iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Baik Belum Tentu Benar

Baik Belum Tentu Benar

Banyak orang dalam kehidupan ini menyembunyikan keadaan yang sebenarnya secara jujur. Bertopeng atau pura-pura dengan maksud tidak terlihat wajah aslinya dengan tujuan tertentu.

Kejujuran , keaslian, maupun keadaan yang sebenarnya menjadi barang mahal adanya. Pada hal kebenaran, kejujuran itu adalah barang yang tidak bernilai harganya bagi ‘ Diri Sendiri ‘.

Kejujuran dan kebenaran merupakan prisai diri yang dapat melindungi dalam keadaan tertentu. Melaksanakan Kebenaran ibarat katak yang selalu mendekati sumur secara naluriah, Jadi kebenaran itu akan selalu mengundang ‘ Harta dan Kama tanpa dicari secara susah payah.

Dia akan datang sendirinya jika selalu melakukan kejujuran dan kebenaran. Jika melakukan sebaliknya lambat atau cepat akan mendatangkan penderitaan ataupun kesedihan lainnya.

Orang yang menyimpang dari perilaku kebenaran ibarat telur busuk, yaitu nyata adanya tetapi tidak ada manfaatnya. Mengerti atas perilaku kebenaran memang sulit, tipis perbedaan antara ‘ benar' dan ‘tidak benar‘ karena banyak dipengaruhi oleh faktor lainnya (Desa, kala, patra).

Orang bijak menyatakan mengerti atas Kebenaran ibarat mencari jejak ikan dalam air, atau mencari jejak burung terbang dilangit. Walaupun bagaimana sulitnya dan bagaimanapun penderitaan yang akan ditemui tetaplah berlaku ‘kebenaran‘.

Orang bijak akan selalu berpegang kepada kebenaran walaupun langit akan runtuh. Ibarat harimau bagaimanapun laparnya tidak mungkin akan memakan anaknya sendiri. Disini akan dikisahkan ceritra imajinasi perihal pelaksanaan menyimpang dari kebenaran.

Pada suatu hari ada seorang yang bertampang alim, suci membeli ayam goreng Fried Chicken sebanyak 2 potong, kentang 2 porsi dan minuman 2 gelas. Kebetulan sebagai Pramuniaga adalah pemilik Restoran itu yang mencoba membuat test apakah ada orang jujur berbelanja di restorannya.

Pemilik itu membungkus ‘ koran-koran bekas ‘ dengan menyelipkan 10 lembar uang pecahan Rp 100.000 an kedalamnya tanpa ayam goreng dan kentang. Pembeli tidak memperhatikan bungkusan itu apakah ayam goreng atau apalah didalamnya dan terus pergi setelah membayarnya.

Dia langsung menuju Mobilnya yang diparkir agak jauh dari restoran, tetapi masih bisa tampak jelas dari restoran. Pemilik memperhatikan tingkah laku pembeli itu dan ternyata dalam mobilnya duduk Gadis cantik disebelahnya. Pembeli begitu sampai dimobil segera membuka bungkusan ayam goreng menjadi kaget, bahwa yang dibungkus bukan ayam goreng dan kentang tetapi koran bekas dengan terselip 10 lembar uang Rp 100.000-an.

Pembeli kembali ke Restoran dengan marah-marah, dan Pemilik menjelaskan bahwa dia ingin mencari apakah ada orang ‘ jujur ‘ dikota ini yang akan diekspos dalam koran dan ditayangkan dalam salah satu stasiun TV. Pembeli itu tetap ‘ ngotot ‘ hanya meminta ayam goreng dan kentang yang dipesannya dengan mengembalikan lembaran Rp 100.000 an kepada Pemilik itu.

Dalam benak Pemilik bahwa masih ada orang ‘ jujur ‘ dikota ini karena mengembalikan uang itu dan tetap meminta ayam goreng dan kentang.

Pemilik melihat didalam ‘ Mobil ‘ itu ada Gadis cantik dan iseng bertanya untuk siapa 2 porsi ayam goreng itu, apakah ” ISTRI ANDA ” yang duduk didalam ” Mobil ” itu. Pembeli dengan tersipu menjawab itulah masalahnya, bahwa ” ISTRI ” saya dirumah dan yang itu adalah ” KEKASIH ” saya!

Banyak ceritra dimasyarakat yang berlaku seperti ini atau yang sejenis ternyata apa yang kelihatan baik, belum tentu benar adanya. Ada orang yang ‘ Sangar ‘ diluar tetapi didalam rumah takut sama istrinya yang setia.

Ada orang yang berprofesi sebagai penceramah Agama tetapi tingkah lakunya bertentangan dengan apa yang diceramahi.

Banyak sekali kejadian-kejadian seperti ini maka dari itu kita harus berhati-hati menilai orang baik-buruknya karena bisa salah menyimpulkan.

Jika melihat kawan atau teman anda seperti itu biarkanlah, atau beri nasehat yang benar dan kalau tidak mau , terimalah mereka seperti apa adanya.


Ahmad Suryani dan Lusius Sinurat