iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Jejak Bunda Maria Dalam Kitab Suci

Jejak Bunda Maria Dalam Kitab Suci
Siapa Bunda Maria Suci sejak awal hingga akhir dapat kita ketahui dan telusuri jejaknya dalam Kitab Suci, sejak dari kitab Kejadian sampai dengan kitab Wahyu. Memang, nama Maria ibu Yesus itu sendiri hanya muncul pada bagian awal dari kitab-kitab Injil.

Namun seperti juga Yesus, Maria juga tampil dalam berbagai figur-figur tertentu dalam Kitab Suci. Tulisan ini tidak bermaksud untuk menyajikan secara lengkap atau mengupas secara lengkap, melainkan terbatas pada apa yang saya ingat saja. Silakan anda selidiki sendiri secara lebih mendalam.


Adegan #1
Hawa 

Kej 3:15 “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.” 

Dalam Roma 5:14 Rasul Paulus menyebutkan bahwa Adam adalah gambaran (type, pra-figure) dari Yesus. Di lain pihak, Hawa adalah gambaran dari Maria. 

Pada abad ke-2 Bapa Gereja Santo Irenaeus, Uskup Lyons menuliskan: “Simpul ketidak-patuhan Hawa telah dibuka oleh kepatuhan Maria; apa yang diikat oleh perawan Hawa karena ketidak-percayaannya, Maria telah melepaskannya lewat imannya..” Sedangkan Bapa Gereja Santo Hironimus di abad ke-4: “Kematian datang melalui Hawa, Hidup datang melalui Maria.” 

Demikian tidak sulit bagi para Bapa Gereja untuk menghubungkan Hawa dengan Maria, yang sering disebut sebagai Hawa Kedua, atau Hawa yang Baru (Second Eve or New Eve). Mengingat Adam dan Hawa diciptakan tanpa noda dosa, maka sungguh tepat kalau Maria sebagai Hawa yang baru juga diciptakan tanpa noda dosa (immaculately conceived). 

Tidak heran kalau Gereja mengajarkan hal ini, sebagai salah satu dari empat dogma Maria.Kalau Allah bisa menciptakan Hawa tanpa noda dosa, maka Allah juga bisa menciptakan Maria tanpa noda dosa. Kalau Hawa karena ketidakpatuhannya membawa maut kepada manusia, maka Maria karena kepatuhannya membawa Hidup kepada manusia. Kita tahu Hidup itu adalah Yesus. (bdk. Yoh 11:25-26)


Adegan #2 
Sara, Istri Abraham

Kejadian 17:15 Selanjutnya Allah berfirman kepada Abraham: “Tentang istrimu Sarai, janganlah engkau menyebut dia lagi Sarai, tetapi Sara, itulah namanya. AKU akan memberkatinya, dan dari padanya juga AKU akan memberikan kepadamu seorang anak laki-laki, bahkan AKU akan memberkatinya, sehingga ia menjadi ibu bangsa-bangsa; raja-raja bangsa-bangsa akan lahir dari padanya.” (Lih.Kisah Abraham dan Sara dalam Kej 16 - 18:15;21). 

Sumber ini tidak menjelaskan hubungan Sara dengan Maria, tetapi saya menduga karena Sara hanya mempunyai satu anak saja, Ishak, sedangkan Ishak sendiri adalah suatu prafigur Yesus, yang nyaris dikorbankan sebagai korban bakaran oleh Abraham (Kej 22 dan bdk. Kisah Penyaliban Yesus Cfr.)


Adegan #3
Hanna, Istri Elkana

Baca 1 Sam 1 - 2. Buku Katekis Gereja Katolik menyebutkan Hanna sebagai salah satu wanita yang merupakan gambaran Maria. Dari catatan kaki Kitab Suci bahasa Indonesia, bisa kita lihat bahwa Kidung Puji-pujian Hana (1 Sam 2:1-10) dikaitkan dengan Kidung Pujian Maria (Lukas 1:46-55).


Adegan #4
Debora, nabi wanita, hakim Israel dan Yael - istri Heber 

Baca kitab Hakim 4 & 5. Suatu ketika karena kejahatan umat Israel, TUHAN menyerahkan mereka ke tangan Yabin, raja Kanaan. Panglimanya, Sisera menindas orang Israel dengan kejamnya. Debora adalah nabi wanita dan memerintah sebagai hakim atas Israel. 

Dia bernubuat bahwa TUHAN akan menyerahkan Sisera ke tangan seorang perempuan. Ketika dalam suatu pertempuran Sisera melarikan diri dan masuk ke kemah Yael. Yael memberi minum susu supaya Sisera tertidur, dan setelah itu Yael melantakan pasak ke pelipis Sisera hingga tewaslah dia. 

Maka kita teringat dengan ayat Kej 3:15 tentang wanita dan keturunannya yang meremukkan kepala ular. Sisera, musuh Israel adalah personifikasi dari yang jahat. Sedangkan Yael, adalah gambaran Maria. 

Perhatikan juga dalam pasal 5 dari kitab Hakim-hakim ketika Debora menyanyikan Puji-pujian: “Diberkatilah Yael, isteri Heber, orang Keni itu, melebihi perempuan-perempuan lain, diberkatilah ia, melebihi perempuan-perempuan yang di dalam kemah.” (Hakim 5:24). Ini mengingatkan kita pada seruan Elizabet dalam Lukas 1:42 “Diberkatilah engkau di antara semua perempuan..”


Adegan #5
Rut, istri Boas 

Baca kitab Rut 1 - 4. Buku Katekis menyebutkan Rut sebagai salah satu dari sejumlah wanita yang merupakan gambaran Maria. Waktu saya membaca kitab ini, hubungan yang saya lihat adalah bahwa Ruth adalah seorang wanita yang lurus hatinya dan setelah kawin lagi dengan Boas, memperanakan Obed, yang memperanakan Isai dan Isai memperanakan raja Daud.

Jejak Bunda Maria Dalam Kitab Suci

Adegan #6
Yudit

Baca kitab Yudit (Deuterokanonika). Ini adalah satu lagi kisah seorang wanita yang lurus hati dan berkenan bagi Allah. Ketika bangsa Israel merana dalam pengepungan balatentara raja Nebukadnezar yang dipimpin oleh panglimanya, 

Holofernes, Yudit dengan meminta berkat Allah, seorang diri pergi menemui Holofernes dan dengan kecerdikannya berhasil memenggal kepala Holofernes hingga membuat balatentaranya cerai berai dan dengan mudah dikalahkan oleh umat Israel. Segera setelah kemenangan kaum Israel, Yudit juga menyanyikan kidung puji-pujian (Yudit 16). 

Holofernes, seperti juga Sisera, adalah personifikasi si ular tua yang diremukkan kepalanya oleh “sang wanita” beserta keturunannya (Kej 3:15). Dan Yudit, seperti juga halnya Yael, adalah sejumlah wanita-wanita lemah yang dibangkitkan oleh Allah pada saat-saat tertentu untuk membantu bangsa Israel (baca: Gereja) pada kemenangan. Titik kulminasinya tentu ada para Maria dan Yesus.


Adegan #7
Ester

Baca kitab Ester 1-10. Ketika jaman raja Ahasyweros yang berkuasa dari India sampai Etiopia, ada seorang wanita Yahudi bernama Ester, yang karena ketulusan hati dan keelokan parasnya, diangkat menjadi ratu bagi raja Ahasyweros. 

Tiada diketahui latar belakangnya sebagai bangsa Yahudi hingga suatu ketika Haman yang diangkat menjadi tangan kanan raja bermaksud jahat dan hendak menumpas seluruh bangsa Yahudi yang berada di wilayah kekuasaan raja. 

Mordekhai, ayah angkat Ester meminta tolong pada Ester untuk menyelamatkan bangsa Yahudi dari kaki tangan Haman. Maka ratu Ester mengadukan kejahatan Haman kepada raja dalam suatu perjamuan yang diadakannya bagi raja. Haman dihukum mati, digantung di tiang yang sebetulnya disediakan olehnya untuk menggantung Mordekhai. 

