iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Serius Neh, Kamu Teman Ahok?

Serius Neh, Kamu Teman Ahok?
Secara matematis Ahok tetap favorit jadi gubernur DKI, minimal itu menurut beberapa survei, terutama survei yang dipublikasi oleh Cyrus Network. Soal survei-surveian ini pun sudah sangat jamak diperbincangkan di media, apalagi media sosial.

Nah, kali ini aku terusik dengan "sosok misterius" bernama "Teman Ahok" yang oleh Ahok didefinisikan sebagai sebuah "perkumpulan yang didirikan oleh sekumpulan anak muda yang independen yang tidak punya kepentingan apapun selain memperjuangkan agar Ahok dapat terpilih lagi menjadi Gubernur DKI, tanpa berharap ada imbalan materi apapun."

Sepintas terlihat betapa Teman Ahok ini sangat luarbiasa. Sebuah perkumpulan yang terdaftar di Akta Notaris pada 16 Juni 2015 dan hanya didirikan 5 "bocah" berusia 23-25 tahun (Amalia Ayuningtyas, Singgih Widiyastono, Aditya Yogi Prabowo, Muhammad Fathony, dan Richard Haris Purwasaputra) bisa mengubah haluan seorang Ahok yang keras kepala hingga rela mengesampingkan dukungan PDI-P: "Saya lebih milih Teman Ahok. Enggak enak kan saya bilang, orang sudah berjuang setengah mati," kata Ahok baru-baru ini di Balai Kota, Jakarta, Jumat (3/6).

Serius Neh, Kamu Teman Ahok?

Lima Pemuda Ajaib?

Hanya sekumpulan anak muda? Ya, mereka itu hanya lima Anak muda. Artinya bagi Ahok sudah cukup disokong dan diarahkan oleh 5 anak muda yang masih belia sebagai tim pencalonannya. Apalagi, Ahok selalu mengatakan bahwa Teman Ahok itu adalah sebuah perkumpulan yang INDEPENDEN" dengan tujuan agar Ahok terpilih lagi menjadi Gubernur DKI.

Luarbiasa banget ya? Serius neh?

Secara pribadi aku meragukan hal itu, pertama karena aku pernah bertemu dengan mereka saat Rakernas DAG dan juga secara tidak langsung lewat pengumpulan KTP lewat DAG (sebuah komunitas Facebook yang sejak tahun 2012 mendukung Ahok lewat dunia maya.... namun sangat disayangkan demi Teman Ahok (terlepas dari kebutaan akan politik members DAG di lapangan) hingga akhirnya Ahok justru mencap "DAG sebagai bentukan lawan politiknya".

Asal tahu saja, komunitas dunia maya Dukung Ahok Gubernur DKI adalah komunitas relawan Ahok yang pertama secara konsisten mengumpulkan KTP untuk Ahok.

Hanya saja karena tak punya pemodal, tak punya relasi dengan orang dekat Ahok, serta tak dilindungi oleh lembaga konsultan politik sekelas Cyrus Network, maka komunitas DAG-DKI akhirnya tak dilirik samasekali oleh Ahok.

Serius Neh, Kamu Teman Ahok?
Buktinya, saat bertemu dengan Teman Ahok di mall Season City Jakarta Barat, 24-28 Juni 2015 lalu, mereka terlihat sangat pede. 

Mereka mengatakan kalau Teman Ahok itu sungguh tahu siapa Ahok, bahkan mengklaim diri sebagai orangnya Ahok. 

Maka ketika datang ke pertemuan itu Teman Ahok pede aja mengatakan kalau KTP yang telah dikumpulkan DAG harus disetor ke mereka.

Aneh. Ya, ini sangat aneh! Lebih mencengangkan lagi justru setelah 2-3 bulan berikutnya Ahok sendiri mempertegas ucapan Teman Ahok tersebut, "Semua KTP dikumpulkan di Teman Ahok, sebab Teman Ahok memiliki sistem yang jelas dan telah mengumpulkan dukungan kepadanya sejak lama (CNN-Indonesia).

Ternyata Mereka Sungguh Teman-temannya Ahok

Siapa sesungguhnya Teman Ahok ini? Apakah omongan Ahok di atas hanya omongan emosional seperti biasanya, atau memang semua member Teman Ahok itu sungguh teman-temannya sendiri?

Wah..wah... dukungan membabibuta Ahok justru menambah rasa ingin tahuku perihal Teman Ahok. Siapa mereka sebenarnya? Pasti Ahok bukan politisi bodoh yang bagbigbug hingga berbuat sesuatu yang tidak menguntungkan dirinya.

Di otakku terlintas pertanyaan, mengapa Ahok lebih mendukung sekumpulan orang muda yang katanya "independen" itu untuk memastikan kemenangannya di Pilgub 2017 yang akan datang? Serius neh koh Ahok?

Bukankah jauh lebih logis ketika Ahok memilih dukungan PDI-P saat dimana ia memiliki kedekatan personal dengan Presiden Joko Widodo dan Megawati? Tentu saja dukungan dana akan lebih cepat mengalir, sebab menurut hitung-hitungan politis ia hampir pasti akan memenangkan perebutan tahta DKI-1 tahun 2017 yang akan datang.

