iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Pengalaman Ekaristis

Pengalaman Ekaristis

FAKTA ATAU FIKSI?

Mungkin beberapa kisah di bawah ini pernah Anda lihat atau alami !

Kisah 01

Mungkin kejadian seperti ini pernah Anda lihat atau alami!Pada Misa pagi hari di sebuah paroki di kota Medan terjadi peristiwa lucu sekaligus mengejutkan berikut. Sembiring dan Tarigan yang tanpa diduga duduk berdekatan. Sembiring yang seksi liturgi itu memang rada berbakat datang telat. Sementara Tarigan tergolong on time tiap perayaan Ekaristi, juga dalam rapat-rapat DPP. Sebenarnya si Tarigan ini rekan Sembiring di DPP. Tarigan itu seksi Pewartaan.

Di luar itu mereka juga masih famili. Mereka itu kalimbubu satu sama lain. Tapi entah kenapa, sejak Tarigan tidak datang pada upacara adat perkawinan putranya si Sembiring di jambur Silimakuta, Sembiring pernah bersumpah tidak akan memaafkan Tarigan sampai kapan pun. Sejak saat itu mereka tak pernah lagi bertegur sapa, bahkan ketika sama-sama rapat DPP di Paroki.

Permusuhan itu pun berlanjut hingga pada perayaan Misa. Dalam Misa pagi itu, sesudah Doa Damai, tibalah ritus “Salam Damai”. Sembiring yang duduk persis di depan Tarigan tiba-tiba berbalik hendak memberi salam damai. Apa yang terjadi? Tiba-tiba saja ia mengurungkan niatnya dan mengalihkan uluran tangannya ke orang lain yang ada di sebelah Tarigan.

Tarigan pun tersinggung dan merasa sakit hati karena dipermalukan di tengah umat lain; di dalam gereja lagi! Tiba-tiba, seorang ibu beru Tarigan yang menyaksikan peristiwa itu tiba-tiba teriak: “Oe Sembiring. Ula kam bage. Tiap minggu kam ertoto, tapi la banci kam memaafkan turangku enda.”

Ginting dan barus yang sama-sama anggota K3BS yang kini sedang cuti di Medan malah bergosip dengan Barus diiringi lagu “Anak Domba Allah” yang menggema pada Misa itu, “Padahal mereka itu famili loh. Udah gitu, dengar-dengar, mereka bahkan sama-sama anggota DPP lagi. Wah wah…ternyata... segitunya ya?”


Kisah 02

Seorang anak yang kini kelas 3 SMP, Herman Ginting sedang belajar mau ujian akhir (UN). Mamanya udah janji mau menemani. Tapi mamanya ingkar janji. Si mamanya malah asyik nonton sinetron, sambil ikutan menteskan air mata saat menonton “Putri yang Tertukar” dan ikutan marah saat menonton “Cinta Fitri seri-150”.

Herman Ginting pun belajar tapi sambil menggerutu, “Katanya janji mau nemenin belajar. Katanya ingin mencintai anak-anak dan mendidiknya di dalam nama Tuhan. Mama seperti apa itu?” Yang bikin Herman makin kesal karena ia tahu sikap mamanya sama saja ketika ikut Misa tadi pagi di gereja.

Mamanya malah cerita tentang bagaimana menjadi istri hebat seperti dalam sinetron “Suami-suami Takut Istri”. “Apanya mau diteladani kalau punya mama kayak gitu?”, gumamnya diiringi rasa kantuk... hingga ia tertidur di atas catatannya.


Kisah 03

“Tuhan Yesus Kristus, jangan memperhitungkandosa kami, tetapi perhatikanlah iman Gereja-Mu….dst”… Tapi tak lama berselang, pada saat menerima komuni berlangsung, Sapomalem Karo-karo malah jelalatan dan berbisik pada isterinya Celengan Perangin-angin,

“Mi, tuh, katanya aktivis, tapi kok hutangnya gak dibayar-bayar sih?” Kok sempat-sempatnya ya? Tapi begitulah yang terjadi bila kita lebih berbakat menghitung dosa orang lain daripada dosa kita sendiri.


KORELASI ANTARA EKARISTI DAN KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Ekaristi dan Kehidupan sehari-hari:
  1. Adakah kaitan antara Ekaristi dan dunia pendidikan di sekolah, di rumah, di tempat kursus?
  2. Adakah kaitan (hubungan) antara Ekaristi dan pekerjaan di kantor, usaha dagang di pasar, di rumah?
  3. Kaitan antara Ekaristi dan urusan Rumah Tangga (dapur, Ekonomi RT, mencuci, membersihkan lantai dst?)
  4. Kaitan antara Ekaristi dan “rekreasi”: badminton, sepakbola, ping-pong, jalan-jalan?
  5. Kaitan antara Ekaristi dan Tani Lestari: pelestarian tanah melalui pupuk dan pestisida organik (bukan kimiawi)?
  6. dan seterusnya….!!

PERSOALAN MENDASAR MENGAPA MERAYAKAN EKARISTI

Apa alasan sesungguhnya mengikuti Ekaristi setiap (hari) Minggu?
  1. Terpaksa, daripada tidak ada acara malam minggu,
  2. Kewajiban, mau ketemu seseorang, atau mau apa??
  3. Siapakah sebenarnya yang merayakan Ekaristi?
  4. Perayaan Ekaristi itu kepentingan siapa?
  5. Manakah kepentingan Ekaristi untuk hidupku yang biasa-biasa saja ini (profan) di tengah dunia?
Lantas, bagaimana Ekaristi menjadi sumber dan puncak hidup umat beriman (SC 10)?


Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.