iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Nomen est Omen

Di desa tempat aku lahir ada namanya Kiding. Penulisannya k-i-d-i-n-g dengan 'd' tunggal. Aku tidak tahu darimana asal muasal nama itu. Bisa jadi yang lebih tahu itu sobat kecilku Irawaty Saragih yang rumahnya saling membelakangi dengan rumah si Kiding tadi. Atau malah sobat kecil satu lagi,Robinson Simarmata yang juga lebih tahu dari saya.

Menariknya si Kiding ini orangnya emosional. Terkenal jagoan berantem dan juga hampir selalu mengandalkan keperkasaan fisiknya yang memang gagah dan tampak ganteng untuk ukuran remaja di masanya.

Kiding ini bermarga Purba. Entah ada atau tidak arti dari nama 'kiding' dalam bahasa Simalungun aku tidak tahu. Tapi sepertinya kata "Kiding' ini berasal dari bahasa Inggris, "kid", "kidding", "joke".

Kata ini biasanya digunakan dalam kalimat progresif; memberitahu sesuatu yang tidak benar kepada seseorang namun hanya sebagai bahan lelucon.Misalnya "I thought he was kidding when he said he was going out with a rock star." (Saya pikir dia bercanda saat ia mengatakan jalan-jalan dengan seorang bintang rock).

Kembali ke nama si Kiding Purba tadi. Antara nama dan artinya sering tidak matching. Harusnya nama harus mencerminkan karakter juga. Bisa jadi saya salah. Jangan-jangan nama kiding tadi bukan dari bahasa Inggris, melainkan dari bahasa Batak Simalungun atau bahasa lain yang saya tidak tahu.

Bila akhirnya antara karakter dan nama yang disematkan pada seseorang tidak matching... bisa jadi karena kebetulan. Bisa juga di masa tertentu antara nama dan tingkahlakunya sesuai alias cocok.

Ada banyak bukti juga antar nama dan karakhter personal cocok. Misalnya si Uli (Batak Toba: cantik, baik) memang berparas cantik dan berkarakter baik; si Dearman (dalam Batak Simalungun 'dear" berarti baik) memang berkarakter baik dan selalu mengusahakan kebaikan; Dame (Toba/Simalungun: damai) yang selalu membawa kedamaian, dan terakhir Lusius (lux-lumen [Latin]= terang, cahaya) tampil dengan karakternya yang selalu membawa terang bagi orang lain. hahaha....

Tak hanya nama orang, nama partai politik pun sama. Golkar malah tak berkarya, PDIP malah tak berjuang, NasDem malah kurang nasionalis, Demokrat malah menjauh dari demokrasi, PKS malah hanya memperju-angkan kesejahteraan sendiri, PKB malah tak membangkitkan kebangsaan, PPP malah tampak tak mencerminkan persatuan apa-lagi mengedepankan pembangunan, PKP malah harus belajar lagi tentang keadilan, dst.


Pada akhirnya antara nama dan persona tak selalu klop. Apabila kata (verba) itu tak pernah berubah, tetapi karakhter personal dari seseorang hampir pasti selalu berubah-ubah.

Dalam konteks inilah ungkapan kuno tampak tidak benar: apalah arti sebuah nama, nomen est omen (όνομα ορίζοντας) dari Plautus - yang artinya "tak ada arti dari sebuah nama". Sebab setiap nama yang disematkan kepada seseorang (oleh orangtuanya) selalu mengandung makna dan harapan tertentu.

Apabila makna dan harapan yang terkandung dalam nama itu tidak tampak dalam diri si empunya nama, sekali lagi, bisa saja hanya kebetulan dan tetap ada peluang akan sesuai. Jadi jangan berkecil hati ya. Apa pun nama Anda pasti mengandung arti; dan Anda mempunyai kebebasan untuk mengekspresikannya sendiri.

Semoga.