iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Bersua Dengan Pertapa

Bersua Dengan Pertapa
Kaum biarawan dan pertapa kerap menganggap pengalaman mistis sebagai sesuatu yang final. Ia tak hendak pulang—sementara ia tak bisa mengajak orang lain, yang begitu banyak, di luar ruangannya yang damai.

Dunia mistik memang pada dasarnya sebuah dunia individual: tempat pengalaman religus yang agaknya selalu unik, tak seorang pun dalam hal ini bisa menduplikat orang lain. Di sana Tuhan diseru dan ditemui dalam keheningan, di sana tak ada kehendak pamer, tak ada teriakan dengan pengeras suara—siang malam. Yang ada ialah suatu kontak seperti dikehendaki Tuhan sendiri.

Tapi, lazim hidupd alam hening tak menyebabkan revolusi. Bisa saja ia abai kepada dunia ramai, dan ada kegemaran kepada rasa tenteram yang tak bergerak. Tapi mereka tak bisa kita pelototi sebagai parasit yang mengharap derma duniawi. Kendati, "mereka membawa arti besar bagi umat manusia".

Seyogianya pengalaman religius itu, pertemuan di langit tertinggi itu menjadi suatu guncangan yang menggerakkan untuk "mengubah seluruh alam manusia". Inilah yang dilakukan Yesus.

Yesus mengalami penyatuan mistis dengan Tuhan. Di dekat kakinya terhampar dunia. Di situ lah tugasnya—Ia menyisipakn diri ke dalam kancah zaman, dan seterusnya bertopang kepada ketenteraman surgawi. Di dalam dirinya hidup, dan yang hidup toh harus kembali ke bumi.

Kita yang "di luar" akan sulit memahaminya, karena memang kita tak punya "kerendahan hati". Kita mudah merasa diri besar hanya karena kita membawa misi besar. Itu karena kita adalah para jelata dalam iman dan kesucian: orang-orang yang lemah tapi tak ingin dikutuk, tak ingin digusur.

Mereka—para pertapa itu—memang melangkah setapak demi setapak—akhirnya menjebol dunia, tapi kita mengandalkan sulap: kisah jalan pintas, ibarat katak menjadi lembu.


Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.