iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Pandangan Amos

Pandangan Amos
Pandangan Nabi Amos
Monoteisme Etis dalam pandangan Amos

Telah disinggung sebelumnya, sebagamana para nabi sebelumnya, Amos juga berpegang pada perjanjian Allah. Dalam kitab Amos (terjemahan LBI & LAI), terminologi "TUHAN" disebut sebanyak 52 kali, "Tuhan ALLAH" sebanyak 19 kali dan "TUHAN semesta alam" sebanya 6 kali. 

Ia juga sering menyebut tradisi-tradisi sebelumnya dan sering menggunakan nama khas Allah, yakni9 "Yhwh", misalnya 

  • hukum Allah (Am 2:4), 
  • nabi dan orang nazir (Am 2:11), 
  • kurban persepuluhan (Am 4:4), 
  • ragi (Am 4:5), 
  • dunia orang mati (Am 9:2), 
  • penghancuran orang Amori (Am 2:9), 
  • peristiwa keluaran (Am 2:10; 3:1), 
  • tulah seperti di Mesir (Am 4:10), 
  • Sodom dan Gomora (Am 4:11), 
  • hari Tuhan (Am 5:18),
  • Daud (Am 6:5),
  • Yusuf (Am 5:6), dan 
  • Rumah Allah (Am 8:3).
Gagasan Amos mengenai konsep "Tuhan sebagai Allah segala bangsa" merupakan perluasan dari perjanjian Allah dan Abraham kepada semua kaum di muka bumi (kej 12:3; 18:18; 22:18). Sementara itu gagasan tentang Allah akan menghukum bangsa-bangsa lain merupakan perluasan dari tradisi keluaran yang mengacu pada hukuman Allah terhadap bangsa Mesir dan dewa-dewanya.

Hal ini menandaskan bahwa Amos bukanlah orang pertama atau orang terakhir yang menekankan keadilan sosial dalam konteks monoteisme etisnya. Kekhasan Amos ada pada penekanan bahwa tanggungjawab manusia terhadap sesamanya merupakan bagian dari Kitab Suci, mulai dari kisah Kain dab Habel higga pasal penutup kitab Wahyu. Di kemudia hari hal ini pun ditekankan oleh Yesus maupun ajaran Santo Paulus dalam surat-suratnya.


Penghukuman dan Harapan

Tentu tidak benar bahwa isi keseluruhan kitab Amos melulu soal penghukuman. Dalam Am 9:11-15 misalnya secara jelas menekankan pengharapan:
"Pada hari itu Aku akan mendirikan kembali pondok Daud yang telah roboh; Aku akan menutup pecahan dindingnya, dan akan mendirikan kembali reruntuhannya; Aku akan membangunnya kembali seperti di zaman dahulu kala, supaya mereka menguasai sisa-sisa bangsa Edom dan segala bangsa yang Kusebut milik-Ku," demikianlah firman TUHAN yang melakukan hal ini. 
"Sesungguhnya, waktu akan datang," demikianlah firman TUHAN, "bahwa pembajak akan tepat menyusul penuai dan pengirik buah anggur penabur benih; gunung-gunung akan meniriskan anggur baru dan segala bukit akan kebanjiran. Aku akan memulihkan kembali umat-Ku Israel: mereka akan membangun kota-kota yang licin tandas dan mendiaminya; mereka akan menanami kebun-kebun anggur dan minum anggurnya; mereka akan membuat kebun-kebun buah-buahan dan makan buahnya. Maka Aku akan menanam mereka di tanah mereka, dan mereka tidak akan dicabut lagi dari tanah yang telah Kuberikan kepada mereka," firman TUHAN, Allahmu.
Sekali lagi, dalam pewartaannya Amos sangat bergantung pada pernyataan Alah dalam kaitannya denga PerjanjianNya dengan Abraham, yakni adanya pemulihan setelah penghukuman - demi menggenapi maksud Allah. Sebab, bagaimana mungkin Allah akan menggenapi perjanjianNya dengan Abraham dan Daud jikalau Israel dihancurkan secara total?

Dengan perkataan "pondok Daud yang telah roboh" Amos bernubuat tentang kehancuran kerajaan Daud dan pecah menjadi dua kerajaan setelah kematian Salomo (931 SM) tatkala kerajaan utara memandang dinasti Daud sudah berakhir, tepatnya setelah kerajaan utara murtad di era pemerintahan Ahab dan Izebel (874-853 SM). Di titik inilah Amos menyampaikan penghukuman Allah tentang kejatuhan Samaria dan Yehuda.


Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.