iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Memahami dan Memaknai Tahun Liturgi


Memahami dan Memaknai Tahun Liturgi











Pengertian

Tahun liturgi adalah perayaan iman aktual akan misteri Kristus dalam waktu secara ritual-sakramental. Melalui Tahun Liturgi, Gereja mengaktualkan kembali peristiwa keselamatan atau penebusan.

Dalam perjalanan satu tahun liturgisnya, Gereja memaparkan seluruh misteri Kristus, dari penjelmaanNya, KelahiranNya, hingga KenaikanNya sampai hari Pentekosata dan sampai penantian Kedatangan Tuhan yang bahagia dan penuh harapan (SC 1002). 

Maka liturgi dipandang sebagai kelanjut-an di mana Allah campur tangan dengan manusia lewat tanda-tanda ritualnya. Tahun Liturgi pada akhirnya tidak lain daripada suatu upaya realisasi peristiwa keselamatan secara bertahap dan progresif dengan cara “turut ambil-bagian” ke dalam hidup Kristus.



Liturgi : Perayaan Misteri Kristus

Liturgi sepanjang tahun itu merupakan kesinambungan dan pengaktualan penebusan dalam waktu. Namun, Tahun Liturgi pertama-tama adalah suatu persona (pribadi) dari Yesus Kristus sendiri yang juga kita pahami sebagai Sang Waktu (Khairos).

Dalam pemahaman seperti inilah kita bisa memahami mengapa ada masa-masa tertentu dalam perayaan liturgi Gereja. Perayaan-perayaan liturgis dengan demikian adalah medium/perantara untuk membagikan kekayaan penyelamatan dari Allah. Artinya, Tahun Liturgi itu bukan hanya serial dari ide-ide atau sekedar pesta-pesta yang dianggap penting dan secara berturut-turut dirayakan.


Urutan Masa dalam Tahun Liturgi
Tahun liturgi dibuka dengan Masa Adven, Natal, berpusat perayaan Paskah dan diakhiri Hari Raya Kristus Raja di Raja. Masa-masa lain dalam Tahun Liturgi terdiri dari: Masa Adven, Masa Natal, Masa Biasa, Masa Prapaskah, dan Masa Paskah. Masa Prapaskah sendiri dimulai sejak Rabu Abu, Minggu Palma, Tri Hari Suci (Kamis Putih, Jumat Agung, Malam Paskah); sedangkan Masa Paskah itu sendiri mulai dari Hari Raya Paskah hingga Hari Raya Pentakosta.

Catatan: 
  • Waktu, dalam paham Kristen, bukanlah sesuatu (something) tetapi seseorang (someone). Kristus adalah “Sang Waktu” (Khairos, Yun.), Sabda Allah yang kekal (God-Talk) dan Kasih Allah yang abadi (God-Walk) yang selalu hadir dalam bentuk pelayanan (in forma servi) ketika liturgi dirayakan. 
  • Bagi kristianisme, “waktu” (yang kualitatif dan rutin) berakar pada keabadian. Karena Kristus adalah waktu; dan waktu adalah Kristus, maka pada hakekatnya “waktu” adalah kudus.

Lusius Sinurat dalam GEMPAR, edisi 04/Minggu I/April/2011