iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Setitik Asa Garuda Muda Menuju Olimpiade Paris 2024

Timnas Indonesia (urutan ke-4 Piala Asia) masih berpeluang lolos ke Olimpiade 2024 lewat jalur playoff kontra Timnas Guinea (urutan ke-4 Piala Aftika)

Selama perbelatan Piala Asia U23, Garuda Muda mengalami kekalahan tiga kali dan kemenangan tiga kali. Prestasi ini membuat Garuda Mudabercokol di posisi empat Piala Asia U23 2024.

Marcelino dkk kalah tiga kali, masing-masing melawan Qatar (0-2), Uzbekistan (0-2) dan Irak (1-2). Sebaliknya, Garuda Muda juga menang tiga kali, masing-masing melawan Autralia (1-0), Yordania (4-1), dan Korea (2-2 / 11-10).

Awal-awal pertandingan Piala Asia U-23, Garuda Muda tampak terlalu percaya diri. Maka kekalahan 0-2 dari Qatar belum nisa kita terima.

Tentu saja, karena wasit lapangan dan wasit VAR bekerjasama mengubue mimpi kemanangan Timnas Indonesia. Tak hanya timnas, seluruh wasit sepakbola pun tak terima hasil tersebut.

Kita kecewa. Para pemain kita sempat drop. Tapi STY, sang pelatih berhasil membangkitkan semangat mereka lagi. 

Hasilnya mengalahkan Australia 1-0 dan Yordani 4-1. 

Dua kemenangan ini tidak saja melecut semangat pemain, tapi juga dijadikan alasan sebagai 'kebangkitan sepakbola nasional' hingga dukungan makin banyak berdatangan.

Presiden dan para menteri, para gubernur, bupati, dan walikota semangat mengadakan nobar. Demikian juga stakeholder PSSI dan fans ultras garuda tak henti-hentinya menyolong timnas kita di medsos. 

Hingga rasa percaya diri para pemain kita pin melambung terlalu tinggi. Walalupu. Di sisi lain, tak semua pemain mampu memikul tanggung jawab sebesar dukungan masyarakat Indonesia tersebut.

Ini teelihat saat Garuda Muda grogi dan ciut saat bertemu Uzbekistan di Semifinal. Cukup banyak pelanggaran hingga sang kapten mendaoat kartu merah. Memang sih kesalahan wasit juga ada banyaj dalam pertandingan ini.

Tapi, seharusnya Gruda Muda bangkit dan mengalahkan Irak untuk merebut juara 3. Faktanya, sekali lagi, mental kita brlum juara level Asia.

Garuda Muda memang bagus saat mengalahkan Australia dan Yordania. Tapi kehebatan itu lebih karena dibangun oleh media. 

Buktinya, saat melawan Korea Selatan kita  tidak terlalu dominan, hanya mendapat banyak keberuntungan.  

Mengalahkan Korsel lewat adu pinalti adalah tituk kulminasi Garuda Muda. Sebab, setelah itu pasukan Garuda Muda selalu kalah beruntun.

Begitu kalah dari Uzbekistan, kita ferlalu fokus pada wasit lapangan dan wasit VAR. Seakan-akan kita kalah oleh wasit dan VAR persis saat dipecundangi Qatar 2-0.

Alasan ini tidak membantu membangkitkan mental pemain. Witan dkk justru terlalu pede sebelum melawan Irak. 

Konon katanya permainan timnas Irak kurang lebih sama dengan timnas Yordania. Artinya, Yordania aja kita kalahkan, apalagi cuma Irak. Kita-kira begitu logika para pengaaat bola yang makin hari makin amit-amit.

Faktanya, kita kalah dua kali beruntun. Setelah dipecundangi Uzbekistan 2-0, kita juga dipecundangi Irak 2-1. 

Benar, permainan timnas tidak jelek-jelek amat. Garuda Muda punya power dan mampu bertahan hingga 120 menit di lapangan. Tapi 120 menit hanya menjaga serangan lawan, itu mah gak sesuatu banget. 

Saat melawan Irak, Garuda Muda hanya melayangkan sedikit tembakan mengenai sasaran. Selebihnya hanya bikin penasaran. 

Entah karena iming-iming bonus, atau harapan yang terlalu tinggai dadi pencinta bola tanah air, pasukan Garuda Muda justru tampak kewalahan melawan irak. 

Pemain kita grogi. Kiper kita malah terlihat gemetar saat menjaga gawangnya. Sementara Irak jauh lebih santai dan tenang.

Nah, setelah juara 4, timnas Garuda Muda seharurnya mengubah respon untuk pertandingan sela jutnya. 

Kalau memang ingin go to Olympic France, maka Garuda Muda harus direnfam lama di air dingin, supaya hilang dulu segala beban mereka. 

Pelatih Vietnam, Philippe Troussier pernah memperingatkan Timnas U-23 Indonesia untuk berhati-hati terhadap Guinea.

Guinea merupakan salah satu tim yang akan bertanding di babak play-off Olimpiade Paris 2024.

Ayo, tetap semangat Garuda Muda.

lusius-sinurat
Lebih lamaTerbaru

Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.