iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Dogma Allah Tritunggal yang Sepintas Tampil Janggal

Dogma Allah Tritunggal yang Sepintas Tampil Janggal
Mengimani Doktrin Gereja Katolik tentang Tritunggal Mahakudus Ada 3 (tiga) cara yang bisa kita gunakan dalam memahami Allah Tritunggal :
  1. Enggak usah dibahas karena enggak akan pernah jelas -> Hanya Allah yang bisa menjelaskan !
  2. Imani saja tanpa perlu harus dimengerti secara tuntas -> namanya misteri enggak bakal bisa dijelasin !
  3. Membaca dan mencari tahu segala sesuatu tentang Allah Tritunggal -> hingga kamu menjadi gila !
Fakta dan Data
  • “Hanya sedikit diantara Teolog atawa ahli Teologi Tritunggal di seminari-seminari Tinggi milik Katolik Roma yang pada suatu waktu tidak dipojokkan oleh pertanyaan: bagaimana berkhotbah tentang Tritunggal ?” (New Catholic Encyclopedia)
  • “Tritunggal merupakan satu alasan mengapa gereja-gereja tidak berhasil membuat kemajuan yang berarti di kalangan orang bukan Kristen...

    Bahkan orang Muslim yang terpelajar, sama sekali tidak dapat mengerti, sebagaimana juga orang-orang Yahudi sebegitu jauh tidak dapat memahami gagasan mengenai Tritunggal... Orang-orang Muslim menganggap ini semua permainan kata...

    [Lalu] mengapa seseorang ingin menambahkan sesuatu kepada gagasan mengenai keesaan dan keunikan Allah yang hanya dapat mengencerkan atau meniadakan keesaan dan keunikan itu?”
    (Hans Kung, Christianity and the World Religion)
  • Banyak orang beriman yang tulus menganggap doktrin ini mengada-ada, membingungkan, bahkan bertentangan dengan akal sehat, hingga benar-benar sulit dipahami:

    Bagaimana mungkin, Bapa = Allah, Yesus = Allah, dan Roh Kudus = Allah, namun tidak ada tiga Allah melainkan hanya satu Allah ? Apakah orang-orang harus menjadi teolog untuk dapat 'mengenal satu-satunya Allah yang benar dan Yesus Kristus yang telah Ia utus?' (Yoh 17:3).

    Jika demikian halnya, mengapa begitu sedikit dari para pemimpin agama Yahudi yang terpelajar mengakui Yesus sebagai Mesias ? Sebaliknya, murid-muridNya yang setia, adalah para petani, nelayan, pemungut cukai, ibu-ibu rumah tangga yang sederhana.

    Tepatnya mereka adalah orang-orang sederhana yang begitu yakin dengan apa diajarkan Yesus tentang Allah, sehingga mereka dapat mengajarkannya kepada orang lain dan bahkan rela mati demi kepercayaan mereka (Mat 15:1-9; 21: 23-32.43; 23:13-36; Yoh 7:45-49; Kis 4:13).
Ajaran Pokok Tritunggal Mahakudus

Kebenaran wahyu mengenai Tritunggal Mahakudus adalah dasar pokok iman Gereja yang hidup, terutama karena Pembaptisan.

Selama abad-abad pertama Gereja berusaha merumuskan iman Tritunggal dengan lebih rinci, untuk (1) memperdalam pengertian iman (2) melawan ajaran yang menyesatkan:
Rumusan-rumusan yang demikian itu sudah ada dalam tulisan-tulisan para Rasul, seperti salam yang diambil alih ke dalam perayaan Ekaristi: "Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus dan kasih Allah dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian" (2 Kor 13:13).
Gereja harus mengembangkan terminologi yang tepat dengan bantuan istilah-istilah filsafat – “substansi”, “pribadi” atau “hipostasis”, untuk menaklukkan iman kepada kebijaksanaan manusiawi; dan terminologi “hubungan” untuk mengungkap perbedaan ketiga pribadi itu. (SPF 2, cf. KGK 251-252).
(KGK 249-250. Rumusan-rumusan yang demikian itu sudah ada dalam tulisan-tulisan para Rasul, seperti salam yang diambil alih ke dalam perayaan Ekaristi: "Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus dan kasih Allah dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian" (2 Kor 13:13).

