Ad Unit (Iklan) BIG

Politisi Beragama

Posting Komentar
Politisi Beragama
Ada satu pernyataan yang kontraproduktif dari para politisi yang kebetulan beragama, "Jangan campuradukkan politik dengan agama!"

Pernyataan ini seakan-akan BENAR bila merujuk pada cara para politisi itu menjalankan tugasnya. Tentu sebagai penguasa yang haus tahta!


Tetapi serentak pernyataan ini juga sebagai PEMBENARAN atas tindakan mereka yang keluar dari ajaran agama yang mereka anut.

Kronologinya hidup mereka pun seakan berjalan dalam siklus ini:
- sebelum menjabat : ber-Tuhan.
- saat menjabat: tidak ber-Tuhan.
- setelah pensiun : kembali ber-Tuhan.

Enggak enak di Tuhan dong kalau gitu. Gimana enggak:
  • Saat kampanye: Tuhan dijadikan alat kampanye
  • Saat menjabat: melarang masyarakat membawa-bawa agama saat ia salah
  • Setelah pensiun: masa pertobatan, dan agama menjadi obat penyembuh kejahatan yang telah dilakukan semasa menjabat.


Dalam satu pertemuan, teman saya gemes dengan seorang anggota dewan yang mengamini kalau politik itu kotor. Kepada si anggota dewan itu ia lantas berang, "Apaan yang kotor. Kata siapa politik itu kotor? Ada juga otak sama nurani loe yang ngotorin politik".

Tongon do ai baya (Beneran kagak tuh?)


lusius-sinurat
Berbagai ide dan gagasan Filsafat, Teologi, Budaya, Politik, Pendidikan, dll. Kritik dan Saran silahkan kirimkan via email [email protected].

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter