iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Aku Hanya Seorang Kernet

Aku Hanya Seorang Kernet

Asap rokok memenuhi ruang tamu. Orang yang duduk di depanku menatap gelisah. Jari-jari tangannya yang gemetar, sehingga rokok yang ada terselip diantara jarinya tampak bergerak - gerak.

Sudah setengah jam aku berusaha untuk memahami apa yang bergolak dihatinya. Tentang kekecewaanya pada TUHAN.

Aku tidak tahu apalagi yang bisa aku katakan. Setiap apa yang aku katakan selalu disanggah dengan penuh kemarahan. Akhirnya aku mengalah dan diam. Dia hanya butuh orang yang mau mendengarkan kegelisahan hatinya.

Dia tidak membutuhkan nasehatku. Orang ini sedang mengalami musibah besar. Dia adalah orang seorang pekerja yang baik, penuh semangat dan punya aneka angan-angan masa depan yang mengagumkan. Suatu hari dia mendapat sebuah proyek besar. Ini sebuah kesempatan untuk lebih maju. Maka dia mencurahkan semua tenaga dan kemampuannya dalam proyek itu.

Dia memperhitungkan secara detil mengenai segala sesuatu. Celah-celah yang dianggapnya bisa menjadi penyebab kegagalan sudah diantisipasi. Dia yakin bahwa rencanya ini pasti akan berhasil, maka semua apa yang dimilikinya dipertaruhkannya.

Namun ternyata ada kesalahan kecil yang fatal akibatnya proyeknya gagal total. Dia kecewa mengapa bisa gagal? Dalam keputusasaanya dia mencari siapa yang bersalah dalam hal ini.

Aku tanya bukankah dia bisa bangkit kembali? Dengan pedih dia mengatakan bahwa bisa tapi namanya sudah hancur. Dia malu sekali. Orang akan mengejeknya sebagai orang gagal.

Aku tanya apakah sudah ada orang yang berkata demikian? Dia mengatakan belum tapi pasti suatu saat perkataan itu akan didengarnya. Orang akan mengejeknya. Dirinya tidak akan berharga lagi.

Aku tetap diam. Pikiranku bergulat sendiri. Mengapa sebuah persoalan dapat membuatnya begitu frustasi? Apakah hidup yang panjang ini hanya ditentukan oleh kegagalan sebuah persoalan? Bukankah masih banyak hal yang bisa dikerjakan?


Halaman: 1 2 3

Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.