iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Motivasi Tendensius

Beberapa kalimat yang sering dilontarkan para motivator kepada audiens yang umumnya anak sekolah atau mahasiswa:

(1) Malas sekolah/kuliah:
"Nyatanya tak semua orang berpendidikan tinggi lebih hebat dari orang yang tidak sekolah samasekali. Bukankah Tuhan telah menetapkan rejeki bagi kita masing-masing?"

(2) Mahasiswa abadi alias tak lulus-lulus tapi sudah kerja
"Banyak orang begitu mengagungkan gelar hingga gelar itu hanya mengotori batu nisannya saat mati. Nah, kuliah itu bukan untuk gelar, tetapi untuk belajar tentang hidup. Untuk apa banyak gelar tapi otak nol dan tak punya kreativitas samasekali?"

(3) Tidak menyukai pelajaran Matematika
"Tidak semua hal di dunia ini dijalankan dengan prinsip matematis. Karena hidup terbaik adalah hidup yang sosial."

(4) Bahasa Asing jeblok
"Bahasa sering membuat saling memahami, tetapi juga serentak tidak saling memahami. Perbedaan bahasa adalah sebuah keniscayaan, dan oleh karena itu jangan memaksakan diri memahami basaha Asing. Toh dalam keseharian kita selalu berbicara dalam bahasa kita; sementara bahasa asing itu hanya ketemu saat kuliah atau bertemu orang asing."

(5) Membenci Hafalan
"Sejak jaman Orde Baru kita selalu disuguhkan hafalan demi hafalan, mulai dai 5 Sila Pancasila hingga Pembukaan Undang-undang Dasar 1945. Lalu apa hasilnya? Jadi, kalau ada guru/dosen yang meminta siswa/mahasiswanya untuk menghafal, maka ia lupa di jaman mana ia hidup."

dst...dst...dst...

Ini yang disebut dengan motivasi negatif, karena nadanya seperti membesarkan hati audiens nya, tetapi serentak justru menciptakan blok-blok baru di otak audiensnya, dan serentak membiarkan audiensnya berjalan sendirian di keramaian tanpa tahu mau berbuat apa disaat kejepit atau tersesat.


Lusius Sinurat

Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.