Memilih Teman Ahok itu resiko bagi Ahok?

Bagiku yang mengikut sepak terjang Ahok sejak menjabat wakil gubernur DKI ialah sosok cerdas.
Selain itu ia juga sangat perhitungan dalam berbagai hal.

"Mana ada orang yang mau rugi. Makanya saya memilih yang gratis dong, masak milih yang bayar," jawab Ahok mengapa ia lebih memilih Teman Ahok daripada dukungan partai sekelas PDI-P.

Itulah Ahok yang kukenal. Ketika masih menjabat Wakil Gubernur DKI aku pernah memujinya setinggi langit lewat tulisan di blog ini, lengkap dengan berbagai kelebihannya, seperti ketegasannya dalam segala hal, tingkat intelektualitasnya yang mumpuni, keramahannya pada masyarakat, keberaniannya menentang ketidakadilan, kemampuannya dalam mencari solusi bagi tiap persoalan yang dihadapinya, ucapan-ucapannya yang terkadang tampak kasar kendati nyaris selalu tepat sasaran, dan semangat antikorupsi yang ia hidupi.

Maksudku, Ahok tak mungkin asal pilih Teman Ahok sebagai jembatannya meraih kembali tahta DKI-1. Aku sangat yakin kalau Ahok masih ingin jadi gubernur. Rasanya hal ini tak bisa disangkal. Selain karena kinerjanya banyak dipuji, juga karena ia masih merasa butuh waktu untuk membuktikan bahwa ia mampu menuntaskan pekerjaannya hingga 5 tahun ke depan.

Artinya, sebagai penguasa dan pengusaha Ahok tak mungkin salah berhitung hingga membiarkan dirinya menjadi bulan-bulanan Yusril Mahendra, Sandiaga Uno, Adyaksa Daud, dan Ahmad Dhani!

Kalau ya, berarti Ahok sungguh tahu kelasnya Teman Ahok. Artinya, Ahok sungguh sadar dan sangat tahu siapa Teman Ahok dan seberapa besar kemampuan mereka memenangkan dirinya pada Pilgub 2017 yang akan datang.

Serius Neh, Kamu Teman Ahok?


Teman (si) Ahok itu ternyata...

Iseng-iseng aku berselancar di dunia maya dan bertanya ke mbah Google. Atas kemurahan hati mbah Google kutemukanlah beberapa data yang mencengankan ini: Teman Ahok didanai Hasan Nasbi Batupahat, CEO Cyrus Network. Ada beberapa bukti yang dikasitau mbah Google:


(1) Pengakuan Amalia Ayuningtyas dan Hasan Nasbi Batupahat

Amelia: "Set-up nya memang bang Hasan yang bantu dari teman-temannya, kami gak tutup-tutup itu. Kalau ditutup pun sudah jelas kantor Cyrus di sebelah kantor Teman Ahok. Sokongan operasional Teman Ahok pun diberikan langsung oleh Hasan untuk Teman Ahok, termasuk menyewakan tempat. Ini gratis, bang Hasan yang sewa rumah ini dalam jangka panjang, daripada tempat ini tidak terpakai."

Sementara itu Hasan mengakui apa yang disampaikan Amalia, “Jadi uang saya pribadi, bukan Cyrus,” ungkap Hasan Nasbi Batupahat seperti dikutip Kompas pada Kamis (17/3).

Teman Ahok adalah junior-junior mereka di relawan Jakarta Baru. Tidak hanya Hasan, tetapi ada 10 orang yang mengumpulkan dana untuk menjadi modal awal Teman Ahok yang nilai totalnya sebesar Rp. 500 juta. Dana inilah yang kemudian digunakan untuk biaya operasional Teman Ahok dan ongkos produksi pembuatan pernak pernik.


(2) Alamat Kantor Teman Ahok disamping Kantor Cyrus Network

Serius Neh, Kamu Teman Ahok?
Apakah Teman Ahok hanya kebetulan saja berkantor di Cyrus Network, dan kebetulan pula bahwa semua pendiri Teman Ahok adalah sebelumnya anak buah dari Hasan Nasbi CEO Cyrus Network?

Kita cek deh alamat keduanya, baik Cyrus Network maupun Teman Ahok, maka akan muncul dua alamat bertetangga ini Teman Ahok: Komplek Graha Pejaten no.3 Jalan Pejaten Raya Jakarta Selatan, 12510 dan Cyrus Network: Komplek Graha Pejaten No.4, Jl. Raya Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, 12510.

Terlihat jelas dari alamatnya bahwa Sekertariat Teman Ahok adalah persis di sebelah kantor resmi Cyrus Netwok. Tentang hal ini juga dibenarkan, baik Teman Ahok maupun Hasan Nasbi.

Menurut berita yang dirilis CNN Indonesia, Hasan sudah lama menempati rumah di Graha Pejaten sebagai hunian, sejak 2011 saat DKI dipimpin Gubernur Fauzi Bowo. Saat itu, perumahan Graha Pejaten banyak diisi perkantoran. "Waktu Pilpres 2014, saya sewa satu bangunan lagi untuk gudang logistik. Tapi pengelola minta sewanya dua tahun. Ya sudah, sehabis Pilpres itu bangunan tak terpakai," kata Hasan.