Bangsa Israel memperingati hari ini sebagai hari raya Purim, dari kata “pur” yang berarti “undi”, karena Haman telah membuang pur untuk menghancurkan bangsa Israel. Sekali lagi Allah membangkitkan seorang wanita untuk melindungi umat Israel disaat-saat yang kritis.


Adegan #8 
Batsyeba, ibunda Raja Salomo

Baca kitab 1 Raja 1-2. Ketika raja Daud sudah lanjut usia, Batsyeba memastikan bahwa anaknya, Salomo, yang akan menjadi pengganti raja Daud. Demikian Salomo dinaikan ke atas keledai betina raja dan imam Zadok mengurapinya dengan minyak. Tidak seorangpun bisa masuk ke ruangan raja tanpa ijin dan pelanggar akan dihukum berat. 

Namun ketika Batsyeba datang menemui raja Salomo, sang raja bangkit dari tahtanya, menyambut ibunya dan tunduk menyembah kepadanya. Raja Salomo meminta kursi untuk ibunya yang diletakkan di sebelah kanan tahtanya. Demikian raja Salomo dan ibunda ratu Batsyeba adalah prafigur Yesus dan Maria ibu-Nya. 

Dalam sejarah bangsa Israel, ibusuri raja, atau Gebirah - yang arti harafiahnya adalah “wanita kuat” - strong woman - memerintah bersama-sama raja-raja Israel. Suatu hal yang juga terjadi pada Yesus dan Maria. 

Jejak Bunda Maria Dalam Kitab Suci
Oleh karena itulah tidak heran kalau Gereja seringkali memanggil Maria antara lain dengan sebutan Ratu Para Malaikat, Ratu Surgawi, pendeknya segala sebutan Ratu. Karena jika kita percaya bahwa Yesus adalah Raja Kerajaan Allah, maka dengan melihat sejarah raja-raja bangsa Israel, kita tahu bahwa Maria juga duduk di sebelah kanan Yesus, sebagai ratu dan memerintah bersama-sama Puteranya, Yesus, untuk selama-lamanya.


Adegan #9 
Tabut Perjanjian Baru - The Ark of The New Covenant.

Baca kitab Keluaran 40, 2 Samuel 6, Lukas 1. Ketika Malaikat Gabriel mengunjungi Maria, dia mengatakan bahwa Roh Kudus akan turun atas Maria dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaunginya (Lukas 1:35). 

Bandingkan dengan ayat Kel:40:34 ketika awan kemuliaan Allah turun atas Kemah Suci dimana di dalamnya terdapat Tabut Perjanjian yang berisi Sepuluh Firman Allah. 

Dari kitab Ibrani 9:4 kita mengetahui bahwa di dalam Tabut Perjanjian, diletakkan sebagai berikut: manna, tongkat Harun yang pernah bertunas, dan loh batu 10 Perintah Allah. Selanjutnya, lihat bahwa ketiga hal ini adalah tiga atribut Yesus masing-masing sebagai: Roti Hidup yang turun dari surga (Yoh 6:25-59), Imam Agung menurut aturan Melkisedek (Ibr 5:6, 8:1) dan Firman Allah (Yoh 1:1). 

Kalau dalam Perjanjian Lama, Tabut Perjanjian berisi benda-benda yang melambangkan Yesus, maka dalam Perjanjian Baru, Maria yang melahirkan Yesus adalah Tabut Perjanjian Baru. Ada banyak persamaan antara apa yang dialami oleh Maria seperti diceritakan dalam Lukas 1, dengan apa yang terjadi pada Tabut Perjanjian dalam 2 Samuel 6. 

Ketika Maria mengunjungi Elisabet melonjaklah anak dalam rahim Elisabet. Bandingkan ini dengan raja Daud dan kaum Israel yang meloncat-loncat dan menari-nari di depan tabut perjanjian (Luk 1:41,44 dan 2 Sam 6:5,16). 

Selanjutnya dalam kuasa Roh Kudus, Elisabet berseru; "Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?". Kalimat yang serupa dapat kita temukan dalam kitab 2 Samuel: "Bagaimana tabut TUHAN itu dapat sampai kepadaku?" (Luk 1:42 dan 2 Sam 6:9). 