Gereja harus mengembangkan terminologi yang tepat dengan bantuan istilah-istilah filsafat – “substansi”, “pribadi” atau “hipostasis”, untuk menaklukkan iman kepada kebijaksanaan manusiawi; dan terminologi “hubungan” untuk mengungkap perbedaan ketiga pribadi itu - SPF 2, cf. KGK 251-252).

Dogma Tentang Tritunggal Mahakudus

Kita tidak mengakui tiga Allah, tetapi satu Allah dalam tiga Pribadi: “Tritunggal yang sehakikat”. Pribadi-pribadi ilahi tidak membagi-bagi ke-Allah-an yang satu itu di antara mereka, tetapi masing-masing dari mereka adalah Allah sepenuhnya dan seluruhnya (KGK 253 cf. Konsili Konstantinopel 1155: DS 421; cf. Sinode Toledo XI 675: DS 530 dan K. Lateran IV 1215: DS 804).

Ketiga Pribadi ilahi berbeda secara real satu dengan yang lain (KGK 254 cf. Fides Damasi: DS 71). “Bapa”, “Putera”, “Roh Kudus” secara real berbeda satu dengan yang lain: 
“Bapa tidak sama dengan Putera, Putera tidak sama dengan Bapa, Roh Kudus tidak sama dengan Bapa dan Putera” (B≠P, P≠B, R≠B+P). Masing-masing berbeda satu dengan yang lain oleh hubungan asalnya Bapa yang melahirkan dan Putera yang dilahirkan dan Roh Kudus yang dihembuskan (K. Lateran IV 1215: DS 804).
    Kesatuan ilahi ini bersifat TRITUNGGAL, artinya ketiga Pribadi ilahi berhubungan satu dengan yang lain. Karena perbedaan real antar-Pribadi itu tidak membagi kesatuan ilahi, maka perbedaan itu hanya terdapat dalam hubungan timbal balik: 
    “Karena kesatuan ini, maka Bapa seluruhnya ada dalam Putera, seluruhnya ada dalam Roh Kudus; Putera seluruhnya ada dalam Bapa, seluruhnya ada dalam Roh Kudus; Roh Kudus seluruhnya ada dalam Bapa, seluruhnya ada dalam Putera”(KGK 255 cf. K. Firenze 1442: DS 1331 Sin.Toledo XI 675: DS 528; K. Firenze 1442: DS 1330). 
    Misteri ini hanya bisa dipahami dalam konteks iman. Baru saja aku mulai memikirkan kesatuan, muncullah sudah Tritunggal dalam kemegahan-Nya. Baru saja aku mulai memikirkan Tritungggal, langsung saya disilaukan kesatuan" (Santo Gregorius dari Nasiansa dalam or. 40, 41).

    Karya-Karya Allah dan Pengutusan-Pengutusan Trinitaris

    Allah adalah kebahagiaan abadi, kehidupan yang tidak dapat mati, cahaya yang tidak ...pernah pudar, Lux Beata (KGK 257 cf. Rumusan doa Liturgi Malam Paskah). 

    Allah adalah cinta kasih : Bapa, Putera, dan Roh Kudus. Karena kehendak bebas, Allah hendak menyampaikan kemuliaan kehidupan-Nya yang bahagia : 
    • Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya (Ef 1:5 cf. 2 Tim 1:9; cf. Yoh 1) 
    • artinya Ia “menjadi serupa dengan gambaran anak-Nya” (Rm 8:29) 
    • berkat “Roh yang menjadikan kamu anak Allah (Rm 8:15). 
    • Bapa, Putera, dan Roh Kudus bukanlah tiga pangkal ciptaan, melainkan satu pangkal” (Konsili Firense 1442: DS 1331). 
    Walau demikian, tiap Pribadi ilahi melaksanakan karya bersama itu sesuai dengan kekhususan Pribadi. Seturut Perjanjian Baru Gereja mengakui: 
    “Satu Allah dan Bapa, dari-Nya segala sesuatu, satu Tuhan Yesus Kristus, oleh-Nya segala sesuatu, dan satu Roh Kudus, di dalam-Nya segala sesuatu berada” (Konsili Konstantinopel 11553: DS 421).
    Seluruh kehidupan Kristen berada dalam persekutuan dengan tiap Pribadi ilahi, tanpa memisah-misahkan ketiganya: Siapa yang memuja Bapa, melakukannya melalui Putera dalam Roh Kudus; siapa yang mengikuti Kristus, melakukannya karena Bapa menariknya dan Roh menggerakannya." (KGK 259-260). 

