iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Kematian dan Alasan Rasional

Kematian dan Alasan Rasional
Mgr. Dr. Anicetus Bongsu Sinaga, OFMCap yang meninggap pada 7 November 2020 di RS St. Elisabeth Medan.

Banyak orang mencoba mencari alasan alasan mengapa seseorang mati (mendadak). Tentu saja hal ini terkait dengan pandemi korona atau covid-19 yang telah menelan koraban jutaan di seluruh dunia. Bersamaan dengan itu, jumlah orang yang meninggal pada tahun 2020 ini memang tampaknya sangat banyak.

Kematian mereka rata-rata diluar dugaan. Mendadak dan seakan tak menyisakan tanda=tanda sedikitpun kalau orang yang terlihat sehat itu tiba-tba saja pergi. Ada yang tiba-tiba meninggal di usia muda, juga di usia paling produktifnya.

Ada juga yang meninggal di tempat kerja, saat dalam perjalanan, atau saat melakuka aktivitasnya. Tak hanya itu, ada juga mantan guru saya, Pst. Vincent Tamba, Pr yang ditemukan dalam kondisi tak bernyawa di kamarnya sendiri.

Dibawah alam sadar kita selama masa Pandemi Covid-19 ini, kita seakan tak begitu terkejut lagi mendengar kata "mati" atau "meninggal". Kita bahkan seakan sudah memaklumi "kematian mendadak", karena serangan virus korona yang mematikan dan muncul secara tak terduga.

Biasanya sih, selain virus korona, kematian orang-orang yang di sekitar kita juga disebabkan oleh penyakit bawaan yang sudah meresap dalam tubuhnya. Bahkan para dokter dan tenaga medis sebagai "jantung" penyelematan pasien terpapar Covid-19 pun banyak yang jadi koraban.

Nah, meninggal berarti kondisi tak bernyawa. Tak bernyawa karena jantung sebagai alat pernafasan sudah tidak berfungs samasekali. Pengetahuan umum semacam ini juga turut menghilangkan rasa takut seseorang pada kematian.

Maka jangan heran ketika kita semakin akrab dengan berita kematian keluarga, sahabat dan teman, bahkan rekan kerja kita. Bagaimana tidak, hampir setiap hari kita mendengar berita orang yang tiba-tiba meninggal. Entah karena virus Covid-19 entah karena penyakit, entah karena kecelakaan. Pokoknya macam-macam alasan orang-orang tersebut meninggal.

Hidup dan mati memang ada di tangan Tuhan. Artinya, hanya Tuhan yang tahu kapan kita hidup dan mati. Oleh karena itu, memaksakan alasanlogis (sains-medis) sebagai alasan "mengapa seseorang meninggal mendadak" tak sempat mengantisipasi kematiannya sama saja kita sedang berupaya menjadi Tuhan atau kehidupan ini.

Tak semua orang yang sakit jantung meninggal karena serangan jantung. Bahkan tak semua orang yang meninggal secara mendadak karena serangan jantung. Tetapi, semua jantung dari orang meninggal memang sudah tak berfungsi. Tentu saja tak mudah bagi para dokter untuk menyampaikan bahwa serangan jantung adalah satu-satunya alasan mengapa seseorang meninggal mendadak.

Di titik inilah kita harus menyadari bahwa hal terpenting dalam kematian bukanlah alasan mengapa seseorang meninggal secara mendadak, tetapi bagaimana kita belajar dari hal-hal baik dari hidupnya selama ini.

Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.