iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Adversity Quotient

Adversity Quotient

Ketika akhirnya Thomas Alva Edison (1847 - 1931) berhasil menemukan baterai yang ringan dan tahan lama, dia telah melewati 50.000 percobaan dan bekerja selama 20 tahun.

Tak heran kalau ada yang bertanya, “Mr. Edison, Anda telah gagal 50.000 kali, lalu apa yang membuat Anda yakin bahwa akhirnya Anda akan berhasil?”

Secara spontan Edison langsung menjawab, “Berhasil? Bukan hanya berhasil, saya telah mendapatkan banyak hasil. Kini saya tahu 50.000 hal yang tidak berfungsi!”.

Cerita di atas merupakan sebuah refleksi terhadap berbagai kondisi yang dihadapi saat ini. Banyak pihak dalam sebuah organisasi telah merasa berada dalam situasi aman dan nyaman sehingga tidak tertarik lagi untuk melakukan optimalisasi atas berbagai upaya yang dilakukan sehari-hari.

Hal ini nyatanya telah berdampak banyak pada tingkat kinerja dan produktivitas kerja yang dihasilkan karena rendahnya motivasi kerja berkorelasi negatif terhadap kinerja dan produktivitas.

Cerita Edison di atas memperlihatkan bahwa motivasi untuk berhasil akan memicu munculnya sikap gigih dan pantang menyerah, selalu mengarah pada kondisi optimal dan akhirnya akan mengarah kinerja dan produktivitas optimal.

Masalahnya kemudian adalah apa yang bisa dilakukan untuk terus memacu dan mendorong munculnya rasa pantang menyerah, gigih dan motivasi untuk sukses di kalangan anggota organisasi.

Untuk menjawab dan membangun solusi yang tepat atas pertanyaan ini, perlu dipahami berbagai tipe manusia sesuai dengan karakteristik kegigihan yang dimilikinya.

Pemahaman akan sifat dasar pribadi ini akan membangun kesadaran untuk menetapkan tingkat sukses yang diinginkan, upaya untuk membangun aktivitas yang akan mendorong tercapainya tingkat sukses yang diharapkan serta upaya untuk membangun sasaran berikutnya.

Kesadaran dan pemahaman inilah yang seharusnya dibangun sebagai bentuk motivasi dan kegigihan dalam mencapai sukses yang diinginkan bersama.


Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.