iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Bantu Share


Tolong Dishare
Dua kata yang membentuk kalimat vokatif ini makin hari mari meramaikan media sosial. Apa yang mau di-share atau dibagikan? 

Biasanya seseorang meminta postingan tertentu karena isinya berupa informasi penting. Jenis ini sih sah-saja saja bila diminta di-share.

Sebut saja misalnya peraturan pemerintah, kepres, undang-undang baru, atau berbagai perda yang berguna diketahui masyarakat. Juga beberapa informasi atau tips tertentu, seperti tips kesehatan, buku baru, dsb.




Namun sangat disayangkan, yang dimintain tolong untuk di-share adalah kejelekan orang lain. Masih mending kalau benar, bagaimana kalau sebaliknya, berita itu fitnah?

Perilaku ganjil para pengguna media juga tampak dari isi postingan mereka. Ternyata, tak sedikit pemilik akun media sosial yang kerjanya cuma membagikan postingan orang lain, bahkan ada juga yang nyaris tak pernah menulis idenya sendiri.

Mereka yang berperilaku ganjil di media sosial kurang lebih sama dengan mereka yang tak memahami etika jurnalistik.

Sebut saja mereka yang hobi memposting video porno di ruang postingan atau kolom komentar akun orang lain, memposting foto/video kekerasan seperti kekerasan ISIS, sibuk urusin agama orang lain tanpa memahami agamanya sendiri, dst.

Termasuk juga dalam golongan ini, mereka yang kerjanya cuma membagikan postingan orang lain dan tampil dengan akun palsu, bahkan kerap memaksa orang lain untuk melakukan hal yang sama.

Masyarakat kita konon katanya adalah masyarakat yang suka berbagi, terutama berbagai kebaikan. Sangat disayangkan ketika semangat berbagi kebaikan itu malah diterjemahkan sebagai semangat berbagi kejelekan atau kekurangan orang lain.

Tanpa sadar, dengan membagi berita fitnah dan kejelekan orang lain di media sosial, kita telah turut menebar kebencian dan menyulut perang.

Silahkan berbagai warta kebaikan, dan bagus banget kalau kita selalu berusaha mengehentikan gosip, apalagi di media sosial.


Lusius Sinurat

Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.