iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Counter-clockwise Life Cycle

Counter-clockwise Life Cycle

Ada banyak paradoks dengan segala tampilan kegilaannya dalam kehidupan sosial kita.

Ada siswa-siswi SD yang masih sedang sekolah justru lupa nama sekolahnya. Siswa-siswi SMP bahkan tak tahu nama kepala sekolahnya. Udah gitu siswa-siswi SMA bangga tak tahu nama temannya yang selama 1 tahun duduk sebangku dengannya.

Mahasiswa pun sama. Dosen dan mahasiswa tak saling mengenal. Interaksi di kelas tak lebih dari sekedar melengkapi absensi. Mahasiswa tak suka bertanya, alih-alih berdiskusi dan berdebat. Nyaris tak ada bedanya dengan mendengarkan kotbah di rumah ibadah.

Di titik ini, sepert juga sekolah, universitas / perguruan tinggi juga melawan visi-misi dan tujuannya sendiri.

Ini ibarat perilaku berlalulintas di Medan. Orang tahu arti lampu hijau, kuning, hingga merah. Tapi pengetahuan itu tak sinkron dengan perilaku. Saat lampu merah orang justru main terobos dan saat hijau malah menimbulkan kemacetan di tengah persimpangan.

Dalam menggunakan ponsel juga sama. Orang rindu untuk berjumpa, tapi saat berjumpa mereka justru asyik dengan ponselnya.

Dengan smartphone juga kita jadi tahu banyak informasi. Tapi dengan berlaksa informasi ini kita justru nir-informasi. Kita lebih suka hoax dengan judul bombastis, atau scroll tiktok hingga telunjuk kapalan.

Kita memangmenyukai paradoks dan apapun yang bertentangan dengan akal sehat kita. Aparat pajak tak bayar pajak. Aparat hukum melawan hukum, guru dan dosen menghindari buku, anti diskusi dan tak suka berdebat. Begitu juga dengan profesi lainnya.

Ketika informasi begitu berlaksa setiap detik, hasrat kita untuk mengakses dan membacanya justru melambat 1000 jam.

Kita menyebut era ini sebagai era canggih alias supermaju, tapi pemikiran dan perilaku kita justru kembali ke masa lalu. Ya, karena siklus hidup kita berlawanan dengan arah jarum jam (counter-clockwise life cycle).

Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.