iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

DAG-DKI dan Sejuta KTP Untuk Ahok

DAG-DKI dan Sejuta KTP Untuk Ahok
1 Juta KTP untuk Ahok itu bukan persoalan jumlah formulir atau fotocopy KTP. Pasti. Persoalan dukungan kepada Ahok juga bukan soal kalkulasi "one man onve vote" saat Anda berada di bilik suara.

Sebab bila 1jt KTP adalah persoalan prosentase, maka apa yang diputuskan MK tentang keputusannya yang terbaru, yakni 525.000 KTP rasanya akan menghentikan langkah kita para relawan.

Lantas apa artinya 1jt KTP untuk Ahok?

Saya teringat pengalaman para pedagang tradisional di Papua. Saat saya mau membeli Noken (tas dari akar pohon yang sangat tangguh hingga bisa mengangkut lebih dari 100 kg barang) dan mulai menawar, si penjual spontan menjawab, "1 juta!" dan kelipatannya.

Artinya, terminologi 1jt ini secara simbolik berarti sesuatu yang sangat banyak atau sesuatu yang sangat mahal. Mungkin bagi kita yang tinggal di perkotaan tak percaya bahwa di daerah-daerah terpencil uang sejuta seringkali dianggap sangat banyak.

1 juta KTP untuk Ahok (dalam meloloskannya saat verifikasi dari calon gubernur DKI dari jalur independen tahun depan) mengandaikan dukungan mayoritas dari penduduk Jakarta yang secara pasti akan memilihnya.

Cara ini memang sangat ganjil. Biasanya si calon independen akan merancang sendiri cara dan strateginya dalam mengumpulkan ktp demi meloloskannya. Tapi Ahok? Ia berbeda. Ia unik.

Bukan Ahok sendiri. Justru para pendukungnya, entah yang menyebut dirinya sebagai teman, sahabat, atau para relawan murni lain yang bergabung di Dukung Ahok Gubernur DKI inilah yang berjibaku, bersemangat, dan dengan antusias mengumpulkan KTP untuk dia.

Pasti ada rasa iri dari para balon dan calon bupati, walikota dan gubernur di daerah lain kepada sang gubernur yang pro-rakyat ini. Bagaimana tidak. Para calon bupati, walikota atau gubernur di daerah lain justru harus menghabiskan miliaran bahkan puluhan miliar untuk mendapatkan dukungan berupa fotocopy KTP seperti yang kita lakukan untuk Ahok.

Anda boleh percaya atau tidak. Ini fenomenal sekali di negara ini. Kenyataan bahwa ada pemimpin seperti Ahok yang "tanpa bersusah payah" justru bisa meraup dukungan jutaan KTP DKI memang meresahkan banyak kalangan eksekutif dan legislatif lain.

Kita sebut saja mereka sebagai lawan politik Ahok. Ada Lulung, M. Taufik, Fahri Hamzah, Fadliy Zon, dan tentu saja gengnya FPI yang secara nyata tak menduga hingga hanya bisa tercengang dengan fenomena ini.

Isu agama yang mereka lempar ke publik samasekali tak berbekas. Isu rasis apalagi, samasekali tak digubris oleh masyarakat Jakarta.

Saya tak berbicara tentang demokrasi, melainkan lebih pada suara hati. Sebab mayoritas masyarakat Indonesia semakin menyadari bahwa kepemimpinan itu bukan pertama-tama soal hirarki kekuasaan, melainkan sirkulasi pelayanan dari pemerintah kepada rakyatnya.

Faktanya Ahok telah memenangkan ratusan langkah dibanding pemimpin lainnya yang masih sibuk menata pesona diri mereka. Sementara Ahok telah dikejar-kejar oleh cinta rakyatnya, eh... pemimpin lain malah masih memelas meminta dukungan dari orang-orang yang tak mengenalnya.

Akhirnya, proyek pengumpulan 1 Juta KTP untuk Ahok harus kita pahami dari penilaian di atas: "Non multas sed multum!" (bukan soal banyaknya tapi terutama kualitasnya).

Ayo, penduduk DKI Jakarta,
ungkapkan cinta dan harapanmu pada pemimpin
yang sangat kalian kenal karakter dan prestasinya
apalagi sudah terbukti mengubah keadaan Jakarta menjadi lebih baik.

Kalian bahkan akan dikenang menjadi masyarakat perintis model kepemimpinan yang Bersih-Transparan-Profesional/Peduli bila pak Ahok kembali meneruskan ide-ide kreatif dan humanisnya di Jakarta.

Sebab bukan sesuatu yang mustahil bila Ahok kelak menjadi RI-1 atau RI-2 setelah berhasil mengubah wajah ibukota lewat sentuhannya yang sudah terbukti berhasil.

Bila kita semua dengan sungguh peduli pada bangsa ini, kita pasti tak akan membiarkan negara kita kembali dipimpin oleh mereka yang tak mencintai negara dan masyarakatnya.

Mari konsisten untuk men-Dukung Ahok Gubernur DKI (DAG-DKI) untuk periode selanjutnya.

#SalamDAG-DKI!
#Salam1JutaKTPuntukAhok

Lusius Sinurat

Lusius Sinurat