iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Panca Tugas Gereja

1. KOINONIA 

Staf kuria dan Komisi-komisi Keuskupan
  • Staf kuria dan komisi-komisi adalah jantung dan pelaksana pelayanan Gereja. Sayang apabila komisi-komisi ini hanya berdiri tegak sebagai tiang artifisial dalam hirarki Gereja tanpa menyentuh kebutuhan umatNya. 
  • Pada kenyataannya di keuskupan-keuskupan di Indonesia fungsi ini masih kurang maksimal, kalau tidak mau disebut kurang aktual dengan kondisi dan kebutuhan umat.

Pembinaan Keluarga Katolik
  • Di jaman ini bahaya disintegrasi dalam keluarga tak lagi menjadi fenomena, tapi juga sudah menjadi trend. Perceraian (perpisahan) suami-istri, rebutan hak asuh anak(-anak), dan persoalan keluarga lainnya seakan sudah biasa kita saksikan di televisi dan di sekitar kita. 
  • Gereja, di tingkat keuskupan atau paroki, seringkali malah sibuk dengan tata-aturan perkawinan (KHK, kanon-kanon perkawinan) sembari lalai dalam pendamping keluarga-keluarga (muda) Katolik.
Rasa Bangga Sebagai Orang Katolik
  • Kalau katolisitas sering di-stigmatisasi sebagai agama kuno dan konservatif di film-film edaran Hollywood, itu mah sudah biasa. Tapi, bila yang mengolok-olok dirinya sebagai orang katolik, itu sih baru luarbiasa. Tak hanya kalangan artis yang hobi pindah agama atau pindah gereja. 
  • Di kalangan umat kita juga banyak yang merasa perlu "dibaptis" ulang di gereja atau di agama lain. Di jaman ini tak banyak lagi orang sungguh sadar bahwa ia (terlahir sebagai) orang Katolik, pun dan sudah beragama Katolik. 
  • Di kalangan orang muda dan remaja, kecantikan wanita, kekayaan sang pria, atau ketenaran calon pasangan hidup yang kebetulan tidak seiman tak pelak lagi menjadi gerbang "migrasi" dari katolik menuju agama baru yang dianutnya. 
  • Signal banyaknya orang katolik pindah gereja / agama, dengan demikian harus ditanggapi sebagai "output" dari kelalaian gereja mendampingi keluarga-keluarga di dalam gereja itu sendiri.

2. LITURGIA

Perayaan Liturgi sebagai Perayaan Iman

  • Kebanyakan umat Katolik kurang paham tentang kekayaan Liturgi Gereja kita. 
  • Saya menemukan fakta-fakta menarik ini di lapangan ketika mengajar katekumen atau saat memberikan kursus-kursus liturgi di paroki-paroki tempat saya pernah bertugas. 
  • Tak pelak lagi, banyak umat memandang liturgi berada di ranah hukum dan sejajar dengan KHK dengan kanon-kanonnya yang begitu apik dan lengkap. 
  • Pertanyaan yang sering muncul adalah "mengapa harus begini dan begitu" untuk tata-gerak, tata-suara, tata-laksana, dst. Oke, bila ini kita tarik ke ranah legal-formal, semestinya jawaban para imam dan katekisnya sama; tapi faktanya lebih sering malah konflik antar imam. 
  • Di sisi lain, bila persoalan liturgi kita tarik ke ranah perayaan iman, semestinya para umat bisa menghayati tiap perayaan liturgi gereja; tapi sekali lagi sangat disayangkan, umat malah sering sibuk dengan dirinya saat imam "sibuk" di depan altar sana.
Persiapan Penerimaan Sakramen dan Katekumen
  • Gereja Katolik berbeda dengan gereja Protestan dalam memahami Sakramen. Who knows ? Umat tahu hal ini ? Terus, sejauh mana mereka mengetahuinya? Saya tak akan membahasa panjang lebar tentang liturgi di sini. 
  • Yang ingin disampaikan adalah bagaimana gereja, melalui katekis dan pastor-pastor harus sibuk membuat satu metode pengajaran yang menarik. Sebab,  masa katekumenat yang cukup lama harus membuat mereka tertarik, bukan malah membosankan.
Pendidikan/Pembinaan Liturgi
  • Liturgi merupakan sarana perjumpaan antara Allah dan manusia. Pernyataan ini sangat ideal dan memang semestinya liturgi harus digiring ke arah sana. 
  • Namun, satu hal kita sering lupa, terutama kepada para imam, katekis dan para pengurus gereja yang seringkali terlalu sibuk dengan tata-aturan liturgi dan melupakan makna liturgi itu sendiri.

3. KERYGMA
  • Kualitas para pewarta. Pelayanan yang holistik membutuhkan pewarta yang berkualitas
  • Pembinaan pengurus Gereja. Komisi sebagai pelaksana reksa pastoral uskup agung belum berjalan semestinya.
  • Peran komisi-komisi Keuskupan. 
  • Formasi dan pendidikan bagi pengurus gereja sebagai ujung tombak penjaga iman kekatolikan terbengkalai

4. DIAKONIA
  • Spritualitas pelayanan. Jabatan gerejawi bukanalah jabatan kekuasaan tetapi jabatan pelayanan
  • Pelayanan di bidang pendidikan. Penghargaan bagi para pengurus gereja yang telah berjasa bagi perkembangan iman di keuskupan perlu segera direalisasikan
  • Pelayanan pengurus gereja. Tantangan pendidikan katolik kedepan adalah harus mampu bersaing dengan yang lain,tanpa melupakaan kekatolikannya.

5. MARTIRIA
  • Keteguhan iman katolik. Kekatolikan perlu dibina terus menerus dalam menghadapi pluralisme. Secara gamblang bisa dikatakan begini, "orang katolik harus tau cara menjadi katolik yang baik". 
    Pluralitas hanyalah cobaan luar yang bisa jadi bukan gangguan serius dan menggiring Anda keluar "kandang" apabila Anda sungguh menjadi seorang Katolik yang kuat, dengan keteguhan iman katolik yang telah melekat erat dengan hidup Anda.
  • Pendidikan dan pembinaan anak usia dini. Adanya keprihatinan akan pembinaan iman usia dini, maka peranan orangtua dan guru sekolah minggu  perlu ditingkatkan.

  • Visi dan misi Keuskupan-keuskupan di Indonesia. Gerak langkah berbagai badan pelayanan Keuskupan belum sinergis.

Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.