iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Kesalahan Sistem Lebih Bahaya Daripada Kesalahan Manusiawi

Kesalahan Sistem Lebih Bahaya Daripada Kesalahan Manusiawi
Ilustrasi: KompasId

"Jokowi salah menggabungkan pariwisata dengan ekonomi kreatif," kata Ernest, komik alumni SUCI Kompas.

"Jokowi terlalu nekad memilih Nadiem Makarim jadi mendikbud," kata beberapa akademisi yang sedang berkecimpung dengan berbagai proyek penelitian mereka.

"Nekad sekali Jokowi memilih jenderal sebagai menteri agama," kata para pemuka agama.

Salah dan menyalahkan adalah manusiawi. Karena menyangkut manusia, maka bisa saja Jokowi salah, atau malah para pengkritiknya yang tak paham apa yang dikritiknya. Jawabannya bisa 5 tahun lagi.

Akan berbeda ketika Anda salah mengetik nomor KTP, ID Card lain, Nomor rekening bank, dst. Saat itu juga sistem akan menunjukkan kalau Anda salah atau benar. Minimal mesin ATM akan memuntahkan kartu ATM Anda karenaAnda salah mengetik nomor PIN Anda.

Bayangkan ketika Anda mengirim uang ke nomor rekening bank yang salah. Uang terkirim, dan kita panik saat tahu nama si penerima ternyata berbeda dengan nama yang seharusnya.

Ini lantas berarti bahwa kesalahan sistem jauh lebih membahayakan daripada kesalahan manajemen. Anda bisa mengganti pegawai Anda, tanpa merusak sistem. Tetapi ketika Anda mengganti sistem, maka secara otomatis pegawai yang Anda butuhkan akan berubah.

Di dunia digital, Anda adalah nomor, label, dan sekumpulan kode. Di tahanan Anda diberi nomor, di KTP anda juga diberi nomor, bahkan ketika Anda sedang antri. Kita tak lagi terkejut saat Anda dipanggil, bukan dengan nama Anda, tetapi dengan nomor yang mereka berikan kepada Anda.

Bahkan saat pemilu, Anda harus mencoblos nomor urut caleg, atau saat pilpres, pilgub dan pilbup/pilwalkot, Anda juga diminta memilih paslon dengan nomor urutnya.  Maka, salah mencoblos nomor urut calon, Anda bisa menyesal selama lima tahun kedepan.


Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.