iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Orang Bahagia Itu Senantiasa Membutuhkan Allah

Orang Bahagia Itu Senantiasa Membutuhkan Allah
Tidak mudah memahami makna Kotbah Yesus di Bukit (SABDA BAHAGIA). Banyak orang memahami sabda bahagia ini tak lebih dari sekedar kata-kata penghiburan belaka bagi mereka yang tak berdaya, lemah, dan miskin.
Bila demikian, pertanyaannya adalah: Siapa sesungguhnya orang lemah itu? Bagaimana nasib orang yang kuat, kaya dan hidup serba ada?

Untuk menghindari kesalahpahaman di atas, maka perlu kita telaah lebih lanjut apa sesungguhnya maksud Yesus dengan Kotbah di Bukit tersebut. 

Yesus tentu tidak bermaksud membenarkan kemiskinan, apalagi penderitaan; sebaliknya Ia justru ingin menandaskan hal terpenting dalam hidup kita, yakni kesediaan dan keberanian kita menjadi tanda dan gambaran kehadiran Allah di dunia. 

Inilah artinya orang miskin di hadapan Allah. Tepatnya bila dalam hidup kita konsisten memperjuangkan kebahagiaan selama hidup kita.

Akhirnya hanya orang yang rela menjadi solusi bagi kemiskinan dan dukacita, berlaku lemah lembut, selalu merasa lapar dan haus akan kebenaran, murahan hati, memperjuangkan kesucian hati dan kedamaian, serta rela dianiaya karena kebenaran/ Yesus.

Hanya orang seperti inilah yang akan mengalami kebahagiaan dalam hidupnya. Akhirnya, bagi Yesus, yang terpenting bukanlah apa yang kita miliki, tetapi apa yang bisa kita berikan bagi sesama sebagai wujud persembahan kita kepada Allah. 

Nyata sekali dalam hidup kita bahwa kelimpahan harta dan tahta yang dimiliki seseorang kerapkali justru menjadi penghalang baginya untuk berbagi dengan yang lain. 

Orang seperti ini seakan punya motto, "Buat apa gue capek memperjuangkan kekuasaan dan kekayaan kalau toh akhirnya orang lain juga ikut menikmati?"

Jadi, Yesus bukan pertama-tama mau membenarkan kemiskinan, melainkan mengajak kita untuk memutus keterikatan dan kemelekatan kita dengan tahta dan kuasa itu. Kiranya inilah yang dimaksud Yesus dengan MISKIN dan MURAH HATI.

Inspirasi: Bacaan HM-Biasa IV: Zef 2:3. 3:12-13; 1 Kor 1:26-31; Mat 5:1-12a


Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.