iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Liturgi Sabda (1)

Liturgi Sabda
Foto: Beautiful Liturgy is Worth the Effort
Makna Liturgi

Liturgi adalah perayaan misteri karya keselamatan Allah dalam Kristus yang dilaksanakan oleh Yesus Kristus, Sang Imam Agung, bersama GerejaNya di dalam ikatan Roh Kudus. Sebagai perayaan misteri keselamatan Allah, liturgi dilihat sebagai
  • medan perjumpaan Allah dan manusia, dan 
  • wahana pertemuan - yang berlangsung melalui Kristus dalam Roh Kudus - bukan hanya antar umat beriman, tetapi juga umat beriman dengan Allah sendiri.
Isi perayaan liturgi adalah misteri karya keselamatan Allah dalam Kristus yang berupa karya pengudusan umat manusia dan pemuliaan Allah. Konesekuensinya,
  • Pelaku liturgi adalah Yesus Kristus dan Gereja.
  • Liturgi selalu merupakan tindakan Kristus dan sekaligus tindakan Gereja.

Pandangan yang Salah

Di kalangan umat ”Liturgi” biasa dipahami sebagai upacara atau ibadat publik Gereja. Maka saat mendengar kata liturgi, orang akan langsung berpikir tentang urutan upacara, para petugas, peralatan yang harus ada. 

Dalam rapat, entah dikalangan para pengurus gereja atau dewan paroki sering terlontar pendapat, bahwa umat belum memahami arti liturgi. Ketika mulai menjelaskan arti liturgi, mereka memberi contoh-contoh ini:
  • umat belum tahu apa arti membuat tanda salib kecil di dahi, mulut, dada sewaktu injil akan dibacakan.
  • umat belum tahu apa artinya berlutut, membungkuk dalam rangka upacara liturgis. Petugas koor salah memilih lagu karena tidak sesuai dengan tema.
Kalau kita perhatikan dengan baik, contoh-contoh itu hanya menunjuk berbagai makna upacara dan aturan yang dilaksanakan jemaat yang sedang beribat bersama. 

Persoalannya adalah apakah liturgi hanya berkaitan dengan soal-soal aturan dan berbagai makna tindakan simbolis dari upacara ibadat? Kenyataannya, lama sekali dalam sejarah Gereja liturgi dipahami seperti itu.

Liturgi dilihat hanya sekedar suatu upacara dan aturan yang harus dilaksanakan di dalam peribadatan Gereja. Kerapkali liturgi dipandang sebagai kumpulan aturan beribadat melulu. Dalam pemahaman seperti ini, ilmu liturgi hanya merupakan ilmu tentang rubrik, ilmu tentang aturan. 

Ilmu liturgi hanya menjadi ilmu mengenai bagaimana orang melaksanakan ibadat secara benar, sehingga ibadat itu ”sah” dan ”manjur”.

Pandangan makna liturgi seperti itu rupanya kini masih populer dan masih banyak dianut, sadar atau tidak sadar, oleh hampir semua lapisan umat beriman.

Dengan kata lain, ada kecenderungan umum untuk melihat liturgi hanya dari segi-segi luarnya, dari segi aturan dan rubriknya, yang walaupun penting, namun belum menyentuh makna dan hakekat liturgi yang sesungguhnya. Lanjut Baca!


Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.