iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Berubah Untuk Berbuah - Transfigurasi Yesus

Berubah Untuk Berbuah - Transfigurasi Yesus
Transfigurasi Yesus
Hampir setiap orang takjub dengan keindahan kupu-kupu saat ia terbang dengan sayapnya yang elok. Tetapi kita akan lebih takjub lagi saat kita memerhatikan proses terjadinya “metamorfosa” (perubahan bentuk) seekor kupu-kupu.

Pertama-tama kupu-kupu bertelur, kemudian telur yang menempel di sebuah daun akan berubah menjadi ulat. Selanjutnya ulat bertambah besar dengan tubah semakin memanjang.

Ulat itulah yang kemudian berubah menjadi kepompong (pupa atau chrysalis) hingga keluar seekor kupu-kupu yang sangat indah.

Kita tidak pernah menduga bahwa dari ulat yang seringkali menjijikkan bagi sebagian besar wanita dan kepompong yang buruk bentuknya, suatu kelak akan berubah menjadi seekor kupu-kupu yang cantik.

Istilah ini disebut “metamorfosa” atau “transfigurasi”. Kata ini berasal dari istilah Yunani yang di dalam teks Kitab Suci disebut dengan metemorphethe atau metamorpheo. Istilah metemorphete atau transfigurasi dalam Kitab Suci sering dialamatkan pada diri Yesus.


Transfigurasi Yesus

Injil Markus menyebutkan bahwa Yesus mengajak ketiga murid-Nya yaitu Petrus, Yakobus dan Yohanes ke sebuah gunung yang tinggi, “Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka, dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat. Tak seorangpun di dunia ini yang dapat mengelantang pakaian seperti itu.” (Mark. 9:2b-3).

Dalam peristiwa transfigurasi tersebut tubuh fisik Yesus berubah secara menyeluruh. Tubuh manusiawi-Nya memancarkan cahaya kemuliaan Allah. Terlebih-lebih lagi, Ia berubah rupa secara rohaniah.

Tampaknya apa yang dikatakan oleh rasul Paulus tentang tubuh kebangkitan (Kor 15:49) secara prinsipil didasarkan pada diri Kristus yang sejak semula memiliki tubuh rohaniah, “Sama seperti kita telah memakai rupa dari yang alamiah, demikian pula kita akan memakai rupa dari yang surgawi.”

Kelak kita akan mengenakan rupa surgawi karena Kristus berkenan mengubah kefanaan dan kehinaan diri kita dalam kemuliaan-Nya. Dengan demikian, panggilan umat percaya adalah hidup sesuai dengan Kristus pada saat ini, agar bersama Kristus kita juga dimuliakan dalam kehidupan kekal.

Panggilan hidup yang terus-menerus menyerupai Kristus ini pula menginspirasi Thomas à Kempis (1380-1471) dalam bukunya berbahasa Latin, “De imitatione Christi” (The Imitation of Christ) yang dipublikasikan pada tahun 1418.

Tulisan Thomas à Kempis tentang “Menyerupai Kristus” tersebut diterima dan sangat dihargai, baik oleh gereja Katolik maupun gereja Protestan. Bahkan John Wesley dan John Newton mengatakan bahwa kehidupan pertobatan mereka dipengaruhi oleh pemikiran Thomas à Kempis yang menguraikan makna “Serupa dengan Kristus”.

Pemikiran Thomas à Kempis sebenarnya didasarkan pada ucapan Yesus yang mengatakan, “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup” (Yoh. 8:12).

Thomas à Kempis berkata: "HE WHO follows Me, walks not in darkness,” says the Lord. By these words of Christ we are advised to imitate His life and habits, if we wish to be truly enlightened and free from all blindness of heart. Let our chief effort, therefore, be to study the life of Jesus Christ.” 

Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan begini, "Dengan berpegang pada ucapan dan ajaran Yesus tersebut, kita wajib mengikuti kehidupan Kristus dan seluruh perbuatan-Nya, jika kita berkehendak untuk memperoleh pencerahan dan bebas dari seluruh kebutaan hati. Usaha utama kita haruslah mempelajari kehidupan Kristus).

Bagi Thomas à Kempis, pengajaran Kristus lebih agung daripada semua nasihat atau pengajaran para orang kudus manapun juga. Sehingga barang siapa yang hidup di dalam Roh Kristus akan memperoleh roti manna yang tersembunyi.

Selanjutnya, kegagalan kita untuk mendengar sabda Yesus disebabkan karena kehidupan kita tidak memiliki roh-Nya. Tetapi barang siapa berkehendak untuk mendengar dengan sungguh-sungguh seluruh pengajaran Kristus, maka ia akan menerapkan pola hidup Kristus dalam keseluruhan hidupnya.

Namun satu hal yang pasti, Thomas à Kempis juga berhasil membuktikan seluruh pemikiran “Serupa dengan Kristus” dalam kehidupan pribadinya. Itulah sebabnya tulisan Thomas à Kempis mempunyai kekuatan dan pengaruh yang luar biasa bagi setiap pembacanya.

Ia bukan sekedar seorang Pastor Katolik dan penulis biasa, tetapi juga seseorang yang telah berubah karena hidupnya diubah oleh Kristus. Tulisannya memancarkan cahaya kemuliaan Kristus yang adalah Anak Allah. >>Lanjut Baca!


Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.