iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Manuver Menggelikan

Manuver Menggelikan

Menggelikan. Ya, sungguh menggelikan saat menyaksikan manuver-manuver yang dilakukan oleh salah satu capres. Bau orde baru menguap kembali di negara ini. Bau itu bahkan sudah merusak penciuman masyakat yang tadinya menginginkan perubahan bersama Jokowi-Jusuf Kalla.

Prabowo dengan Gerindra-nya didukung oleh partai-partai oportunis yang memang tak pernah rela melepaskan diri dari kekuasaan seperti Golkar, PKS, PPP dan PAN. Para elit parpol ini secara jelas sedang menghalalkan segala cara untuk meraih kursi RI-1 dan berikutnya melakukan transaksi untuk jabatan menteri sebagaimana telah dijanjikan Prabowo kepada mereka.

Prabowo tahu dan sadar kalalu ia akan kalah dari Jokowi. Apalagi saat masyarakat tahu kalau ia berpasangan dengan Hatta Rajasa yang hanya bermodalkan besan SBY presiden sekarang. Hatta Rajasa sendiri bahkan tidak sadar kalau ia hanyalah alat yang dimanfaatkan oleh Prabowo dan Amien Rais yang memang tak suka negara ini aman tenteram dalam menggapai kemajuan menuju sebuah bangsa yang hebat.

Prabowo pun tampak berhasil. Ia telah berhasil mengumpulkan barisan sakit hati - yang tadinya berharap akan dijanjikan jabatan wapres, menteri atau pejabat setingkat menteri oleh Jokowi. Mereka yang memang berhasrat ingin menjadi bagian dari kekuasaan itu ditangkap dan dikumpulkan oleh Prabowo.

Mereka diambil dari kegalauan mereka oleh Prabowo dan sekarang dimasukkan ke dalam kamp konsentrasi untuk dicuci otaknya. Tak heran bila Mahfud MD yang tadinya berharap jadi capres dariPKB atau cawapres Jokowi, Rhoma Irama yang tadinya berharap jadi Cawapres PKB atau cawapres Jokowi serta Ical yang tadinya menawarkan diri menjadi Cawapres Jokowi dan beberapa pejabata lain yang punya niat yang sama pada akhirnya memang mental dan terjungkal.

Jokowi tak mau menjadi presiden sebagai akumulasi dari transaksi jabatan. PDIP dengan Megawati sebagai ketua umumnya pun tak rela kalau Jokowi menang hanya karena permainan para elit politik yang memberikan suaranya senilai satu jabatan penting di kabinet Jokowi mendatang.

Hanya Prabowo yang menangkap hasrat politikus-politikus murahan itu. Hanya Prabowo yang bisa menjanjikan jabatan sebagai menteri kepada mereka. Jokowi tidak. Bila Jokowi sadar bahwa bila menjadi presiden ada banyak profesional dan ahli yang akan mendukungnya; Sebaliknya Prabowo sadar bahwa tak banyak profesional yang mau menjadi bawahannya karena mereka akan ditindas dan diindoktrinasi secara militer.

Benarlah analisis para pengamat yang masih murni sebagai pengamat, bahwa kehebatan Prabowo ada pada kejeliannya memainkan hasrat akan kuasa dari para elite partai kendati dengan cara curang... sementara kehebatan Jokowi ada pada keteguhan dan ketegasan hatinya untuk tetap konsisten melawan politik transaksional, karena ia sadar rakyat sudah jeli dan cerdas dalam menentukan pilihannya.

Ini yang tidak dimiliki Prabowo! Bagi Prabowo yg cerdas itu hanya Aburizal Bakrie, Amien Rais dan Hatta Rajasa, PKS dengan poltik daging sapinya, Surya Dharma Ali dan gang PPP-nya atau Rhoma Irama dengan irama dangdutnya.

Ketegasan seorang Jokowi inilah yang akhirnya membuat suara dari partai-partai pendukung Prabowo terpecah. Golkar, PAN, PPP, PKS bahkan hampir separuh mengatakan akan mendukung Jokowi.

Hidup Jokowi ! Mari kita dukung capres yang tidak menjual jabatan demi jabatan, agar Indonesia menjadi Indonesia yang hebat !


Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.