iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Generasi Y

Sekitar 2 hari lalu saya berdiskusi tentang karakter netizen di era kekinian ini. Secara umum kita sudah tahu beberapa tipe netizen, terutama di Indonesia.

Intinya, melalui internet, terutama sosial media kita bisa tahu betapa generasi kekinian, atau sering disebut generasi milenium atau "Generasi Y" ini selalu mengejutkan, dan tak jarang menelurkan ide-ide brilian.

Terminologi Generasi Y atau gen Y sendiri mulai digunakan pada editorial koran besar di Amerika Serikat bulan Agustus tahun 1993. Menurut para peneliti gen Y berbeda dengan gen X.

Saat itu juga perusahaan-perusahaan mulai mengelompokan anak-anak yang lahir setelah tahun 1980-an sebagai anak-anak gen Y, kendati banyak juga literatur yang menetapkan bahwa generasi ini lahir di awal, di tengah bahkan di akhir 1990-an.

Pemerintah Australia misalnya, melalui Australian Bureau of Statistics, justru menetapkan anak kelahiran 1982–2000 sebagai masa Generasi Y. Kurang lebih sama, para ahli di Kanada juga sepakat kalau Generasi Y lahir tahun 1982 dan berakhir pada pertengahan tahun 1990-an atau 2000.

Intinya, hampir semua literatur sepakat bahwa sebagian besar Generasi Y, lahir diantara tahun 1980-an hingga 1990-an. Generas Y ini pada umumnya lahir dari orang tua generasi baby boomers, yakni mereka yang cenderung memiliki keluarga kecil dengan jumlah anak tidak lebih dari 3 orang.


Karakter Khas Generasi Y

William Strauss dan Neil Howe dalam buku "Generations: The History of America’s Future, 1584 to 2069 (1991) mencoba mendefinisikan generasi-generasi yang ada di Amerika. Howe and Strauss menggunakan istilah Generasi Millenium bagi Generasi Y, karena mereka yakin bahwa anggota Generasi Y sangat tidak suka apabila mereka diasosiasikan dengan Generasi X.

Masih William Strauss dan Neil Howe, dalam buku yang lain, The Fourth Turning (1997) mendefinisikan Generasi Y sebagai generasi yang istimewa. Keduanya, berpendapat bahwa sejarah modern itu akan selalu berulang sendiri setiap 4 siklus sosial, yang setiap siklus kurang lebih memakan waktu 80 sampai 100 tahun.

Howe dan Straus meyakini ada beberapa siklus sosial itu selalu terjadi dengan urutan yang sama.
  1. High - terjadi pada saat manusia melakukan ekspansi untuk menggantikan generasi yang sebelumnya.

  2. Awakening - orang-orang pada masa ini lebih spiritual dari siklus sebelumnya, tapi mereka yang hidup di masa ini mempunyai kecenderungan untuk memberontak kepada segala sesuatu yang yang sudah dibuat mapan oleh generasi pertama.

  3. Unraveling - elemen individu dan pengelompokan mempengaruhi masyarakat sehingga timbul berbagai permasalahan yang kemudian memicu kebangkitan generasi keempat.
Lantas di mana letak Generasi Y? Generasi Y kerapa dikategorikan sebagai Hero. Generasi Y ini dibesarkan pada siklus Unraveling dengan proteksi yang lebih dari generasi sebelumnya.

Ciri-ciri Generasi Y pada setiap tahap kehidupannya akan sangat berbeda (William Strauss dan Neil Howe, Millennials Rising: The Next Great Generation: 2000).
  1. Pada saat muda, Generasi Y ini sangat tergantung pada kerja sama kelompok.

  2. Pada saat mereka mulai dewasa mereka akan berubah menjadi orang-orang yang akan lebih bersemangat apabila bekerja secara berkelompok terutama di saat-saat krisis.

  3. Pada saat paruh baya, mereka akan semakin energetik, berani mengambil keputusan dan kebanyakan mereka mampu menjadi pemimpin yang kuat.

  4. Pada saat mereka tua, mereka akan menjadi sebagai sekelompok orang tua yang mampu memberikan kotribusi dan kritikan kepada masyarakat.

Secara umum, mereka adalah anak muda yang:
  1. Selalu ingin coba-coba: Memiliki rasa penasaran yang tinggi, kendati tak fokus dan suka lompat-lompat.

  2. Kerja enggak pernah awet di satu tempat: Di dunia kerja mereka suka pindah perusahaan karena perusahaan menuntut mereka bekerja lebih dari 12 jam, sehingga mereka merasa tidak diberi kesempatan untuk membangun kehidupan keluarga atau sosial lainnya.


    Tak jarang juga mereka memutuskan pindah ke perusahaan dengan imbal jasa yang lebih kecil hanya karena ingin mempunyai waktu yang lebih banyak buat keluarga.

    Banyak di antara mereka yang sudah membuat rencana apa saja yang mereka inginkan pada saat mereka baru berumur 20-an. Namun definisi mereka tentang ‘wealth’ (kejayaan, kemahsyuran) bukan mengacu kepada kekayaan material saja. Buat mereka hubungan keluarga dan pertemanan juga dianggap sebagai bagian dari ‘wealth’ yang diinginkan.

  3. Terlalu peduli soal teknologi terbaru: Generasi Y sangat terbuka pola komunikasinya dibandingkan generasi-generasi sebelumnya. Pada umumnya mereka pengguna media sosial yang fanatik dan kehidupannya sangat terpengaruh dengan perkembangan teknologi.

Jeleknya, Generasi Y ini terkesan
  1. tak merasa bersyukur,
  2. egosentris,
  3. individualisme yang sangat tinggi, dan
  4. gampang bosan.
Secara politis, Generasi Y juga cenderung tak mau terlalu ambil pusing, meski mereka pada umumnya mempunyai toleransi yang tinggi. Ya, mereka tampak lebih terbuka dengan pandangan politik dan ekonomi, sehingga mereka terlihat sangat reaktif terhadap perubahan lingkungan yang terjadi di sekelilingnya.


Cara Memperlakukan Generasi Y

Generasi Y, yang mempunyai karateristik yang berbeda dengan Generasi Baby Boomers (orang tua mereka):
  1. Mempunyai harapan yang sangat berbeda kepada perusahaan yang memperkerjakan mereka.
  2. Pada umumnya mempunyai pendidikan yang lebih baik dari generasi Baby Boomers
  3. Mereka cukup terbiasa dengan teknologi bahkan sebagian mereka sangat ahli dengan teknologi.
  4. Mereka ini mempunyai kepercayaan diri yang tinggi,
  5. Mampu mengerjakan beberapa tugas dan selalu mempunyai energi yang berlebihan.
Sayangnya Generasi Y sangat memiliki kebutuhan yang ganjil:
  1. Interaksi sosial,
  2. Hasil pekerjaan yang dapat dilihat seketika, dan
  3. Keinginan untuk mendapatkan pengembangan yang cepat.
Kebutuhan-kebutuhan ini yang sering dianggap sebagai kelemahan dari Generasi Y oleh kolega mereka yang lebih tua terutama mereka yang berasal dari Generasi Baby Boomers.

Generasi Y itu lebih banyak harapannya kepada perusahaan, sehingga mereka akan pindah pekerjaan lebih banyak daripada generasi-generasi sebelumnya. Untuk menghadapi tantangan ini beberapa perusahaan multinasional sudah melakukan riset sosial dan perilaku yang lebih mendalam untuk Generasi Y.

Generasi Y sangat menginginkan perusahaan mempunyai sistem yang dapat mengembangkan diri mereka, imbal jasa yang baik dan proses coaching yang jelas. Apabila perusahaan ingin menggunakan Generasy Y sebagai sumber kompetitif mereka maka perusahaan harus menyempurnakan sistem sistem dan proses Human Capital-nya.


Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.