iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Demi Viral Jadi Banal




Di medsos, terutama Facebook dan Twitter banyak orang yang begitu bersemangat hingga "berebutan" membagikan berita terbaru. Bahkan bagi warganet jenis ini, berita apa pun tak perlu dikonfirmasi, apalagi harus tahu validitasnya terlebih dahulu.

Banyak warganet yang ingin menjadi jurnalis (warga) dadakan dan berlomba menjadi pemberita pertama, atau penyebar berita pertama tentang peristiwa tertentu. Tak penting konfirmasi, bahkan tak perlu berselancar di internet untuk mengetahui kebenaran berita bersangkutan.

Seperti tiba-tiba beredar berita Ahok sudah keluar penjara, lalu ia akan menikahi seorang polwan muslim dan ia telah rela menjadi mualaf (bahkan sudah hafal Qur'an selama di penjara).

Percaya atau tidak, berita semacam ini bisa jadi datang dari lingkaran Ahok, atau pejabat yang merasa paling tahu Ahok. Mereka juga ingin menjadi orang pertama yang menyebar berit itu dengan harapan "semoga berita itu benar". Mereka melakukan hal itu dengan tujuan "terkenal", atau minimal demi menjegal lawan politiknya.

Kita masih sangat ingat betapa berita pencapresan Mahfud MD sebagai cawapres Jokowi telah menjadikan banyak pendukung Jokowi langsung mencetak kaos Jokowi-Mahfud, bahkan telah banyak atribut capres dengan nama itu.

Maka saat Jokowi justru memilih Ma'ruf Amin, mereka menyesal dan pasti rugi secara bisnis. Tapi apa daya, berita di media sosial begitu deras mengalir hingga orang tak sempat lagi mengkonfirmasi, bahkan seakan tak punya waktu lagi untuk menanti "PENGUMUMAN RESMI" dari orang bersangkutan.

Persoalannya, secara umum warga Indonesia itu mudah terpengaruh, dan karena sangat malas membaca warga kita lebih menyukai "berita pendek" dengan foto atau video sebagai pendukungnya.


Lusius Sinurat

Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.