iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Kaderisasi oleh Partai Politik

Kaderisasi oleh Partai Politik
Irjen (Pol)Wagner Maruli Damanik, M.A,P 
balon bupati Kab. Simalungun bersama Istri Maya Purba.
Partai kader adalah partai yang mengandalkan pada kualitas anggota, keketatan organisasi dan disiplin anggota sebagai sumber kekuatan utama. 

Seleksi keanggotaannya sangat ketat, melalui pengkaderan yang berjenjang dan intensif, serta penegakan displin partai yang konsisten, tanpa pandang bulu.

Struktur organisasinya sangat hirarkis sehingga jalur perintah dan tanggung jawab sangat jelas, karenanya sangat elitis. 

Partai kader mengandalkan kualitas anggota serta keanggotaannya melalui sistem yang sudah ditentukan dengan ketat, berjenjang serta intensif yang memiliki tanggung jawab dan disiplin yang tinggi.

Akhirnya, partai kader biasanya menganut ideologi konservatisme ekstrem atau maksimal reformis moderat.

    Kaderisasi oleh Partai Politik

    Secara internal partai politik, kaderisasi adalah proses “intervensi” dari partai politik untuk meningkatkan kapasitas individual para anggotanya agar mampu menjalankan sebagai fungsi partai.

    Kaderisasi dianggap berguna demi memastikan bahwa orang-orang yang terseleksi dalam proses rekrutmen adalah orang yang kompeten atau memiliki layolitas terhadap partai. Sementara karakteristik kaderisasi yang ingin dihasilkan ini akan juga ditentukan oleh kecenderungan tipedari partai yang bersangkutan.

    Secara eksternal, kaderisasi juga penting bagi tanggung jawab partai dalam melakukan pendidikan politik kepada publik. Agar proses kaderisasi ini dapat terjaga kontinuitasnya, maka dibutuhkan pelembagaan kaderisasi.


    Dua Dimensi Dalam Pelembagaan Kaderisasi Oleh Partai Politik

    Ada dua dimensi utama yang penting dicermati dalam rangka melakukan pelembagaan kaderisasi, yang sebenarnya menjadi ciri khas pelembagaan demokrasi dalam internal partai, yakni dimensi formal dan dimensi politis.
    • Dimensi Formal - Berkenaan dengan pembentukan sistem formal kaderisasi. Pembentukan ini terjadi melalui internalisasi nilai-nilai demokrasi dan perjuangan partai yang dicangkokkan kedalam diri kader melalui instrumen program pendidikan dan pembentukan lembaga yang khusus mengelola kaderisasi. 
    • Dimensi Politis - Menempatkan kaderisasi dalam makna ruang politik, yakni ruang tarik-menarik atau kompetisi berbagai kepentingan atau faksi-faksi internal partai yang rawan konflik. 
    Benturan antara dimensi formal dan politis tersebut akan diawali dari ketegangan kebutuhan partai untuk menciptakan standar-standar kapasitas tertentu bagi para anggotanya di satu sisi, dan potensi kehendak politis untuk mengabaikannya.

    Dimensi politis yang muncul di sini sebenarnya juga karena keterkaitan kaderisasi dengan dimensi politis dalam proses rekrutmen.

    Komitmen untuk melaksanakan kaderisasi tidak cukup dengan hanya mencantumkannya dalam AD/ART. Kaderisasi juga harus diterjemahkan kedalam program-program partai dalam setiap periode dan tingkatan kepengurusan.

    Komitmen dan keseriusan partai politik dalam melakukan kaderisasi harus bisa diukur dengan ukuran-ukuran yang kongkret dan dipahami oleh publik, dengan mencermati beberapa indikator sebagai berikut:

    • Sistem Kaderisasi - menyangkut (1) orientasi pengkaderan, (2) kesesuaian materi kaderisasi dengan platform, dan program, serta (3) mekanisme kaderisasi.
    • Kelembagaan - menyangkut (1) keberadaan lembaga kadrisasi dalam tiap tingkatan kepengurusan partai, (2) penjaluran kader pasca kaderisasi (penjaluran output), dan (3) adanya trainer yang melaksanakan kegiatan pengkaderan.
    • Kuantitas - menyangkut (1) jumlah orang yang mengikuti pengkaderan dan (2) jumlah trainer 
    • Kualitas - menyangkut (1) tingkat kapasitas keahlian peserta kaderisasi dan (2) karya atau prestasi peserta pasca kaderisasi.
    • Waktu dan Dana - menyangkut (1) alokasi waktu yang dialokasikan bagi program-program pengkaderan dan (2) alokasi dana yang dianggarkan untuk program-program pengkaderan.

    Posting Komentar

    Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.