iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Kebudayaan untuk Indonesia

Kebudayaan untuk Indonesia< Demikian tema yang dipilih untuk Kongres Kebudayaan Indonesia 2013 yang berlangsung sejak 8-11 Oktober 2013 yang berlangsung di Royal Ambarukmo Yoryakarta.


Kebudayaan suatu bangsa melekat erat dengan sejarah, dan dalam proses menyejarah. Sejarah perkembangan kebudayaan bangsa, di manapu, tak pernah lepas dari pengaruh-pengaruh luar.

Apalagi di era globalisasi ini, persentuhan budaya antar bangsa pasti-pastinya dapat terjadi lebih intensif. Globalisasi membawa pluralitas. Keterbelahan pengalaman memperjelas batas setiap kelompok masyarakat pencinta budaya. 

Namun batas antara pusat dan periferi , menjadi cair. Tidak ada yang stagnan, semua dalam proses MENJADI, meski dalam skala yang berbeda, setiap kelompok masyarakat mendapat kesempatan dan peengaruh yang sama dalam mengembangkan kebudayaannya, dan pencarian totalitasnya.

Masyarakat selalu hidup dalam kebudayaan. Geografi bisa berbeda, tetapi kebudayaan tetap berjalan. Negara bisa jatuh bangun, pun Negara bisa pula berganti, muncul dan sirna, tetapi masyarakatnya dan budayanya, tetap harus hidup dengan atau tanpa negara. sesungguhnya masyarakat bisa hidup tanpa negara. Sebaliknya, masyarakat tidak mampu hidup tanpa kebudayaan yang beraneka ragam itu.

Keragaman kebudayaan bangsa memrupakan kekayaan dan sumber utama dalam pembangunan jatidiri, kebanggaan nasional dan penguat kesatuan dan persatuan bangsa. Kita kaya, beraneka di bumi Nusantara yang oleh pendahulu dijadikan sebagai Indonesia. Tanah air tercinta bumi pertiwi, Nusa dan Bangsa kita.

Karena kebudayaan itu adalah menyejarah, seperti ungkapan Poerbatjaraka 
"Maka janganlah mabuk kebudayaan kuno dan jangan mabuk kebaratan juga. Ketahuilah duda-duanya itu, supaya kita bisa memakainya dengan selamat di dlam hari yang akan datang kelak. Harus diakui dengan hati putih bersih bahwa kamu orang Indonesia harus sanggup dan mesti belajar dari Barat. Tetapi jangan menjadi peniru Barat, melainkan seorang murid dari Timur yang cerdas." (Tan Malaka)

Maka jadilah manusia yang berbudaya, karena pencapaian terbesar dari manusia adalah kebudayaan. Dan manusia adalah berkah terbesar yang pernah terjadi di bumi. Hendaknya kebudayaan dipahami sebagai kebatinan dan bukan sebagai komoditi. 

Keindonesiaaan adalh pengorbanan dan bukan perolehan. Karena Indonesia yang ada sekarang ini bukan karena perolehan, tetapi karena pengorbanan. Oleh sebab itu meng-indonesia berarti membawa rakyat kepada kemerdekaan. Mari MengIndonesia...!

Kiriman:  Br. Wilfrds Sipayung OFM Cap.
Disunting oleh Lusius Sinurat

Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.