iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Natal Bukan Perayaan Kaum Metal

Natal Bukan Perayaan Kaum Metal
Setiap Natal tiba, beberapa ulama selalu ambil pusing dengan boleh tidaknya mengucapkan "Selamat Natal" kepada umat Kristiani.

Himbauan itu tak hanya diproklamirkan lewat layar televisi, tetapi juga diposting di website, bahkan di status akun media sosial, ditulis di koran-koran dan di media elektronik lainnya.

Tak jarang juga larangan itu disampaikan secara langsung di mesjid-mesjid, tempat para imam berkotbah dari mimbarnya sendiri.

Sayang sekali, himbauan, tepatnya larangan di atas justru sering diabaikan alias tak dihiraukan oleh jamaahnya yang merupakan alamat larangan itu, yakni umat Islam.

Dalam hati, aku kerapa kasihan melihat para ulama yang doyan mengeluarkan fatwa ini. Jelas kasihan mereka.

Bagaimana tidak, mereka himbauan mereka malah dicuekin jamaahnya.

Mengapa tidak dihiraukan? Setelah diteliti secara saksama, terutama oleh ahli tata kata (etimolog) dan filolog (ahli istilah) ternyata penyebabnya cuma satu.

Para ulama mengatakan "Haram mengucapkan selamat Natal kepada umat Nasrani (Orang Islam menyebut umat Kristen dengan sebutan "Nasrani" yang berarti para pengikut orang Nasaret (asal Yesus).

Ternyata jawabannya cuma satu, karena si subyek yang membuat larangan ternyata bernama si Haram; dan si Haram sendiri yang mengucapkan Selamat Natal. Maka, kita orang Kristen hanya bisa menanggapi dengan kata, "Terimakasih, Haram!"

Selamat datang ke dunia cerdas; agar hidup tidak tampil culas! Bagi seluruh umat Kristen, entah Katolik entah Protestan, saya ucapkan selamat menyambut kelahiran Yesus yang kita imani sebagai Kristus, sang Penebus.


Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.