iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Ilusi Kekuasaan

Ilusi Kekuasaan

Begitu tinggi ekspektasi masyarakat agar Jokowi memenangkan pemilihan Presiden pada 2014 nanti. Tengoklah apa yang dikatakan oleh Bayu Syalendra di status fesbuknya dua hari lalu,
"2014 adalah Momentum Jokowi, uang dan partai sebanyak apapun tidak dapat mengalahkan momentum, melawan Jokowi sama halnya dengan bunuh diri secara politik, hanya orang yang buta real politik Otto Von Bismark yang mau melakukan itu."
Masih di fesbuk yang sama, beberapa hari lalu mas Bayu juga menulis hal menarik di kronologinys,
"Takdir Jokowi sudah terpatri, dengan wajah jeleknya, dengan kurus keringnya, dengan Kromo Englishnya, dia dibebani jaman dengan tugas maha berat mengentaskan bangsa yang sudah mulai gila itu agar menjadi waras lagi. 
Meringankan beban para miskin yang mencintainya dengan pendidikan dan kesehatan inklusif, dan meretas jalan bagi generasi berikutnya agar setara dengan negara-negara maju. Memimpin 17 ribu pulau dengan 240 juta permasalahan yang bertubi-tubi agar segera menjadi negeri yang nyaman ditinggali."
Tentu ekspektasi itu semakin menyeruak setelah Megawati memberikan mandat penuh atas nama partai PDIP kepada Jokowi untuk mencalonkan diri menjadi presiden pada pemilu yang segera akan dilaksanakan.

Di titik ini, masyarakat banyak belajar political will juga dari megawati, sebagaimana diberitakan dalam kompas.com tadi pagi, "Megawati telah memberikan pelajaran politik, menjadi ”oposisi” tidak mati, bahkan menjadi sakti".

Dalam ilmu filsafat ilusi adalah sebuah persepsi, ibarat rangsangan visual (ilusi optik) yang mewakili apa yang sedang dirasakan dan kenyataan sebenarnya dengan cara yang berbeda [Illusion. (n.d.). Dictionary.com Unabridged. Retrieved March 16, 2014, from Dictionary.com.

Ilusi itu ibara kekeliruan yang nyata atas rangsangan sensorik atau interpretasi yang bertentangan antara realitas obyektif sebagaimana telah disepakati masyarakat umum.

Dalam konteks perpolitikan di negeri ini kita menemui ilusi-lusi tentang kekuasaan yang bertebaran di mana-mana. Sebut saja ilusi tentang empuknya kursi kekuasaan, ilusi tentang kehebatan seseorang bila menjadi anggota dewan atau menjadi presiden pada pemilu 2014 nanti.

Ilusi-ilusi semacam ini bersumber, baik dari para caleg atau capres maupun dari masyarakat umum yang memiliki harapan dan animo yang tinggi tentang perbaikan negeri ini.

Tentu saja ilusi itu berbeda dari halusinasi. Apabila halusinasi adalah sebuah pengalaman yang tampaknya berasal tanpa sumber rangsangan eksternal, maka ilusi bersumber dari rangsangan sensorik atau rangsangan internal.

Kendati demikian, baik ilusi maupun halusinasi kerap digolongkan sebagai (tanda) gangguan kejiwaan, dan keduanya secara teratur dan tetap dipandang sebagai penyakit kejiawaan oleh hampir semua orang.


Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.