Seterusnya lagi, disebutkan bahwa Maria tinggal bersama Elisabet selama tiga bulan lamanya. Bandingkan dengan 2 Samuel: Tiga bulan lamanya tabut TUHAN itu tinggal di rumah Obed-Edom." (Luk 1:56 dan 2 Sam 6:11). 

Kisah tentang tabut perjanjian ini juga membantu kita untuk mengerti apa yang menjadi dasar dari dogma Maria Diangkat ke Surga. Kalau dalam Perjanjian Lama, tabut perjanjian ditahtakan di kota Yerusalem, maka dalam Perjanjian Baru, Maria sebagai tabut perjanjian baru, diangkat ke surga (heavenly Jerusalem) dan dimuliakan, seperti telah dinubuatkan oleh para nabi: Mazmur 132:8 "Bangunlah, ya TUHAN, dan pergilah ke tempat perhentian-Mu, Engkau serta tabut kekuatan-Mu!" 

Agaknya ini mereferensikan kebangkitan dan naiknya Yesus ke surga, dan beserta tabut perjanjian-Nya, yaitu Maria ibunda-Nya. (baca juga 2 Taw 6:41). 

Akhirnya, kita ingat bahwa orang berdosa tidak bisa menyentuh tabut perjanjian. Kalau berani coba-coba, maka maut akibatnya seperti yang terjadi pada Uza (2 Sam 6:6-7). Sebab apa yang telah didiami oleh Allah Israel, adalah kudus. Sehingga Allah yang telah turun atas tabut perjanjian (Kel 40:34), membuat tabut perjanjian itu kudus dan tidak boleh disentuh oleh manusia berdosa. 

Ini mengingatkan kita bahwa Maria sebagai tabut perjanjian baru, tidak bernoda dosa. Karena Allah Israel mendiami rahim Maria, maka Maria pun dibuat-Nya kudus - tidak bisa tercemar oleh noda dosa.

Jejak Bunda Maria Dalam Kitab Suci
Adegan #10 
"perempuan" dari Injil Yohanes

Yoh 2:4 ; 19:27. Kalau kita membaca Injil Yohanes, maka mungkin kita bisa melihat beberapa kemiripan pada pasal 1-2 Injilnya dengan pasa 1-2 kitab Kejadian. Misalnya, baik kitab Kejadian maupun Injil Yohanes membuka dengan kata-kata: "Pada mulanya..." (Kej 1:1, Yoh 1:1). 

Selanjutnya, Yohanes menggunakan hitungan hari, serupa seperti kitab Kejadian. Berturut-turut tiga kali Rasul Yohanes menggunakan kata: "Keesokan harinya..." (Yoh 1:29, 1:35, 1:43). Seterusnya, pada pasal 2:1, dia mengatakan: "Pada hari ketiga..." 

Kalau kita menggabungkan ini semua, maka sebetulnya kita berada pada hari ketujuh. Mari kita lihat apa yang terjadi pada hari ketujuh dari kitab Kejadian. TUHAN Allah menaruh manusia itu di taman Eden dan menciptakan seorang wanita baginya. Dan kata pertama yang diucapkan olehnya adalah: "tulang dari tulangku, daging dari dagingku..Ia akan dinamai perempuan". 

Demikian ketika Yesus memanggil ibunya dengan sebutan "perempuan" sebetulnya ini mengidentifikasi Maria sebagai Hawa yang Baru (New Eve) atau Hawa Kedua (Second Eve). Dengan cara yang sama seperti Adam (yang merupakan prafigur Yesus) mengidentifikasi Hawa sebagai perempuan. 

Demikian pula sebelum Yesus wafat, kembali Dia menyebut Maria dengan sebutan: "Perempuan, inilah anakmu!" dan kepada murid-murid-Nya Dia berkata: "Inilah ibumu!" 

Meskipun Kitab Suci bhs Indonesia menggunakan sebutan "ibu", sesungguhnya kata yang dipakai adalah "perempuan/wanita". Ini bisa dilihat di berbagai versi Kitab Suci bhs Inggris yang kesemuanya menggunakan kata "woman" bukan "mother".


