iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Prestasi dan Hadiah

Prestasi dan Hadiah
Perhatian Pemerintah dan pihak swasta kepada WARGA BERPESTASI di berbagai bidang, hampir selalu berjalan dalam SIKLUS ini:
  1. Tadinya seorang warga itu biasa saja, bukan siapa-siapa. _____Tetapi berkat usaha dan kerja kerasnya orang berasngkutan bisa mampu meraih restasi di bidang tertentu. Sayangnya proses ke arah sana luput dari pemberitaan media.
  2. Tiba-tiba karena kerja kerasnya ia mampu meraih prestasi di level tertinggi. _____Warga bersangkutan mengikuti berbagai lomba dengan modal sendiri, dan/atau dibantu pihak keluarga dan pihak-pihak lain yang merasa kasihan.
  3. Karena sudah menjadi pemberitaan media internasional, media lokal pun memblow up prestasinya tadi hingga si warga tadi jadi viral di media sosial. _____Sadar dengan peluangnya untuk menciptakan keajaiban, media lantas memberitakan prestasi warga tadi. Niat awalnya hanya dua: menyoroti minimnya perhatian pihak pemerintah dan mengumbar rasa bangga sebagai bagian dari masyarakat Indonesia.
  4. Pemerintah dan pengusaha kelas kakap (swasta) mulai memberi perhatian dengan segala bentuk bonus, apalagi sering terjadi bahwa warga berprestasi tadi berasal dari keluarga kurang mampu. _____Seperti kisah sinetron, pemerintah dan pengusaha swasta yang hebring tak mau menjadi pihak yang dipersalahkan kartena kurang memberi perhatian. Pemerintah dan pengusaha tadi lantas menawarkan sejumlah bonus, bahkan melebihi dari yang dibayangkan warga bersangkutan tadi. Sebut saja membangun rumah untuk keluarganya, memberinya modal usaha, dan berbagai fasilitas kelas wahid.
  5. Setelah kebanjiran bonus, sumbangan dan hibah dengan jumlah fantastis prestasi warga bersangkutan mulai melempem. _____Warga berprestasi tadi mulai kehilangan fokus antara menjadi obyek pemberitaan atau menjadi orang hebat dan kaya seketika karena kebanjiran hadiah. Hingga akhirnya fokusnya terbelah dan tak lagi tertantang mengembangkan prestasi dibidangnya. Ia pun kembali menjadi warga yang terlupakan seperti sebelumnya (Lih. No. 1).
Ini yang baru-baru ini terjadi dengan Mohammad Zohri (atlit lari), juga sebelumnya menimpa para atlit bulutangkis, para pemain sepakbola Timnas U-19, dan beberapa atlit atau pemenang lomba Olimpiade ilmu pengetahuan tertentu.


Tak ada yang salah dengan segala bentuk perhatian kepada mereka yang berprestasi, tetapi pemerintah dan semua pihak perlu menyadari bahwa mereka tak boleh hanya memanen tanpa menanam, karena hanya "orang yang menanam yang akan memanen."


Lusius Sinurat

Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.