iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Poda Sagu-sagu Marlangan

Poda Sagu-sagu Muarlangan
Debang Resort, Silalahi, Dairi
Poda sagu-sagu marlangan diadakan untuk mencegah pertengkaran antara keturunan Silahi  Sabungan dengan Keturunan si Raja Tambun (baca: Silsilah Marga Silahisabungan)

Untuk menyelenggarakan Poda Sagu-sagu Marlangan ini, Silahi Sabungan meminta istrinya, Pinggan Matio menempa Sagu-sagu Marlangan berbentuk manusia yang ditaruh di kedalaman ampang (bakul).

Silahi Sabungan lantas memanggil seluruh putra- putri dan isterinya mengelilingi sagu-sagu marlangan tersebut, sembari menyampaikan pesan (wasiat) berikut ini:

HAMU ANAKKU NA UALU (Wahai, kedelapan puteraku),
  1. INGKON MASIHAHOLONGAN MA HAMU SAMA HAMU RO DI POMPARANMU, SISADA ANAK SISADA BORU NA SO TUPA MASIOLIAN, TARLUMOBI POMPARANMU NA PITU DOHOT POMPARAN NI SI RAJA TAMBUN ON. (Kalian harus saling mencintai antara kalian sendiri dan keturunan kalian sebagai satu kesatuan dan tidak boleh saling menikah di antara mereka, terutama keturunan kalian bertujuh dan keturnan si Raja Tambun ini).

  2. INGKON HUMOLONG ROHAMU NA PITU DOHOT POMPARANMU TU BORU POMPARAN NI ANGGIMU SI RAJA TAMBUN ON, SUANG SONGON I NANG HO RAJA TAMBUN DOHOT POMPARANMU INKON HUMOLONG ROHAM DI BORU POMPARAN NI HAHAM NA PITU ON. (Kalian bertujuh harus harus lebih menyayangi puteri-puteri dari adik kalian si Raja Tambun ini; begitu juga engkau Raja Tambun dan keturunanmu harus lebih menyayangi putri dari ketujuh abangmu dan keturunan mereka ini.)

  3. TONGKA DOHONONMU NA UALU NA SO SAAMA SAINA HAMU TU PUDIAN NI ARI. (Jangan pernah mengatakan di kemudian hari bahwa kalian berdelapan tidak berasal dari satu ayah.)

  4. TONGKA PUNGKAON BADA MANANG SALISI TU ARI NA NAENG RO. (Jangan pernah memulai pertikaian atau selisih paham antar kalian di kemudian hari.)

  5. MOLO ADONG PARBADAAN MANANG PARSALISIHAN DI HAMU, INGKON SIAN TONGA-TONGAMU MA SI TAPI TOLA, SIBAHEN UMUM NA TINGKOS NA SOJADI MARDINKAN, JALA NA SO TUPA HALAK NA HASING PASAEHON. (Apabila ada pertikaian atau perselisihan di antara kalian, harus dari antar kalian sendiri yang menjadi hakim yang adil; dan jangan sampai orang lain yang menyelesaikan pertikaian itu.)
Setelah menyampaikan wasiat itu, Raja Silahisabungan pun duduk dan menyuruh anak-anaknya menjamah sagu-sagu marlangan itu, lalu meminta satu per satu dari kedelapan anaknya untuk meneguhkan ikrar kesetiaan tersebut dengan doa,

"Sai dipargogoi Mulajadi Nabolon ma hami dohot pomparan nami mangulahon poda na nilehonmi amang,” kata mereka secara bergantian.

Atau dalam bahasa Indonesia bisa diterjemahkan dengan "Semoga Sang Pencipta menguatkan kami dan seluruh keturunan kami dalam melaksanakan wasiat ayah kami."

Di akhir acara, Raja Silahi Sabungan pun berkata, "Barang siapa yang melanggar wasiat ini, maka ia akan bernasih seperti sagu-sagu marlangan ini, yakni tidak memiliki keturunan dan hilang tanpa bekas (ingkon mago jala pupur).”


Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.