Adegan #11 
seorang perempuan muda akan mengandung

Baca kitab Yesaya 7:1-17. Pada jaman pemerintahan raja Ahas bin Yotam bin Uzia, kota Yerusalem diserang dan dikepung oleh raja Aram. 

Raja Ahas gemetar ketakutan. TUHAN mengutus nabi Yesaya untuk menguatkan hati raja Ahaz dan tidak nanti TUHAN akan membiarkan raja Aram menaklukan Yehuda. TUHAN bahkan menawarkan raja Ahas untuk meminta suatu pertanda dari-NYA. 

Sayangnya dengan berdalih tidak ingin mencobai TUHAN, raja Ahas menolak. Namun lewat nabi Yesaya, TUHAN tetap memberikan suatu pertanda, bahwa seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Immanuel.


Adegan #12
Perempuan yang berselubungkan matahari

Maka terbukalah Bait Suci Allah yang di sorga, dan kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu dan terjadilah kilat dan deru guruh dan gempa bumi dan hujan es lebat. Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: "Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya." (Wahyu 11:19, 12:1). 

Dari tabut perjanjian di ayat Why 11:19, lantas menyambung ke seorang perempuan di ayat Why 12:1. Wanita itu adalah Maria yang melahirkan Gereja. Yesus adalah Anaknya yang disebutkan dalam antara lain ayat Why 12:5,6. Sedangkan kita umat Kristen adalah keturunan-keturunannya yang lain seperti disebutkan dalam Why 12:17. Kita semua sesungguhnya adalah anak-anak Maria.

Menarik untuk disimak bahwa kedua ayat ini terletak persis di tengah-tengah kitab Wahyu. Ini seperti Perjanjian Lama yang berakhir dan Perjanjian Baru yang dimulai dengan Maria yang melahirkan Yesus Sang Juru Selamat. 

Dari banyak peristiwa penampakan Maria (Marian apparitions) di seluruh penjuru dunia, seringkali para visionari melihat Maria bermahkotakan 12 bintang di atas kepalanya. Dan banyak juga yang menggambarkan Maria sebagai berkilau-kilauan melebihi terangnya matahari, atau seolah-olah seluruh tubuhnya diselimuti oleh cahaya yang terang gemilang bak matahari. 

Tidak terasa tulisan yang tadinya pingin pendek-pendek aja jadi sepanjang ini :-) Dan ini rasanya belum mengupas setiap bagian secara lebih mendalam dan mendetail. Walau begitu mudah-mudahan "garis besar" ini juga sudah memberi gambaran akan peran penting Maria dalam Karya Penyelamatan Allah Bapa. Eksistensinya sudah dinubuatkan sejak awal dan perannya sudah digambarkan oleh berbagai figur-figur penting dalam Kitab Suci. 

Sekedar informasi, Yesus sendiri juga memiliki banyak sekali figur-figur pendahulu yang memberi gambaran akan Yesus, serupa seperti figur-figur diatas memberi gambaran akan Maria. Dalam banyak kejadian penting dalam Kitab Suci, selalu ada Yesus dan/atau Maria.


Sumber Inspirasi:
  • Kitab Suci Bhs.Indonesia 
  • Kitab Suci NAB - New American Bible 
  • Hail Holy Queen, by Prof.Scott Hahn, Doubleday 
  • Catechism of The Catholic Church - Pocket Edition, Doubleday 
  • Dawn of A New Eve, Prof.Scott Hahn talks part 1, National Catholic Family Conference 2001 
  • Venerators of The Lost Ark, Prof.Scott Hahn talks part 2, National Catholic Family Conference 2001 
  • Treat Her Like A Queen, Prof.Scott Hahn talks part 3, National Catholic Family Conference 2001 
  • All Generations Shall Call Me Blessed, Tim Staples (video & tape series), Saintjoe.com 
  • Footprint of God: Mary Mother of God (video), Stephen Ray, Ignatius.com 
  • Catholicism in Scripture booklet, Ed Gerber, St.Joseph Radio 
  • Three of The Most Controversial People in the Bible: Mary (part 2), Stephen Ray, NCFC 2001 Where is That In The Bible, Patrick Madrid, Our Sunday Visitor

Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.