iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Awas Bahaya Asap

Kebakaran di Indonesia

Beberapa minggu berlalu, orang-orang berteriak sambil terengah menahan nafas, "Awas bahaya asap!"

Di Pulau Sumatera dan Kalimantan, teriakan itu sangat jelas terdengar; bahkan oleh masyarakat Malaysia dan Singapura, yang wilayahnya memang langsung bersebelahan. Di Pulau Jawa, terutama di Jakarta, orang-orang pun turut berteriak kendati dengan suara yang samar-samar, "Asap berbahaya bagi kesehatan kita!"

Masih di Jakarta, kaum politisi dan kaum elite, sekumpulan orang hebat yang jago berdebat, dan teristimewa mereka yang duduk manis di Senayan, juga datang dengan teriakan imut mereka, "Mari kita jadikan bencana kebakaran ini sebagai bencana nasional ! Inilah jalan kita menebus kekalahan!"

Beberapa politisi berotak Zonk juga datang dengan sensasi demi menunjukkan diri seakan peduli pada rakyat korban asap dan api, namun sangat disayangkan karena semua itu hanya cari sensasi dan demi membenarkan diri.

*****

Ada asap karena ada api ! Ada teriakan karena ada media yang menanggapi ! Ada orang berotak Fadli Zon, karena dia punya teman banyak "Brorjong" (ungkapan khas batak untuk orang ngaco).

Ada bencana dan lewat peran media mereka yang bukan korban bencana pun mendapat tempat mengungkapkan kepedulian mereka. Ada banyak orang yang peduli dari hati, tapi juga tak sedikit lebih hati-hati, bahkan banyak juga para politisi dan kaum pragmatis pencari sensasi hanya menjadikan bencana asap sebagai sarana eksistensi.

Mereka tak sungguh memadamkan api, tak tulus membantu para korban. Mereka hanya mencari cela untuk menyalahkan Jokowi dan menebus kegagalan mereka pada piplpres periode lalu. Lihatlah teriakan mereka di media, "Wahai rakyat Indonesia, bila bencana asap ini tak akan berhenti, mari kita salahkan Jokowi ! Mari kita semua beramai-ramai memakzulkan Jokowi!"

*****

Kebakaran Hutan Indonesia
Begitulah orang saling menyalahkan, kendati kami para korban asap (termasuk penulis) sangat menghargai kerja keras pemerintah yang telah berusaha sekuat tenaga memadamkan api hutan, juga memadamkan api caci maki dari dari para pengusaha serakah dan penguasa lokal yang sejak dulu memang sudah terbiasa bebal.

Semoga udara kembali normal, dan semua penyulut api segera diborgol, dan terutama mereka yang sengaja membakar hutan demi merampas lahan tumbuh-tumbuhan dan hewan.

Inilah pertanyaan terakhir yang mengusikku, "Kalau saja manusia korban asap bisa mencari pertolongan... lantas bagaimana dengan pepohonan, segala jenis tanaman dan semua jenis hewan yang terusir bahkan mati? Siapa yang peduli dengan kepunahan mereka?"

Wahai para pengusaha dan penguasa bajingan, "Berhentilah membakar hutan.
Bakarlah semangat hidupmu agar terhindar dari banyak beban! Jangan mencari perhatian dengan menjadikan masyarakat jadi korban!


Lusius Sinurat

Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.