iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Salah Alamat Saat Meniti Asa Meraih Surga

Salah Alamat Saat Meniti Asa Meraih Surga
Grace Maibang, gadis mungil berusia 8 tahun yang kebetulan adalah keponakan 'jauh' dari adik saya, sangat fasih melantunkan lagu kesukaanya "Salah Alamat" miliknya Ayu Tingting.

Anda pasti hafal lagu itu, minimal judulnya. Bukankah di depan monitor televisi di ruang tamu / ruang tidur Anda sering berintim ria dengan Ayu Tingting ini ? Hahaha. 

Bagi saya, yang lebih bisa menikmati musik gregorian dan Jazz, lagu dangdut menghentak khas Ayu Tingting ini juga tak terhindarkan untuk didengar. 

Ya, si Grace mungil ini telah membuat saya harus mendengarkan lagu itu sebanyak ia datang ke rumah tempat saya tinggal. Emang sih geuleuh pisan mendengarkan syair lagu ini. 

Soal isi (maaf!) saya sungguh tidak hafal, kecuali bagian ini : "..ke sana ke mari mencari alamat..." Ya, pokoknya, kata si Grace nan centil itu, syair lagu dangdut yang selalu ia nyanyikan sambil berjoget ini adalah "Alamat Palsu".

Dalam Injil hari ini Mat25:1-13 Yesus menuturkan kisah 10 gadis (dengan rincian 5 orang gadis bodoh dan 5 orang lagi gadis bijaksana). 

Kalau menggunakan versi nya Ayu Tingting maka 5 gadis yang bodoh ini adalah 5 gadis yang salah alamat; dan sebaliknya 5 gadis bijaksana itu adalah 5 gadis yang tepat alamat. Alamat (Inggris : address) adalah kata lain untuk "tujuan". 

Matius menceritakan bahwa ke-10 gadis itu pada awalnya memiliki tujuan yang sama, yakni "menyongsong kedatangan mempelai" dan bertugas sebagai gadis pembawa pelita. 

Anggap saja kedua kelompok dengan anggota masing-masing 5 gadis ini berasal dari 2 Wedding Organizer yang berbeda: WO Jaks (WO Bijaksana) dan WO On (WO Bloon). 

Lima gadis dari WO'Jaks sungguh tahu apa yang mesti dipersiapkan agar bisa tiba di tujuan tepat waktu sambil mengantisipasi berbagai hadangan dan tantangan dalam perjalanan. 

Matius menyebut WO ini dengan GADIS BIJAKSANA; sedangkan dalam diri 5 gadis asal WO'Oon yang oleh Matius digolongkan GADIS BODOH tak sempat terpikir berbagai kemungkinan yang akan terjadi dalam perjalanan sebelum mempelai datang.

Singkat kata, 5 gadis bodoh kehabisan minyak; sementara kelima gadis lain yang bijaksana itu masih punya stok. Di saat mempelai yang dinanti kebetulan datang terlambat tanpa alasan yang jelas, the Five Girls of WO On sudah kehabisan stok minyak; sebaliknya the Five Girls of WO Jaks udah menyiapkan stoknya. 

Kata Yesus menyambut kerajaan surga itu mestinya dilakukan dengan cara gadis bijaksana atau the Five Girls of WO Jaks yang selalu mempersiapkan diri. Tapi, masa sih sesederhana itu ? Naon maksudna teh? Yesus mah sok lieur wae ! Hehehe..

Sebenarnya Yesus menggunakan logika sederhana. Cara kerja 5 gadis bijaksana adalah cara kerja efektif dan tepat sasaran. Maksudnya?
  • Mereka berjaga karena kebijaksanaan agar bebas dari kesusahan (Keb 6:15). Mereka bangun demi kebijaksanaan (Keb 6:14).
  • Mereka adalah kaum terdidik dan mewujudkan pendidikan yang ia peroleh untuk melayani dalam kasih (Keb 6:17).
  • Berkata, berpikir, dan bertindak secara cermat, tepat, dan memiliki prioritas dalam hidupnya, yakni membahagiakan mempelai yang ia sambut (baca: kedatangan Tuhan) : "Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ." (Mat 25:9)
    Intinya, ke-5 gadis bijaksana itu sungguh berjaga-jaga, sebab mereka sadar bahwa mereka tidak tahu kapan sesungguhnya mempelai akan datang (Mat 25:13). Kebijaksanaan mereka sejalan dengan doksologi yang diajarkan Paulus kepada umat di Tesalonika : "Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia." (1 Tes 4: 14). 

    Walaupun kita sudah mendengar dan memahami pesa ini dari Kitab Suci "Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa.(1 Tes 4: 16b-17a); tetapi mengapa kita selalu tidak siap? 

    Sebaliknya, mengapa kita justru lebih terpikat dengan cara kerja 5 gadis bodoh ini?
    • Mengabaikan hal yang semestinya bisa kita antisipasi. [ Bdk. Meminta minyak dari 5 gadis bijaksana (yang hanya membawa persediaan secukupnya untuk diri mereka sendiri) karena mereka sudah kehabisan minyak duluan dan pelita mereka hampir padam (Mat 25:8)].
    • Fokus pada tujuan tapi mengabaikan proses untuk menggapinya. [Bdk. pada waktu 5 gadis bodoh terpaksa pergi untuk membeli minyak ke pasar sementara mempelai datang. Hasilnya, pintu "selebrasi' pun ditutup bagi mereka (Mat 25:10).
    Secara kuantitas Yesus tampak sengaja membagi secara adil 10 gadis ini dengan 1:1. Pertanyaannya adalah sejauh mana keterkaitan antara kuantitas dan kualitas ? 

    "Harga (barang/orang) tak akan berbohong", kata pencinta ilmu eknonomi. Lantas, berapa sih sebenarnya "harga" (nyawa) seorang manusia? 

    Kalau Christiano Ronaldo dilabelin harga 100 juta poundsterling dan Bambang Pamungkas dihargai hanya 1 millyar rupiah (kira-kira 7.143 poundsterling) saat mereka berpindah klub (sepakbola), apakah hal ini lantas berarti harga diri dan nyawa CR lebih tinggi dari BP ? Masa sih segitunya? Yang bener neh ! 

    Era kini sepintas memang tampak sebagai era pemujaan uang atau materi. Tak heran penistaan terhadap manusia kerap dipandang sebagai hal lumrah demi mengejar dan meraup materi yang dibutuhkan. 

    Harga yang harus kita bayar dalam mempersiapkan diri menyambut kedatangan kerajaan Allah adalah sebesar kesiapan kita sejak awal, bukan pada kesanggupan kita membayar lunas segala hal baik yang telah terlewatkan. Akhirnya, Yesus mengajak kita untuk tidak sampai salah alamat karena kebodohan kita sendiri. Amin

    Inspirasi: Keb 6:13-17, 1Tes 4:13-18, Mat 25:1-13


    Posting Komentar

    Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.