iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Kala Ibas Dilibas Raja Cikeas

Kala Ibas Dilibas Raja Cikeas

Sekelumut Kisah Fiktif di Rumah Sang Mantan

Ibas, adiknya Agus, anaknya Sang Raja Prihatin, Presden ke-6 RI, SBY. Agus sadar posisinya sebagai anak kedua dan "bukan pewaris utama tahta raja", kecuali kakaknya tak sudai jadi raja.

Ibas telah berupaya merebut tahta, seperti Yakub mencuri hak anak sulungnya Esau dalam Taurat. Ibas pun mencoba membujuk Agus agar jangan masuk politik, karena politik itu kotor dan akhirnya hanya membuat syndrom seperti ayah mereka.

Dalam sebuah pertemuan, ia mencoba memegaruhi Mayor Agus, "Mas, kalau mas masuk politik dengan posisi seperti ini, kasian karirmu, mas. Kalau menurutku sih mas tunggu jadi jenderal dulu aja, biar lebih mudah capres kayak bapak.

Sang ayah juga sependapat dengan Ibas. Untuk level pertarungan DKI-1 cukup Ibas. Baru n,tar untuk Capres untuk Agus.Sang ayah juga sependapat dengan Ibas sudah terlatih di tingkat DPD hingga DPP partainya.

Tapi, syahdan! Bujuk rayunya tak jadi memakan korban. Dalam sekejap, seluruh rencana sang mantan pemilik tahta itu pun berubah. Semuanya gara-gara 1 orang, dan dibayangi 2 orang.

Yang satu orang itu tak lain adalah Ahok, dan yang 2 lagi itu mantan atasannya Megawati, dan orang yang pernah menamparnya semasa tentara aktif, Prabowo. Sialnya lagi, Mega udah punya calon: Ahok-Djarot. Prabowo juga punya Anies-Sandiaga. Nah loe...

Dalam hati ia bergumam, 'Saya sangat prihatin bila partaiku yang sudah 10 tahun memimpin negeri ini justru tak punya calon sendiri'. Begitulah, sebagai mantan presiden, dan kebetulan menjadi ketua umum partainya, SBY harus menjaga gengsinya. Mau tidak mau ia harus mengubah strategi awal.

Tak disangka-sangka. Bersama para ketua partai PKB dan PPP SBY tak tidur semalaman hingga kantong mata lebih besar lagi. Di saat PPP dan PKB hanya mengajukan Yusril, maka SBY murka. Yusril adalah mantan bawahan yang pernah dipecatnya. Untuk kesekian kalinya ia harus memutar otaknya. Dan.....

Kala Ibas Dilibas Raja Cikeas


SBY pun menetapkan Mayor Agus Harimurti Yudhoyono sebagai cagub dan Sylviana Murni sebagai cawagubnya.

SBY punya alasan memilih Agus. Agus lebih mirip dirinya. Latarbelakang sama-sama militer, dan pintar memainkan citra lewat penuturan manis dan lips service, jago mengaduk-aduk emosi hingga menangis agar pendengarnya kagum, dan cerdas memainkan wajah penuh keprihatinan seperti bapaknya.

Dalam memilih istri, Agus juga mirip SBY. Suka yang sudah jadi, dan anak orang kaya, dan cantik. Agus juga senang berfoto dengan seragam militer, juga dengan tanda-tanda jasanya. Bisa jadi inilah keputusan terberat seorang SBY sepanjang karis politiknya. 

Ia tak mau Ibas sakit hati dan bersembunyai dibalik lengan panjang bajunya, tetapi serentak ia juga tak bisa memastikan Agus pasti menang di pilgub DKI.

Dengan berat hati, akhirnya didepan sang juru kamera keluarga, Ny. Ani, dan cagub DKI 2017-2022 Agus, SBY pun menasihati dan menghibur Ibas, sang anak bungsu.