    Tuhan mengatakan: “Jika seorang mengasihi Aku (Putera), ia akan menuruti firman-Ku dan BapaKu akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia” (Yoh 14:23).

    Resume

    Misteri Tritunggal Mahakudus adalah rahasia sentral iman dan kehidupan Kristen. Hanya Allah dapat memberitahukan misteri itu kepada kita, dengan cara MEWAHYUKAN DIRI sebagai Bapa, Putera, dan Roh Kudus. 

    Pewahyuan itu tampak dalam Inkarnasi Putera Allah mewahyukan bahwa Allah adalah Bapa abadi dan bahwa Putera sehakikat dengan Bapa, artinya, bahwa di dalam Dia dan bersama Dia (Roh Kudus) adalah Allah yang Esa.

    Pengutusan Roh Kudus, oleh Bapa atas nama Putera dan oleh Putera “dari Bapa “ (Yoh 15:26; KGK 261-263 cf. Agustinus, Trin. 15,26,47).

    Oleh rahmat Pembaptisan “atas nama Bapa, Putera, dan Roh Kudus” kita dipanggil untuk mengambil bagian (participatio/partisipasi) dalam kehidupan Tritunggal Mahakudus:
    “Iman Katolik berarti bahwa kita menghormati Allah yang Esa dan Tritunggal dalam keesaan, dengan tidak mencampuradukkan Pribadi-Pribadi dan juga tidak memisahkan substansi-Nya: Karena Pribadi Bapa itu khas, Pribadi Putera itu khas, Pribadi Roh Kudus itu khas; tetapi Bapa, Putera, dan Roh Kudus memiliki ke-Allah-an yang Esa, ke muliaan yang sama, keagungan abadi yang sama” (Simbolum "Quicumque ": DS 75 cf. KGK 266).
     “Tritunggal... dalam arti yang sesungguhnya..., adalah suatu misteri yang tidak dapat dipahami tanpa wahyu ilahi, dan bahkan setelah disingkapkan tidak dapat dimengerti sepenuhnya.” (Karl Rahner dan Herbert Vorgrimler, Theological Dictionary)
    Agama-agama besar di dunia mencoba mendekati misteri Allah, dan mereka sampai pada kesimpulan tentang Allah yang tunggal tetapi tidak pernah sampai kepada Allah yang Tritunggal.

    Orang-orang dalam Perjanjian Lama tidak pernah melihat Allah sebagai pribadi, sehingga bagi orang Yahudi ketika Yesus mengatakan bahwa Ia adalah Anak Allah dipandang sebagai suatu hujatan.


    Refleksi

    Benarlah bahwa Allah itu adalah satu tetapi sekaligus tiga pribadi ini. Inilah misteri dasar seluruh iman Kristen kita dalam arti yang sesungguhnya, eksistensinya tidak pernah dapat diduga oleh manusia dan setelah diwahyukan eksistensinya, manusia atau akal budi manusia juga tidak mampu menyelami sesungguhnya. 

    Karena itu melampaui pengertian, maka TANPA RAHMAT ALLAH, TANPA KARUNIA IMAN YANG DIBERIKAN KEPADA KITA, MISTERI TRITUNGGAL MAHAKUDUS ITU ADALAH SUATU KEBODOHAN (Cf. Santo Paulus ketika ia mewartakan Kristus yang disalibkan, batu sandungan bagi orang Yahudi dan kebodohan bagi orang Yunani, karena bagaimana mungkin Allah bisa disalibkan).

