iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Si Bangkrut dan Si Pendosa

Mengubah sifat dari orang yang "mudah percaya sama orang lain" menjadi "mudah curiga sama orang lain" akan membuat diri tanpa arah.

Dalam dunia bisnis, "interaksi dan transaksi harus dimulai dari kecurigaan". "Jangan mudah percaya sama pemasar," kata motivator-motivator bisnis. "Sejak proses awal, semua kerjasama harus jelas " tambah motivator sejenis.

Di lain tempat, para imam berkotbah di ambo atau podium dari atas altar, "Bagaimanapun sulitnya hidup, kita tak boleh kehilangan iman kepada Tuhan dan kepercayaan kepada sesama."

Si Bangkrut dan Si Pendosa
Si Bangkrut dan Si Pendosa

Di satu sisi, para pebisnis sama saja tujuan mereka. Si pebisnis, termasuk si motivator ulungnya ingin menemukan kebenaran lebih awal. Pebisnis lebih suka masalah yang terjadi di awal, karena kerugian masih bisa diantisipasi, begitu juga bila tak ada masalah, profit bisa diprediksi.

Di sisi lain, ketika seorang beragama akhirnya kehilangan iman dan kepercayaan, ia hanya bisa menyesalinya dalam tangis atau derita, atau malah berjingkrak dalam tawa penuh sukacita.

Bagi yang sempat apatis dengan Tuhan atau alergi dengan sesamanya, nanun ia ingin bertobat, maka ia cukup melakukan silih atas dosanya.

Di Katolik tersedia ruang pengakuan dosa. Di tempat lain, mungkin cukup berkurban atau dicelup ulang ke dalam kolam renang.

Tapi inilah bedanya. Si pebisnis yang gagal di awal justru lebih berpeluang membangun ulang bisnisnya. Sementara orang beragama yang gagal ia tak pernah bisa melepaskan dirinya dari kegagalannya.

Itu karena di bisnis hanya mengenal kata rugi dan bangkrut, sementara dalam agama rugi dan bangkrut sering diterjemahkan dosa dan laknat.

Kalau si pebisnis yang bangkrut bisa bangkit lagi dengan meminjam modal, tapi si pendosa tak bisa menutupi dosanya dengan kebaikan. Sebab, hanya di agamalah orang gagal mendapat cap/label, sementara di bisnis, orang gagal lalu berhasil justru akan dijadikan teladaan.

Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.
Welcome
Selamat Datang dan selamat membaca berbagai postingan menarik di blog Lusius Sinurat ini.

Kritik dan saran bisa Anda kirimkan melalui EMAIL atau gunakan kolom KOMENTAR dibawah setiap postingan. Terimakasih atas kunjungan Anda. Semoga bermanfaat.

THIS IS VERY IMPORTANT and i appreciate every ounce of your love! Excited to see what happens here. Thanks for visiting and reading.