iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Koruptor Sirabun

Koruptor Sirabun

271 Triliun bukan korupsi. Itu cuma salah hitung. Kita tau uang sebanyak itu tidak hilang hanya dalam sehari, tapi bertahun-tahun. Artinya itu sengaja saling mendiamkan.

Awalnya semua kebagian jatah sesuai kesepakatan. Tapi karena ada yang merasa kurang jatahnya, mulailah ia bernyanyi. Begitu juga dengan pejabat yang ikutan korupsi tapi takut kehilangan posisinya. 

Begitulaj tipe perilaku korup di kalangan pejabat kita. Saat duitnya yang dibagi belum banyak, semua masih tidur nyenyak. Tapi ketika lahan korupsi makin meluas dan totalnya makin membengkak, tidur pun makin tak nyenyak.

Tentu bukan karena ia kebagian. Tapi karena merasa bagiannya diambil sesama pelaku kejahatan itu. 

Lihatlah, beberapa menteri sampai harus masuk bui karena bawahannya bunyi. Begitu juga para pejabat daerah hingga kepala desa.

Benar kata Bung Hatta bahwa koruptor itu telah menjadi budaya. Bagaimana tidak, di level pertemanan dan kekuarga pun korupsi sudah jadi kebiasaan. Teman yang kita percaya sebagai bendahara saja seringkali tak jujur melaporkan uang bersama.

Ini soal mental "ketua". Dalam hal uang semua ingin jadi ketua. Tapi dalam hal kerjaan semua mendadak saling menyalahkan dan merasa paling tua.

Akibatnya orang saling curiga. Menteri curiga kepada dirjen dan bawahannya, pejabat daerah curiga kepada sekda dan para kadisnya. Begitu pula sebaliknya. 

Di titik inilah adagium orang Batak "Hepeng do mangatur negara on" menjadi sangat tepat. Uang adalah kunci memenangkan caleg, cabup, cagub hingga capres.

Ajaibnya, rakyat bisa terima fakta itu. Prinsip "Ntar juga kalau menjabat mereka akan mengambil uang kita, maka mari kita ambil jugalah uang mereka saat pemilu" jadi petunjuk ahlak demokrasi rakyat kita.

Sebab, apabila presiden senang, menteri senang, gubernur senang, bupati senang, kepala desa senang, maka rakyat pun akan senang. 

Bisa kita bayangkan bila perilaku korupstif hilang, maka Jokowi cs tak akan sibuk menyembah para donor untuk meminjam uang.

Tapi inilah yang terjadi, "Hassur hian negara on alani pangalhoni jolma sirabun namargoar koruptor i". Artinya, negara kita hancur karena ulah manusia biadab bernama koruptor itu.

Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.