iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Cuek Bebek


Kemarin sore, saat dijamu di rumah seorang sahabat di pedesaan nun jauh di perbatasan Simalungun-Karo sana, aku penasaran dengan pernyataan istri beliau saat aku bertanya situasi sosial terkini di masyarakat di daerah mereka.

"Membebeknya orang-orang di sini", jawab sang istri. .

Entah apa maksudnya, aku penasaran dan ingin segera tahu maksudnya. Hasratku untuk bertanya belum sempat kuutarakan saat teman yang duduk di sampingku, yang pekerjaannya memang sebagai 'tukang nanya' tiba-tiba nyelonong menimpali ibu tadi.

"Maksudnya membebek apa, bu?

"Begininya itu... , "dengan logat Karo yang kental ibu Barus berusaha menjelaskan...

"...masyarakat di sini memiliki karakter seperti Bebek, yakni PENYABAR. Lihatlah, saat periode tahun lalu seorang pemimpin berjanji akan memperbaiki jalan ke desa kami, dan kenyataanya tidak terpenuhi... masyarakat di sini tetap sabar.

Bahkan tadi siang terjadi, saat sang pimpinan tertinggi di wilayah kami itu datang dengan janji-jani yang sama.. masyarakat masih bersabar seakan janji yang dulu sudah dilupakan. Buktinya, saya lihat sendiri tadi, mereka riuh bertepuk tangan saat sang pimpinan tersebutr berjanji akan menyumbang sejumlah uang kepada mereka.

Entah itu nyata atau tidak, masyarakat di sini pasti akan sabar.

Tidak heran apabila di desa kami ini enak banget jadi pemimpin, apalagi bisa sekaligus menjadi tokoh yang diidolkan masyarakat. Apa yang mereka katakan hampir pasti diiyakan mayoritas masyarakat di sini. Masyarakat di sini memang membebek dalam arti memiliki kesabaran komunal yang luarbiasa.

Masyarakat di sini memliki kesabaran setingkat bebek, tetapi juga sekaligus cuek bebek dengan apa yang terjadi di lingkungannya," pungkas si ibu dengan nada gemas.

Tak heran bila janji apa pun yang pernah dikatakan para pemimpin, entah calon anggota legislatif entah pimpinan eksekutif, lagi-lagi masyarakat di sini MEMBEBEK alias MEMBEO. Mereka akan tetap BERSABAR dan MENURUT.
*****

Bebek memang suka berkumpul dan bergerombol. Tentu tak sembarang ngumpul. Bebek selalu beriring langkah dalam kekompakan luarbiasa. Tak heran bila bebek-bebek selalu sering membentuk formasi unik saat berjalan atau berenang di kolam. Menarik karena di dalam kelompok mereka selalu dipandu oleh seekor pemimpin.

Usut punya usut, setelah bertanya pada beberapa ekor bebek di tepi danau Toba, ternyata bebek juga memiliki kesetiaan status quo. Artinya, hanya bebek-bebek yang taat pemimpin yang masuk dalam gerombolan mereka.

Sementara mereka yang keluar dari struktur instruksional sang komando segea akan diingatkan, dan bila sudah pada tahap tertentu tak bisa lagi ditolerir, bebek-bebek nakal itu akan divonis bersalah dan dihukum. Hukuman tertinggi adalah disingkirkan dari kelompoknya.

Bila sistem komando satu arah adalah kekuatan komunitas bebek. Ada plus-minusnya. Godaan menjadi otoriter sangat besar, kendati pada tahapan tertentu, terutama saat sisi komando bernada positif, maka sistem ini bisa juga akan mempercepat laju kemajuan sebuah komunitas.

Sebetulnya masyarakat pun membutuhkan sistem komando satu arah (hirarki), tetapi harus digabungkan dengan sistem komando sirkular dengan komunikasi dialogis yang simteris.

Hewan jenis unggas ini memang memiliki spirit persahabatan yang apik dan hebat antar mereka, dan paling penting adalah mereka sangat percaya dan loyal pada pemimpin mereka. Keselamatan seluruh anggota komunitas tergantung mutlak kepada sang pemimpin mereka. Hal ini mengandaikan mereka memiliki komandan / pemimpin / bos yang memiliki karakter pemimpin yang bijaksana.

Masalah akan terjadi justru ketika terjadi perebutan menuju kursi pemimpin berlangsung dalam arena pertikaian dengan saling sikut.  Bagimana tidak, seperti bebek, masyarakat yang mem-bebek yang penuh kesadaran sekaligus cuek tak lagi peduli pada kualitas personal calon pemimpin mereka. Di titik inilah mereka akan mudah disogok, karena bagi mereka, kebaikan seseorang akan terlihat dari tindakannya hari ini.

Kelebihan lain dari bebek adalah sifat sosial yang tinggi, toleran, kompak. Sementara kelemahan yang sejalan dengan itu, sang bebek justru cenderung otoriter di kesehariannya.

Dalam konteks kehidupan sosial-masyarakat, tipe masyarakat yang sejajar dengan karakter di atas adalah tipe masyarakat yang memiliki sosial tinggi, toleran, bersahabat, relatif cerdas dan memiliki naluri untuk tanggap dengan lingkungannya.

Sebagaimana telah disinggung di atas, jenis hewan unggas ini memiliki kesabaran yang cukup tinggi serta kesetiakawanan yang luarbiasa. Bila ada bebek yang keluar dari kawanan maka ia akan dicuekin. Kiranya hal inilah yang melahirkan istilah "cuek bebek" yang kerap kita terjemahkan sebagai tak peduli lingkungan sekitar.

Istilah cuek bebek di sini sebenarnya membuncah dari spirit komunitas yang belebihan. Saat di dalam komunitasnya seekor bebek sering tampak terlalu percaya diri hingga tak peduli komunitas lain di luar dirinya.
*****

Di jaman sekarang ini semakin banyak orang yang tidak sabar. Sebaliknya malah jumlah orang yang grasak-grusuk dan berntal instan semakin bertumbuh pesat. Dinamika kehidupan masyarakat, dalam kontek kehidupan berbangsa pun sifat tak sabar ini begitu tampak jelas di hadapan mata kita.

Banyak orang tak bersabar menanti perubahan. Semua orang berharap sulap dalam hidupnya. Ada banyak orang ingin segera kaya, ingin segera terkenal, ingin segera 'dianggap', ingin segera dipandang sebagai orang yang paling berjasa di muka bumi ini.

Namun sangat disayangkan... mereka berharap kalau bisa keajaiban hanya berpihak pada mereka. Mereka tak mau susah. Bahkan manusia yang paling teristimewa di bumi semestinya kita belajar bersabar, tidak mengeluarkan amarah terhadap situasi dan kondisi yang sepeleh, serta kita tidak boleh secuek bebek itu, semestinya harus tanggap terhadap lingkungan dengan sikap sabar dan pikiran positif.

Berusahalah selalu belajar berpikir positif untuk kebaikan jiwa dan raga kita sendiri maupun orang-orang di sekitar kita. Ini adalah sebuah refleksi agar kita dapat terus belajar dan memperbaiki diri menjadi orang yang lebih baik di lingkungan kita. Mulailah dari diri kita sendiri.