    Kita lihat di sini misteri ini merupakan suatu misteri yang melampaui akal budi manusia. Karena itu di luar iman Kristen, orang tidak mampu mengertinya. Ini suatu yang melampaui pengertian manusia. Kata Santo Paulus, “Putera adalah gambaran Allah yang sempurna”. 

    Jadi ibarat seperti kalau orang bercermin, dia melihat gambarnya sendiri secara sempurna. Akan tetapi, tentu saja Allah tidak bercermin pada sesuatu lain di luar diri-Nya, Dia mengenal diri-Nya secara sempurna dan pengenalan ini kemudian seolah-olah lahir dari diri-Nya menjadi pribadi, tetapi tentu saja ini terjadi dari kekal, karena bagi Allah tidak ada waktu. 

    Allah itu melihat diri-Nya begitu sempurna dan Dia memberikan seluruh ada-Nya seluruh kebijaksanaan-Nya, seluruh apa yang ada pada diri-Nya diberikan pada gambar tadi yaitu Putera-Nya.

    Maka kita dapat mengetahui bagaimana Yesus mengatakan bahwa Putera tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Nya sendiri, tetapi apa yang diterima-Nya dari Bapa itu yang dilakukan. Putera menerima segala sesuatu dari Bapa, yaitu seluruh ada-Nya, seluruh kebijaksanaan-Nya, seluruh kasih-Nya dan karena Dia pribadi yang sempurna. 

    Dia adalah gambar Allah yang sempurna, dan Dia menjadi pribadi, Dia mengembalikan seluruhnya itu, apa yang diterima-Nya kepada Bapa; dan Bapa memberikan semuanya itu di dalam kasih yang sempurna, dan Putera juga menerima itu dan memberikan kembali segala sesuatu yang diterima-Nya itu kepada Bapa dalam suatu aliran kasih yang sempurna. Aliran kasih yang sempurna inilah Roh Kudus.

    Karena itu kita tahu bahwa Roh Kudus itu keluar dari Bapa dan Putera. Roh Kudus tidak dilahirkan tetapi keluar, karena itu Dia merupakan kesatuan antara Bapa dan Putera, kasih yang mengalir secara sempurna kepada Putera dan kemudian dari Putera mengalir kembali kepada Bapa dalam suatu aliran yang terus menerus sejak kekal sampai kekal. 

    Oleh karena itu Roh Kudus disebut juga Roh Cinta Kasih, dan misteri besar yaitu bahwa oleh Roh kita diikut-sertakan dalam aliran kasih itu, sehingga kita sebagai manusia mengambil bagian pada kodrat Allah sendiri.

    Misteri Tritunggal ini merupakan misteri kasih yang begitu mendalam. Ini seperti aliran kasih yang terus menerus :

    • Bapa yang setiap saat memberikan diri seutuh-utuhnya, karena itu kita bisa mengatakan bahwa kasih atau mengasihi berarti memberikan diri, mengosongkan diri. 
    • Bapa memberikan seluruh diri-Nya kepada Putera; Putera tidak menerima itu begitu saja, tetapi dikembalikan lagi kepada Bapa; demikian ada aliran terus menerus yang abadi. 
    Kita mengambil bagian dalam kehidupan Allah, demikian juga para malaikat di surga diberi bagian dalam kehidupan Allah. Oleh karena itu kita diilahikan. “Tritunggal adalah soal kepercayaan formal, namun hal itu hanya sedikit/tidak berpengaruh dalam kehidupan dan peribadatan Kristen sehari-hari (Joseph Bracken SJ, What Are They Saying About the Trinity). 

    Pertanyaan yang jauh lebih penting ialah Apakah Allah ada untuk dipahami atau untuk diimani?

    Sabtu, 28 Juli 2012 - dipresentasikan pada pada Seminar di salah satu Wilayah, Paroki St. Athanasius Semarang.