seperti tingkah para warganet yang memproklamirkan dirinya sebagai relawan atau pendukung setia pasangan calon gubernur tertentu. Kebanyakan dari mereka menekspresikan dukungannya lewat berbagai postingan di media sosial. Memang itu tugas mereka.

Sayangnya mereka seringkali tak mengenal dengan sungguh siapa jagoannya. Akibatnya postingan mereka seringkali mencelakakan jagoannya sendiri. Bagaimana tidak, kalimat-kalimat hiperbolis yang mereka posting untuk menggambarkan profil jagoannya justru membuat warganet lain justru menjadi antipati.

Tak hanya itu, kebiasaan mengumbar sesuatu tanpa bukti dan fakta-fakta kerapkali membuat si jagoan yang didukung marah. Hanya saja, karena ini media sosial, sang jagoan tak pernah mampu mengontrol mereka sepenuhnya.

Selanjutnya: Politik Jonaha: Abai Pada Misi dan Visi Paslon


Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.