Kala Ibas Dilibas Raja Cikeas

"Mas Ibas. Bapak bukannya gak mau nyalonin kamu jadi cagub. Untuk itu juga bapak sudah berusaha semaksimal mungkin mengajari kamu. Di Partai keluarga kita, kamu bahkan udah pernah jadi sekjen. Ibumu juga sengaja bapak taruh di sana untuk mendampingimu agar siap jadi pemimpin.

Tapi sayang, nak. Kamu agak lambat mikir. Kamu kebanyakan gaul sama Nazaruddin, mantan bendahara partai kita. Entah mengapa kamu terlalu sering main sama Nazar ke Hambalang hingga megaproyek kita yang gagal itu pun jadi omongan hingga sekarang. Bapak malu, bas. Malu saat melihat Jokowi malah mengunjungi proyek gagalnya bapak itu.

Kenapa juga mas Ibas gak gaul sama politisi kawakan seperti bang Ruhut Sitompul dan Hayono Isman. Agar kamu tak mudah terpancing emosinya dan tak terkesan membela diri.

Kau tau nak. Politik itu keras. Kamu harus belajar memainkan drama dan memodifikasi mimik di depan para pencari berita.

Bapak sungguh sedih dan sangat menyesal dengan semua kondisi ini. Kita pengen mas mu kelak jadi jenderal bintang 4, dan melewati aku yang mentok letjen saat aktif.

Jadi, mohon maaf, anakku. Terimalah keputusan ini ya. Ini semua gara-gara si ceking Jokowi dan si sipit Ahok. Mereka berdua telah meluluhlantakkan apa yang telah kubuat. Gara-gara dua orang itu rakyat jadi tahu aku membohongi mereka." kata SBY terisak sambil memeluk Ani dan kedua anaknya.

Sambil tersedu-sedu, Ibas berusaha tabah dan menjawab, "Enggak apa-apa pak. Aku legowo aja. Nanti aku bantu mas Agus supaya menang. Aku harus menjaga harkat dan martabat keluarga kita, Pak."

Kata-katanya getir. Hati hancur. Ibas merasa perjuangannya selama ini melindungi sang ayah ternyata sia-sia. Ia hanya dipandang sebelah mata oleh sang ayah, yang juga mantan rajanya.

Kala Ibas Dilibas Raja Cikeas


Singkat kata, Agus pun resmi maju mewakili Trah SBY dan Ibas pun menjadi bagian penting untuk mengkampanyekannya. 

Kendati... Ibas belum bisa menyembunyikan sakit hatinya kepada ayah-ibunya yang lebih memilih kakaknya yang masih aktif di militer jadi Cagub DKI dan bukan dirinya.

Atas dasar sakit hati itulah, saat mengkampanyekan kakanya, Ibas mulai blunder. Ia melakukan paling tidak 2 blunder politik ini.

(1) Menyuruh Ruhut dan Hayono Isman mundur dari partai karena mendukung Ahok-Djarot. Ruhut bergeming, dan menuduh Ibas tukang parkir yang cuma bisa bilang mundur. Ruhut juga mengancam akan membuka kartu truf Ibas dan pasukan Cikeas kalau ia disuruh mundur.

(2) Ibas mengajak masyarakat DKI memilihi Agus -Sylvi dengan alasan keduanya Muslim: Agus Jawa dan Sylvi Betawi. Ini blunder yang mengatasnamakan SARA yang justru telah dilakukan semua lawan politik Ahok.

Sang mantan Raja Prihatin pun murka. Ia lantas minta maaf kepada Ruhut dan Hayono, agar aib mantan raja tak dibongkar ke publik. Sementara untuk Ibas ia akan segera menariknya dengan alasan Ibas belum dewasa dalam politik.

Dengar-dengar....Ada kemungkinan SBY akan mengangka istrinya jadi ketua tim pemenangan. Alasan, ibu Ani telah berpengalaman memotret keadaan selama 10 tahun di istana kerajaan.

Cikeas... Cikeas... kalian memang selalu bikin gemas

Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.