(3) Akun Twitter @temanAhok sebelumnya milik @sibijikopi

Aku sudah cek di Twitter, dan benar bahwa Akun @temanAhok = @sibijikopi yang tak lain adalah Akun twitter pendukung fanatik Jokowi-JK yang tergabung dalam Laskar Biji Kopi (Barisan Jiwa Kotak-kotak Putih) yang siap memerangi kampanye hitam mengenai Jokowi di masyarakat. - lih. Baranews



Simpulan

Serius Neh, Kamu Teman Ahok?


Pertama, Teman Ahok mempunyai kedekatan tertentu dengan Cyrus Network (perusahaan yang bergerak dibidang Pemenangan, Survei dan Konsultan Politik di Indonesia).

Cyrus Network sendiri adalah badan usaha yang mencari keuntungan materi dengan cara memberikan konsultasi politik dan PR professional kepada para calon pemimpin daerah dan nasional.

Apakah ini lantas berarti bahwa Teman Ahok yang dana awalnya bersumber dari Hasan Nasbi (Cyrus Network) itu adalah konsultan politik bayaran? Kecurigaan ini tentu saja sangat beralasan, sebagaiman telah dipaparkan di atas.

Kedua, tentu saja Cyrus Network tak mengumpulkan KTP untuk Ahok. Sebab tak mungkin lembaga konsultan politik sekelas Cyrus Network yang sangat profesional kerjanya hanya mengumpulkan KTP untuk memenangkan Ahok.

Tetapi keterlibatan Cyrus Network di dalam Teman Ahok seakan mengindikasikan adanya kedok untuk melakukan kampanye illegal dengan pendanaan yang tidak perlu dilaporkan seperti yang terjadi apabila anda melalui jalur partai adalah layak untuk dijadikan pertanyaan.

Ketiga, Ahok harus meyakinkan publik, terutama masyarakat Jakarta dan secara khusus para pendukungnya untuk membuktikan bahwa Teman Ahok adalah sungguh-sungguh relawan, dan bukan kepanjangan tangan dari Cyrus Network (Konsultan Politik) yang dibayar oleh Ahok atau pihak tertentu, sebagaimana dugaan banyak orang di media sosial. Sebab hubungan dekat keduanya bisa masuk dalam pasal pidana kampanye illegal, bahkan gratifikasi.

Terakhir, Ahok harus menerapkan "transparansi' sebagaimana ia selalu teriakkan di dalam tim suksesnya sendiri (Teman Ahok) secara transparan, terutama soal pendanaan, sehingga masyarakat jangan tertipu oleh bahasa iklan Teman Ahok, "Kami tak menerima sumbangan uang!"

Serius Neh, Kamu Teman Ahok?


Sebab sungguh aneh ketika Teman Ahok sendiri selalu mengatakan "Silahkan melihat laporan keuangan kami di situs Teman Ahok", sementara laporan keuangan yang tampil hanya Bulan Juni, Juli dan Agustus 2015? Apakah setelah tidak ada pemasukan dan pengeluaran?

Tidak mungkin tak ada dana masuk. Lihatlah betapa rapihnya organisasi ini beroperasi, dengan semua flyernya yang seragam dan mewah. Desain atributnya yang pasti dikerjakan oleh tim kreatif yang professional.

Begitu juga segala macam marketing gimmicknya di website, mulai dari video testimonial yang di-shooting dengan cameraman dan sutradara professional, video-video animasi yang semuanya dikerjakan secara terencana dan profesional.

Tentu saja orang-orang dibalik layar Teman Ahok pasti mampu mengaplikasikan teori-teori marketing dan PR sehingga mereka mampu membranding Ahok dan Teman Ahok menjadi sebuah image seperti yang kita lihat sekarang ini.

Apakah ini tak membutuhkan biaya? Rasanya tak mungkin, semua orang yang terlibat di Teman Ahok adalah relawan murni, seperti oleh Ahok kerap disebut sebagai teman-temannya itu.

Jadi, Teman Ahok pasti tak hanya membutuhkan dana sebesar Rp 34.397.136,-(Total Balance Agustus 2015) untuk biaya operasional sejak September 2015, Oktober 2015, November 2015, Desember 2015, Januari 2016, Februari 2016, Maret 2016, April 2016.

Itu berarti, dari laporan keuangan yang belum dipublikasi Teman Ahok bisa jadi (kalau jujur) akan menampilkan siapa saja yang mendanai Teman Ahok/Cyrus Network. Ya, sepertinya tak mungkin Ahok yang mendanai, karena profil kekayaan Ahok hanya 27M sesuai LHKPN terakhir.

Kalau begitu siapa dong? Apakah konglomerat-kongklomerat pendukung Ahok. Hadeh.... daripada menduga-duga, mending kita tunggu verifikasi dari Ahok dan Teman Ahok. Hal ini sangat penting demi integritas pemimpin sekelas Ahok.

Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.