iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Uang versus Ide

Uang versus Ide
Pembicaraan 3 teman di salah satu cafe di bilangan kota Madrid, Spanyol.

"Kau punya uang, aku punya ide segudang. Mana lebih penting: uang atau ide?" tanya Jefferson kepada Kennedy.

"Tentu saja uang," jawab Kennedy Singkat.

"Bagaimana mungkin?" Jefferson penasaran.

"Gini loh mas Jef. Kalau kau tak punya uang, untuk apa seguduang ide di kepalamu itu? Lagi pula ide-ide yang kau miliki itu juga terutama kau beli dengan uang. Kau sekolah hingga kuliah dengan uang. So, uang jauh lebih penting," tegas Bang Ken, begitu Kennedy akrab dipanggil.

"Halah. Yang benar saja. Kalau kau punya uang tapi tak punya ide untuk menggandakan jumlahnya, atau bahkan menghabiskannya, untuk apa uangmu itu?" Mas Jef bertahan dengan pandangannya.

John yang dari tadi setia mendengarkan percakapan seru kedua temannya penasaran dan ikut nimbrung.

"Hei kawan-kawanku. Tak ada habisnya bicara tentang uang versus ide. Ada beberapa poin yang sepertinya perlu kita sadari.

(1) 9 bulan di kandungan kita tak diberi uang sebagai modal untuk kelahiran kita. Tapi ibu dan ayah kita harus mempersiapkan sejumlah uang untuk proses kelahiran kita. Kebayang dong kalau ibu kita harus operasi caesar segala.

(2) Kita dibesarkan oleh orang tua agar kelak menjadi anak yang berhasil dalam hidup. Sejak awal kita disuguhi berbagai ide-ide positif, entah dalam bentuk nasihat atau aturan, demi kebaikan kita tadi. Tapi serentak kita diberi makan hingga di sekolahkan untuk mencapai harapan mereka tadi. Nah, uang sangat berperan di sini. Bukankah orang miskin selalu mengeluhkan hal ini?

(3) Mau jadi apa pun kita kelak, kita butuh ide di kepala kita untuk mencapainya. Tapi serentak uang adalah sarana terpenting untuk mencapainya.

Jadi, pentingnya uang dan ide itu ibarat telur dan ayam. Mana ebih dulu ada : ayam atau telur?

Yang pasti sih Tuhan tak menciptakan telur, tapi ayam. Kita juga diciptakan sebagai manusia yang berakal budi. Artinya modalitas yang sejak lahir sudah melekat dengan diri kita adalah akal budi, yang dengannya kita bisa membangun ide ide di kepala kita.

Ide-ide tadilah sebagai sarana kita untuk mencari uang: menggandakannya atau menghabiskannya.

Menurutku sih begitu. Gak tau kalau menurut mas Jef atau bang Ken." tutup John sembari memanggil si pelayan cafe untuk mengambil bill minuman mereka. ( Lusius Sinurat )


Lusius Sinurat

Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.